webnovel

Demi Cinta Kita

Ruth adalah seorang dosen fakultas seni yang menemukan cintanya pada April, gadis yang memiliki bakat dan mimpi untuk menjadi penyanyi terkenal. Tak hanya dukungan moril, Ruth bahkan rela bekerja apa saja untuk mendapatkan uang demi mewujudkan impian kekasihnya. Tak jarang ia mengabaikan kesehatannya, kendati Tom sahabat sekaligus dokter pribadinya sering memperingatkan bahaya penyakit yang selama ini diidapnya. Suatu hari April mengalami kecelakaan fatal. Ruth di hadapkan pilihan yang amat sulit. Akankah ia bertahan atau harus mengorbankan hal yang paling berharga dalam hidupnya. Di sisi lain orang tua April yang tak merestui hubungan mereka tak berhenti menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi pada pada putri mereka. Bagaimana Ruth menghadapinya dan keputusan apa yang ia ambil??

Naufira_Andriani · Outros
Classificações insuficientes
7 Chs

2 Demi Dia

Keringat dingin mengalir di wajahnya. Ruth berjalan terhuyung huyung. Ia berpegangan disepanjang dinding yang dilewatinya. Nafasnya sesak pandangannya kabur. Jantungnya berdebar cepat dengan rasa sakit yang teramat sangat. Susah payah ia mengunci pintu toilet dan terduduk diatas closet. Tangannya gemetar meraih beberapa botol obat dari dalam saku jasnya dan meminum ke lima jenis pil yang berbeda sekaligus. Ruth terkulai, samar samar ia hanya mendengar suara pembawa acara diiringi tepuk tangan penonton hingga akhirnya ia tak merasakan apa apa lagi. Teringat beberapa hari lalu percakapannya dengan Tom, sahabat kental sekaligus dokter langganannya selama ini.

"Kondisimu kelihatan semakin memburuk Ruth, sebaiknya perbanyak istirahat dan hentikan sejenak mencari uang hingga larut malam."

Ruth menyunggingkan sudut bibirnya, ia tertawa seolah nasehat Tom sebuah lelucon. Bagaimana mungkin ia dapat melakukannya, pekerjaannya sebagai seorang dosen musik tak akan cukup mendukung impian April dari segi finansial. Sejak memutuskan untuk mendukung cita cita kekasihnya, mereka gencar mencari dan mengikuti kompetisi menyanyi dimana pun itu. Dari mulai tiket pesawat hingga gaun gaun mahal yang April kenakan adalah hasil kerja kerasnya. sejak setahun terakhir ini Ruth melakoni berbagai macam pekerjaan hingga sering lupa waktu.

"Kau pikir aku bercanda hah?...jika kau mengabaikan ini, kau bisa mati kapan saja!" Hardik Tom. Ia mengambil 2 botol air mineral dari kulkas dan memberi salah satunya pada Ruth.

"Jadi berapa lama kira kira aku bisa bertahan?"

"A..apa?" Tom hampir memuntahkan air yang telah mencapai tenggorokannya mendengar pertanyaan bodoh itu.

"Kau gila! tentu saja kau akan terus hidup, asal kau rutin minum obat."

"Aku bosan minum obat…hampir separuh hidupku tergantung padanya."

"Ya mau bagai mana lagi." Tom menyandarkan punggungnya di kursi ruang prakteknya. Beberapa tahun yang lalu Ruth di vonis menderita jantung koroner. Warisan dari ibunya.

"Kenapa tiba tiba kau kehilangan gairah hidup? Apa ada masalah antara kau dan April?"

Tom melihat sahabatnya, biasanya Ruth akan bercerita apapun itu padanya. Keluarga atau hubungannya dengan April yang tak kunjung mendapat restu. April merupakan salah satu mahasiswi di Fakultas Seni tempat Ruth bekerja. Awalnya tidak ada yang istimewa hingga suatu hari gadis itu bergabung dalam sanggar paduan suara binaan Ruth. Dari hari ke hari hubungan mereka semakin dekat , sayangnya April berasal dari keluarga muslim yang taat sementara Ruth beragama Hindu. Sejak keluarga April mengetahui hubungan mereka. Ruth kerap mendapatkan perlakuan kasar dari ayah kekasihnya. Terakhir mereka bertemu, Ruth hampir saja dijebloskan ke penjara karena di tuduh menculik April.

"Aku hanya tidak ingin menyakitinya lebih jauh lagi, sewaktu waktu aku bisa saja mati dan ia pasti akan sangat sakit. Berulang kali aku mencoba untuk menjauh tapi ternyata sangat sulit."ujar Ruth.

"Ini bukan sepenuhnya salahmu. Kalian saling mencintai, justru jika kau tiba tiba meninggalkan dia, itu malah lebih buruk."

"Dia tersiksa bersamaku…aku hanya bisa membuatnya menjadi seorang bintang, tapi bukan anak yang berbakti. Aku memang memberinya cinta, tapi aku hanya pria asing yang baru dia kenal beberapa tahun, sementara ia menelantarkan orang tua yang telah mengorbankan hidup mereka untuknya."

"Lantas kau akan menyerah?"

"Aku tak menyerah..tapi aku memberinya ruang agar dia menikmati apa yang ia miliki, aku tak ingin cinta ini menjadi ego, karena melihat dia bahagia adalah cinta yang sesungguhnya." Ruth menarik nafas panjang dan menatap serius Tom.

"Berjanjilah padaku untuk satu hal."