Malam hari, seperti biasa, sebelum tidur, Asha dan Angga akan berbincang sejenak mengenai anak-anak mereka. Perkembangan Kanaya, hingga seputar kekhawatiran Asha dengan tidak kunjung datang haidnya pada bulan ini.
"Apa yang kamu khawatirkan, Sayang?" Angga menghindu aroma rambut Asha yang segar. Mencium pelipisnya, mengusap rambutnya, seperti biasa jika mereka sedang membahas sesuatu.
"Kalau aku menopause dini gimana?" Asha mengutarakan kegundahannya.
"Ya, gak apa-apa. Itu, kan, udah alami, Sha." Angga tersenyum, masalah seperti ini saja bisa-bisanya membuat Asha cemas. Apa yang membuatnya cemas? Pikir Angga.
Angga kemudian melakukan gerakan yang tidak Asha sangka, memposisikan dirinya di hadapan Asha.
"Angga, mau ngapain? Anak-anak belum tidur, lho." Asha memperingatkan, kini mereka tidak lagi berada di Jerman. Setiap saat, salah satu anak mereka bisa saja tiba-tiba mengetuk pintu kamar mereka.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com