webnovel

A Dream 1

 

 

  Aku bangun dari tidurku yang nyenyak. aku melihat sekeliling dan mulai pergi keluar untuk menghirup udara segar. Aku mulai meregangkan tubuhku lalu melihat kebelakang untuk melihat tempat tinggalku. Sudah beberapa tahun sejak hari itu aku mulai tinggal di kuil ini sendirian, ini terasa begitu sepi aku bahkan jarang berbicara. Aku tidak tahu mengapa kuil yang terlihat cukup besar ini bahkan belum disadari saat aku pertama menemukannya. Sekali lagi ini terasa begitu sepi.

  Aku memutuskan untuk pergi sedikit lebih jauh untuk memandang kota dari tepi hutan. Terasa begitu hidup, aku ingin pergi kesana tapi aku sudah tidak memiliki tempat. Sepertinya sudah saatnya berburu makanan, aku harus menecek jebakan yang sudah kusiapkan. aku mendengar suara gemerincing lonceng. Sepertinya ada yang terjebak aku harus segera memastikannya sebelum dia terlepas. Jebakan pertama yang kupasang adalah jebakan untuk beruang tapi tetap saja itu sekarang menangkap sesuatu yang lain, lebih tepatnya seekor rusa. Ini sangat langka, mungkin bisa dibilang beruntung daging rusa bisa dibilang lezat dibanding yang lain. Aku mulai membunuh rusa  dan bersiap membawanya pulang tetapi jebakan kedua ku sepertinya mendapat sesuatu.  krincing krincing. suara jebakanku berbunyi.

  Jebakan keduaku berbentuk jaring yang akan menjebak ke atas mangsa, kupikir ini hari keberuntunganku tapi kurasa tidak. aku melihat kearah jaring yang terangkat. Yang terjebak disana bukanlah hewan melainkan wanita, aku tidak tertarik malah ini merepotkan tidak bisakah dia keluar sendiri darisana? Aku tidak ingin keberadaanku diketahui, tapi dia mungkin akan merusak jaring.

"sial apakah ini akhirnya?" wanita itu tertawa sambil bergumam

  Saat aku hendak melangkahkan kakiku pergi, dia terlihat menatap kearahku tapi seharusnya tidak mungkin lagipula aku sudah menyembunykan keberadaanku di hutan yang rimbun ini.

Wanita itu terlihat ketakutan dan bicara "h-hey apa disana ada orang? Kumohon jangan terlalu menyakitkan saat membunuhku"

Dia benar benar mengetahui keberadaan ku, aku memutuskan untuk keluar dari persembunyian dan ingin membebaskanya tetapi saat aku mendekat wajahnya tiba tiba memerah, ah... aku lupa sesuatu. Aku telanjang....