webnovel

Ivannie terkejut.

Mendengar pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut pria tampan di depan nya, Ivannie tersenyum dengan terpaksa.

" Tentu saja tuan, silakan lihat atau pegang jika tuan punya masalah di penglihatan anda. Jika asap yang mengepul itu tidak tampak di mata tuan, mungkin rasa panas bisa anda rasakan cukup dengan anda menyentuh cup nya. " ucap Ivannie yang mulai kesal.

Mendengar jawaban Ivannie bukan membuat Hendry marah tapi tindakan yang di lakukan Hendry setelah mendengar jawaban Ivannie, cukup membuat Ivannie terkejut.

" Ha ... ha ... ha ... ha ... ha ... ha ... " Hendry tertawa terbahak - bahak dan tidak dapat menghentikan tawa nya itu.

Melihat Hendry tertawa membuat Ivannie sedikit takut karena berpikir pria yang di hadapan nya memang ada gangguan kejiwaan.

Ivannie pun sedikit menjauh dan segera kembali ke belakang meja kasir. Ivannie juga bersiaga dengan tongkat yang berada di belakang kasir yang memang sudah di siapkan nya untuk berjaga - jaga jika ada pembeli yang berniat jahat.

Saat ini semua orang sedang sibuk di belakang. Jadi Ivannie hanya bisa mengandalkan diri nya sendiri.

Ivannie sesekali melihat ke arah pria itu, untuk mengetahui pergerakan pria itu.

Melihat pria itu sudah berhenti tertawa, Ivannie merasa sedikit lega. Ivannie pun kembali melakukan kesibukan menata rokok yang berada di dekat nya.

Ivannie masih bersikap waspada, itu lah mengapa dia memilih untuk tetap berada di sekitaran meja kasir.

Selain lebih terlindung, di samping bawah nya juga ada tongkat yang bisa dengan mudah di ambil nya kapan saja, diri nya memerlukan.

" Heiiii ... "

Suara panggilan yang tiba - tiba membuat Ivannie terkejut dan berteriak " Ahhh !!!. " bungkusan rokok di tangan nya pun jatuh.

" Maaf ... maaf ... aku tidak bermaksud membuat mu terkejut. " ucap Hendry tulus dan merasa bersalah melihat Ivannie terkejut sampai berteriak dan menjatuhkan barang yang di tangan nya. Wajah gadis cantik itu pun terlihat pucat. Hendry juga merasa kuatir. Dengan segera dia mengambil sebotol air mineral yang berada di dekat nya. Dan memberikan pada Ivannie.

" Minum lah lebih dahulu. " ucap Hendry lagi.

Ivannie menerima botol air mineral itu tapi meletakan nya di atas meja. Dan Ivannie sedikit menunduk mengambil botol minuman dari bawah meja itu.

Hendry melihat Ivannie meminum air dari botol nya sendiri.

Hendry pun tahu dengan jelas melihat botol minum nya, Ivannie rupa nya lebih memilih meminum air minum yang di bawa nya sendiri.

Setelah minum air, Ivannie merasa tenang lalu menutup kembali botol minum nya dan menaruh nya kembali ke dalam laci nya.

" Ada yang bisa saya bantu tuan ?. " tanya Ivannie dengan wajah tenang tanpa ekspresi tapi dengan tetap tersenyum.

Reaksi Ivannie yang seperti itu membuat Hendry merasa canggung.

" Hemm ... hemmmm ... aku ingin minum. " jawab Hendry.

" Silakan pilih minum an yang anda ingin minum lalu anda bisa membawa nya kemari dan membayar. Setelah itu anda bisa meminum nya. " jawab Ivannie.

" Ambilkan untuk ku. Habis makan tapi tidak di beri minum. " ucap Hendry santai.

Walaupun bagi Ivannie yang sudah terbiasa dengan sikap pelanggan yang beraneka ragam. Tapi sikap seperti pria yang di depan nya saat ini benar-benar baru pertama di jumpai nya.

Dan belum lama Ivannie bersama pria ini, entar berapa banyak dia di kejutkan oleh nya.