Seperti dugaanku. Bel bunyi nggak lama setelah itu, dan orangnya tentu saja Natasya. Siapa lagi? Aku melebarkan pintu membiarkannya masuk. Dengan gaya anggun ala-ala mamah muda, dia merentangkan tangan pada anaknya.
"Elen, Sayang. Mami datang..."
"Mami!" Anak itu langsung menghambur ke pelukannya.
"Tidurmu nyenyak, cantik?" tanya Natasya.
"Nyenyak. Tapi Elen nggak bobo sama daddy, Mam."
Aku melirik Satria yang berdiri nggak jauh dari Natasya.
"Loh, katanya Elen mau bobo sama daddy."
"Iya, tapi daddy bobonya sama Tante Rea di sofa."
Mataku melebar, kulirik Satria yang tengah menggaruk tengkuknya. Sementara Natasya, melirik kami berdua dengan pandangan canggung. Apa dia berpikir macam-macam? Ah kalau pun iya, bodo amat.
"Ehem!" Satria berdeham. "Mbak Nat, Elen belum mandi dia nggak mau dimandiin sama kita. Katanya mau mandi sama maminya aja."
"Benar Elen? Kalau gitu kita bisa mandi sekarang. Mami bawa baju ganti buat kamu."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com