"Argh!"
Nana membuang barang apapun yang berada di hadapannya. Saat ini ia benar-benar marah besar dengan Leon. Akhir-akhir ini mereka memiliki hubungan yang buruk. Semakin hari bukannya membaik, malah memburuk.
Ada saja hal yang mengundang Nana menjadi kesal dibuatnya. Leon makin sulit ia kontrol, pria itu berlaku seenaknya seolah semua balas dendam ini dimulai dari pikirannya sendiri.
Pada akhirnya pria itu melupakan posisi sebelumnya. Dasar kacang lupa kulitnya. Jika bukan karena bantuannya, dia tidak akan sampai sejauh ini.
Tok! Tok!
Pintunya diketuk dari luar. Tumben sekali asistennya mengetuk pintu segala. Padahal biasanya dengan bebas dia keluar masuk ruangannya.
"Ada apa Michelle? Masuk saja seperti biasanya!"
Cklek!
Pintu pun terbuka, Nana terpaku di tempatnya mengetahui siapa yang datang.
"Lama tidak berjumpa, Nana," sapa pria itu.
Sementara Nana yang masih begitu syok dengan kedatangannya tampak tidak bergeming di tempatnya. Apakah ia sedang bermimpi?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com