Mama geleng-geleng kepala tiap kali bertanya tentang oleh-oleh yang aku bawa. Souvernir di sana unik-unik dan lucu. Aku juga membeli banyak kosmetik mulai dari masker, lip gloss, body lotion yang memiliki kemasan unik. Bahkan aku membelikan tembikar buat mama yang hobi masak.
Memang dus oleh-oleh punya Mama yang paling besar di antara semua. Karena aku tahu pasti, Mama nggak mungkin menikmati oleh-oleh itu sendirian. Mama tipe ibu-ibu yang doyan berbagi sama para tetangga. Dan memang tetangga di sini kerap memberi mama oleh-oleh juga kalau mereka pulang kampung. Jadi ya, mama harus gantian biar harmonis.
"Kamu ikut Mama ke pengajian aja besok, Re. Biar bantu Mama bagi-bagi ini juga."
"Nanti malam Rea pulang ke mansion Mah. Aku nggak nginep. Udah bilang Papa juga minta anterin."
Kami mulai membungkus oleh-oleh yang akan dibagi ke para tetangga. "Kamu masih marah sama Mama soal durian waktu itu?" tanya Mama.
"Nggak ih, ngapain aku masih mikirin itu, Ma. Udah lupa malahan."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com