Ryan masih menanti jawaban dari Jenna. Ia rela mengemis hanya demi mendapat satu kata. namun, sepertinya, Jenna masih ingin berusaha untuk menepati perjanjian dan kesepakatan antara mereka.
"Maafkan, aku, Ryan ... aku masih akan bertahan dengan kesepakatan kita." Hanya itu kalimat yang dapat diucapkan oleh Jenna, karena di detik berikutnya, setelah ia memutus panggilan, tubuhnya melorot ke lantai, mendekap ponsel di dadanya. Menahan sakit yang mengiris, perih.
Ia tak pernah mengira Ryan akan begitu lemah dan mudah berubah-ubah layaknya musim. Hal itu jelas justru menyakiti Jenna. Jika memang ia tak menginginkannya, lebih baik hentikan untuk selamanya, jangan kembali saat Jenna justru telah berhasil memugar rasa cintanya terhadap Blake, dengan susah payah.
Jenna tak peduli, apakah Ryan akan mati, atau tidak, yang pasti sampai kapan pun ia akan menolak permintaan pria itu untuk bertemu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com