Selama beberapa saat, Edwin masih membantu Aila dengan mentransfer aura kehadirannya pada gadis itu. Dia melakukan sampai Aila terbiasa merasakan sensasi dari aura kehadiran. Setelah dia merasa cukup, Edwin menghentikan sesi tersebut.
"Kau sudah terbiasa dengan sensasinya, bukan, Aila?" Edwin berlutut di hadapan Aila, mempertanyakan perkembangan belajarnya. Anak kucing berbulu coklat sudah dia pindahkan kembali ke tudung yang tersangkut di bagian tengkuknya.
Aila yang terpejam berusaha membuka matanya. Dahinya penuh dengan peluh, walau yang dia lakukan sejak tadi hanya menerima perpindahan energi kehidupan dengan tubuhnya. Aila mengerjap untuk mengembalikan penglihatannya. Dia mengambil napas panjang, berusaha menanamkan sensasi aura kehadiran ke dalam ingatannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com