webnovel

Demi Cinta Kita

Ruth adalah seorang dosen fakultas seni yang menemukan cintanya pada April, gadis yang memiliki bakat dan mimpi untuk menjadi penyanyi terkenal. Tak hanya dukungan moril, Ruth bahkan rela bekerja apa saja untuk mendapatkan uang demi mewujudkan impian kekasihnya. Tak jarang ia mengabaikan kesehatannya, kendati Tom sahabat sekaligus dokter pribadinya sering memperingatkan bahaya penyakit yang selama ini diidapnya. Suatu hari April mengalami kecelakaan fatal. Ruth di hadapkan pilihan yang amat sulit. Akankah ia bertahan atau harus mengorbankan hal yang paling berharga dalam hidupnya. Di sisi lain orang tua April yang tak merestui hubungan mereka tak berhenti menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada pada putri mereka. Bagaimana Ruth menghadapinya dan keputusan apa yang ia ambil??

Naufira_Andriani · Outros
Classificações insuficientes
7 Chs

Karena Restu

"Ayah..lihatlah perjuangan Ruth untukku, dia tidak seperti yang ayah pikirkan. Ruth adalah pasangan yang tepat untukku." April menghiba pada Danu, ayahnya. Pria setengah baya itu masih bergeming. Ia sangat terkejut dengan kondisi April yang di rawat di Rumah Sakit, hal ini semakin membuat benci dan sakit hatinya bertambah pada sosok pria yang dicintai putrinya.

"Tak ada pernikahan beda keyakinan didalam keluarga kita. Kau lebih memilih dia daripada kami?"

"Tidak ayah…"April menangis hingga suaranya serak. Bagaimana mungkin ia bisa memilih antara orang tua dan cinta sejatinya.

"Aku hanya ingin membuat ayah dan ibu bangga. Ayah tau jika impian ku menjadi seorang penyanyi sejak kecil dan Ruth membantuku untuk mewujudkannya. Sudah sejauh ini yah…kami berjuang bersama sama tinggal setahap lagi."

"Tidak April!" teriakan Danu menggelegar di ruang rawat itu. Ia berbalik dan menatap tajam putrinya.

"Kau akan selalu berada di bawah bayang bayangnya, begitu pun saat impianmu terwujud ia akan mengendalikanmu. Sementara kau berpikir ini bentuk dari sebuah balas jasa, kau pun akan menuruti segala kemauannya dan tanpa kau sadari kami akan semakin kehilanganmu." Tukas Danu. Matanya berkaca kaca, segera ia menengadah agar air matanya tak tumpah.

"Terkadang ayah menyesal menguliahkanmu di luar kota. Andai saja kau tak bertemu dia. Atau jika saja kau tak terlibat terlalu dalam dengannya, mungkin apa yang kau alami sekarang tak akan terjadi. Baiklah… Setelah semua ini, kita pulang ke rumah dan ayah pastikan kau tak akan berjumpa dengan dia lagi." Kata kata Danu disambut isak tangis April, sungguh hatinya hancur berkeping keping. Sementara Ruth termangu mendengar kata demi kata itu dari balik pintu. Tak sanggup ia mendengarnya lebih lama lagi. Kakinya melangkah menjauh menapaki koridor Rumah Sakit, diraihnya beberapa botol obat di dalam saku dan ia hempas ke tempat sampah sebelum menghilang di dalam lift.