" Siang bos besar. " sapa sang kepala pengawal yang bertugas mengawal si bos tua.
" Katakan !!. " ucap si bos besar dengan wajah dingin tanpa ekspresi dan suara datar.
" Bos tua seperti biasa tidak ingin kami mengawal nya ... " ucapan si kepala pengawal itu di potong langsung oleh bos besar nya.
" Abaikan saja !!! Ikuti dia setiap kali dia menginjak an kaki nya keluar dari gerbang kita walau selangkah. Jangan membiarkan nya keluar rumah tanpa pengawalan. Jika terjadi sesuatu dengan orang tua itu, kalian khusus nya kamu bersiap untuk menanggung konsekuensi nya. " ucap si bos besar.
" ... " si kepala pengawal sejenak ragu apa dia harus menyampaikan atau tidak.
" Apa ada hal lain nya ?. " tanya si bos besar.
" Hari ini bos tua bertemu gadis muda ... " ucapan si kepala pengawal kembali tertahan oleh suara tuan nya.
" Kakek tua itu ... sejak kapan suka gadis muda ?. " tanya si bos besar dengan mengerutkan kening nya.
" Bukan seperti itu, hari ini ada seorang gadis muda yang bersikap sopan dan baik pada bos tua. Gadis muda itu membantu bos tua menyeberang jalan, bos tua dan gadis muda itu juga sempat berbincang. " jelas si pengawal.
" Si kakek tua mau di bantu orang asing ?? Dan dia bahkan berbincang ???. Apa kamu tidak salah lihat ?? Mungkin mereka bukan berbincang tapi si kakek tua yang keras kepala itu sedang memarahi nya. " tanya si bos besar.
" Awal nya kami pun berpikir bos tua akan memarahi nya saat si gadis muda itu membantu nya menyeberang jalan. Tapi bos tua bahkan membiarkan gadis muda itu menggandeng tangan nya. Dan setelah nya saat berbincang bos tua pun terlihat ramah dan ... tersenyum. " ucap si pengawal.
" Si kakek tua mau di sentuh oleh orang asing ?. " tanya si bos besar lagi pada pengawal itu.
" Ia benar bos. " ucap pengawal itu dengan yakin.
" Baik lah, kamu boleh pergi. " ucap bos besar pada pengawal nya. Lalu dengan patuh si pengawal pun undur diri.
" Ini aneh, harus nya si kakek tua sama seperti ku. Tidak bisa di sentuh sembarangan orang. Hal ini sudah turun - temurun, setiap generasi ada satu yang seperti itu. Kakek ku lalu ayah ku dan dari anak ayah ku jatuh nya pada ku bukan pada kakak ku. Itu juga alasan para pria di keluarga kami secara turun - temurun adalah pria yang satia pada pasangan nya karena sangat susah bisa bertemu wanita yang bisa di sentuh dengan nyaman dan bisa membuat kami terangsang.
Mungkin ini berkah atau kutukan tapi yang jelas sangat di sayangkan.
Sangat di sayang kan, padahal kami mempunyai banyak uang dan wajah tampan ini. Ingin bisa "menikmati" banyak wanita tapi di sentuh mereka saja membuat ku sangat tidak nyaman, bagaimana bisa membuat ku terangsang. Walau tidak ada efek apapun pada tubuh ku, tapi perasaan tidak nyaman itu tidak bisa di hilangkan. Dan tidak ada efek apapun yang bisa diperiksa dan di teliti secara nyata oleh dunia kedokteran membuat kami tidak bisa mengobati nya juga. Aku bahkan sudah melewati pada puber ku tapi sampai sekarang aku masih perjaka. Tidak pernah tidur dengan wanita apalagi ber pacaran. Dulu aku hanya bersekolah dan jadi kutu buku. Lalu sekarang pun aku hanya sibuk bekerja. " benak si bos besar kesal.