webnovel

Devil's Fruit (21+)

"Aku tau aku ini hasil dari pembuahan terlarang yang tak bisa terelakkan. Bahkan aku tau kekuatanku yang sebenarnya dan aku sangat membenci itu. Aku berharap aku tak pernah ada jika hidupku selalu dalam teror seksualitas yang mati-matian aku hindari." Andrea merasa hidupnya jungkir balik saat mendekati usia 17 tahun, dimana dia akhirnya tau bahwa dia adalah keturunan salah satu raja iblis Incubus di Underworld. Cambion. Itulah sebutan baru bagi dirinya. Apakah dia nantinya akan memiliki tanduk? Apakah dia nanti akan berwajah seram? Berekor? Yang jelas, Andrea tidak menyukai kekuatan barunya. Kekuatan yang membuatnya menarik perhatian para lelaki. Kekuatan yang membuatnya harus terus lari dan dilindungi. Sedangkan Dante, seorang Nephilim yang berhasrat naik ke Surga, dia harus membunuh 100 keturunan Iblis agar bisa menjadi seorang Angel. Dan Andrea merupakan target buruan ke-99. Namun, ketika feromon gadis itu terlalu menggoda, Dante menghadapi dua pilihan: tetap membunuh Andrea? Atau justru memiliki Andrea untuk dirinya sendiri? WARNING: - HANYA UNTUK PEMBACA BERUSIA DI ATAS 17 TAHUN - ERO-FIC - TIDAK UNTUK MANUSIA SUCI & ANAK-ANAK - VULGAR & EKSPLISIT - BEBERAPA DIALOG MEMAKAI BAHASA GAUL & KASAR - TAK PERLU MEMBAWA SARA KE KOMENTAR KALIAN KARENA INI BUKAN NOVEL RELIGI!

Gauche_Diablo · Fantasia
Classificações insuficientes
1613 Chs

Mengukir Rune di Kertas

Fruit 652: Mengukir Rune di Kertas

Di depan Jovano sudah ada kertas kosong dan spidol hitam. 

"Jo, kau siap?" tanya sang kakek, King Zardakh. Ia bisa melihat cucunya gugup entah karena tidak percaya diri atau karena terlalu bersemangat. 

Jovano mengangguk sekali dan tegas. "Siap, Opa!" 

"Bagus! Sekarang, coba kamu torehkan rune apapun yang menurutmu paling mudah!" King Zardakh sudah duduk tenang di samping cucunya. 

Sementara Jovano berpikir sejenak untuk mengingat ukiran rune yang sudah dia ketahui, Andrea dan yang lainnya menanti dalam diam di depan Jovano. 

Tidak berapa lama kemudian, Jovano sudah mulai menunduk melihat ke kertas di atas meja sembari dia memegang spidol hitamnya, siap memulas kertas putih itu dengan coretan bermakna. 

Sreett! Sreettt… sreettt!

Jovano sudah menorehkan spidolnya ke kertas putih. Hanya empat detik saja dan beberapa lekukan garis sudah ada di sana.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com