webnovel

Demi Cinta Kita

Ruth adalah seorang dosen fakultas seni yang menemukan cintanya pada April, gadis yang memiliki bakat dan mimpi untuk menjadi penyanyi terkenal. Tak hanya dukungan moril, Ruth bahkan rela bekerja apa saja untuk mendapatkan uang demi mewujudkan impian kekasihnya. Tak jarang ia mengabaikan kesehatannya, kendati Tom sahabat sekaligus dokter pribadinya sering memperingatkan bahaya penyakit yang selama ini diidapnya. Suatu hari April mengalami kecelakaan fatal. Ruth di hadapkan pilihan yang amat sulit. Akankah ia bertahan atau harus mengorbankan hal yang paling berharga dalam hidupnya. Di sisi lain orang tua April yang tak merestui hubungan mereka tak berhenti menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada pada putri mereka. Bagaimana Ruth menghadapinya dan keputusan apa yang ia ambil??

Naufira_Andriani · Outros
Classificações insuficientes
7 Chs

Takdir

"Ruth…dari mana saja?"

April berbalik, ia kaget melihat Ruth telah berada di belakangnya, padahal dari tadi handpone kekasihnya itu tak bisa dihubungi.

"Aku keluar sebentar ada keperluan."

Jawab Ruth dusta. Ia menyembunyikan penyakitnya pada April. Mengetahui penyakitnya hanya akan membuat April kehilangan konsentrasi. Tiba tiba gadis itu memeluknya.

"Kau melewatkannya Ruth…aku lanjut ke grandfinal, 2 minggu lagi adalah penentuan. Oh…aku gugup sekali."

Ruth melepas pelukannya, ia mengusap kedua pipi April. Tatapan mereka begitu dekat.

"Aku yakin kau akan menang dan menjadi bintang."

April tersenyum. Matanya berbinar binar.

"Ayo kita rayakan… Ada café yang tidak terlalu jauh, mari temani aku minum kopi sebelum aku kembali ke mess."

April melingkarkan tangannya di lengan pria itu dan kepalanya bersandar di bahu Ruth. Mereka berjalan meninggalkan gedung sambil sesekali bercanda. Suasana malam mulai sepi, sesekali April mengeratkan jaketnya saat angin yang kencang berhembus. Ruth semakin menggenggam jemari gadis itu mengatasi hawa dingin yang menusuk kulit. Tiba tiba langkah April terhenti, sepertinya ia teringat sesuatu. Ia membuka ranselnya memeriksa, dan tak menemukan yang ia cari.

"Ya Allah..aku lupa ngambil headset ku..pasti ketinggalan di ruang ganti. Kamu tunggu disini ya!"

Belum sempat Ruth mencegah, April telah berlari meninggalkannya. Ia melihat April masuk ke dalam gedung di seberang jalan dan menghilang. Ruth memutuskan untuk menunggu sambil duduk di bangku taman. Beberapa saat kemudian lambaian tangan April membuyarkan lamunannya. Gadis itu dengan lincah berlari kecil menerobos jalan yang mulai sepi. Namun lampu sorot mobil yang menyilaukan mata tiba tiba mengoyak kegelapan malam itu. Mata Ruth membelalak, Ia berteriak memperingatkan kekasihnya. April tersentak, namun tak dapat lagi menghindar saat sebuah SUV kuning dengan kecepatan tinggi menabrak tubuhnya hingga terpelanting. Ia terpental diantara barisan pepohonan taman. Darah segar mengalir, seketika April kehilangan kesadarannya dan tak mendengar teriakan Ruth yang memanggil namanya.