Syafiyya dan Irfan telah sampai di rumah mereka. Yang dibeli Irfan dari hasil kerja kerasnya membangun bisnis makanan. Laki-laki ini biarpun berasal dari keluarga kaya, tapi selalu ingin mengusahakan sendiri. Termasuk membeli rumah. Rumahnya lumayan besar tapi tidak semewah kediaman orangtuanya. Dari depan sudah kelihatan si pemiliknya adalah seseorang yang masih muda dan penuh kreatifitas.
"Ayo masuk." ajak Irfan setelah keduanya ke luar dari mobil. Irfan membuka bagasi dan menurunkan koper Syafiyya. Sedangkan Syafiyya nampak melihat-lihat sekeliling halaman rumah Irfan hahya hanya ditumbuhi dua polon palem dan satu pohon mangga. Sisanya rumput. Bukan sembarang rumput. Tepatnya seperti rumput sintetis.
"Kenapa pake rumput sintetis, Fan? kan bisa jadi sarang penyakit, terus dia ga bisa memproduksi oksigen. Sama aja panas jadinya." tanya Syafiyya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com