webnovel

Demi Ayah, Cintamu Ku Tolak 2 Kali

Demi ayah, Cintamu Ku Tolak dua kali berkisah tentang cinta seorang gadis keturunan Gorontalo-Bandung yang sangat sederhana namun kecantikannya sangat menggoda kaum adam. Dengan seorang pemuda berdarah campuran Manado Gorontalo, berpostur tinggi, kulit sawo matang, hidung mancung, pintar diberbagai bidang di sekolah, dan juga sebagai ketua kelas di kelasnya. Laki-laki itu bernama Fahriyanto Putra Adam. Sedangkan sang gadis bernama Putri Aisyah Kusumawati Zahra. Aisyah dikenal akan keramahannya kepada semua teman-temannya, sehingganya ia memiliki banyak teman. Awal kisah cinta mereka dimulai akhir semester saat duduk di kelas 11 SMA. Awalnya Aisyah tak mengetahui kalau Adam sejalur dengan rumahnya. Aisyah yang kadang kala membawa motor kesayangannya, hari itu tak sempat membawa motor. Terpaksa Aisyah harus pulang dengan menaiki alat transportasi andalan dikotanya. Yaitu bentor! Bentor memanglah kendaraan khas Gorontalo. Tak heran Bentor menjadi primadona bagi masyarakat. Saat menunggu Bentor di perempatan jalan, saat itu Aisyah berteduh disalah satu halte dekat kampus Universitas Gorontalo atau UG. Selang 5 menit kemudian ada seorang laki-laki menghampiri halte lalu duduk disamping Aisyah. Disitulah Aisyah jatuh hati terhadap laki-laki itu. Aisyah nampak kagum melihat sosok laki-laki yang mirip dengan ayahnya. Dan ternyata laki-laki itu pun sudah jatuh hati kepada Aisyah. Maklumlah Aisyah orangnya sangat cantik. Kulitnya putih bersih, bibirnya merah alami, alisnya tebal, bulu matanya lentik alami, matanya sipit, dan hidungnya agak tinggi. Yahh walaupun begitu Aisyah juga memiliki kekurangan dibagian postur tubuhnya. Maklumlah Aisyah agak gendutan, dan tidak tinggi. Hehehe walau begitu, kecantikannya menutupi bodi tubuhnya yang gendut itu. Hari itu saat pertemuan pertama mereka, mereka masih naik Bentor sendiri-sendiri. Begitu pun dengan hari ke dua, tiga, dan empat. Barulah di hari ke lima, Adam mulai memberanikan diri untuk bercakap. Dan ternyata mereka berdua searah alamat rumahnya. Itu kali pertama Adam dan Aisyah naik Bentor bersama. Seminggu, dua minggu bahkan tiga minggu, mereka tetap pulang dengan menaiki Bentor yang sama. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pacaran. Namun sayang, Aisyah merasa takut. Takut akan rumor pacarannya dengan Adam terdengar sampai ke ayah dan bundanya. Tepat 1 bulan 7 hari, Aisyah memutuskan hubungannya dengan Adam. Bukan karena sudah tak cinta atau sayang lagi, namun Aisyah takut jika hubungan ini akan sampai ke ayahnya. Karena Aisyah tau akan aturan dalam keluarganya. Bahwa tak ada yang boleh pacaran sebelum memegang gelar S2. Jika didapati ada yang pacaran, maka ayah akan menikahkannya. Dan itu membuat Aisyah takut. Sehingga kata PUTUS menjadi jalan terbaik untuknya dan Adam. Tak berselang lama, sekitar 5 bulan kemudian, mereka berdua jadian lagi. Adam tak bisa membendung rasa rindu dan sayangnya terhadap Aisyah. Begitu pun dengan Aisyah. Sebenarnya rasa itu tak akan terus tumbuh kalau mereka berdua pisah sekolah. Hehehe namun apalah daya, Aisyah dan Adam sejurusan namun beda kelas. Jadwal pengayaan kelas 12 juga berbarengan. Jadwal Bimbel untuk persiapan UN juga sekelas, bahkan mereka berdua semakin akrab dengan rutinitas akhir dibangku SMA kelas 12 kala itu. Sehingganya cinta mereka berdua nyambung kembali. Sama dengan awal mereka pacaran, Aisyah memutuskan hubungannya dengan Adam dengan 1 alasan yang sama. Yaitu takut ayahnya mengetahui hubungannya dengan Adam lalu menikahkan mereka berdua. Dan mereka pun PUTUS untuk kedua kalinya... Saat memasuki ranah Kuliah. Aisyah mengambil Jurusan Bahasa Indonesia, dan si mantan "Adam" mengambil Jurusan Ekonomi. Semenjak kata PUTUS kedua di masa SMA itu, Aisyah dan Adam tak pernah bertemu. Pernah sekali bahkan dua kali, namun habis itu pertemuan tak berjodoh lagi. Hingga saat ini, Aisyah memilih untuk tak mengenal laki-laki lagi. dan Adam?? Ia sudah memiliki pasangan yang baru.. Dan kabarnya, mereka berdua akan menikah dalam waktu dekat ini...

Bipong · Geral
Classificações insuficientes
2 Chs

Perasaan Itu Lagi..

5 menit usai laki-laki itu pergi, Bentor langgananku sampai di Halte tempat ku berteduh.

"Maaf uti kita lama ba jemput pa ngana! Jangan marah aa". Ujar Agus, pemuda yang menjadi pengemudi Bentor langgananku itu.

"Hhhe ia tidak apa-apa". Jawabku dengan halus dibarengi dengan senyuman manis andalanku.

20 menit kemudian, Bentor yang Aisyah tumpangi sampai di depan rumah. Ia langsung pamit, dan mengucapkan terima kasih kepada Agus "Abang Bentor" langganannya itu..

"Assalamu'alaikummm". Ujar Aisyah saat memasuki area ruang tamu rumahnya.

Aisyah nampak kecewa, sebab salam yang ia lontarkan tak dijawab oleh satu orang pun. Yahh maklumlah Ayah dan Ibu itu kalau baru jam segini ngak pernah ada dirumah. Sibuk keluyuran sama bisnisnya. Dan pastinya aku tinggal selalu bersama dengan Asisten Rumah Tangga. Namanya Bi Nuri. Sudah pasti Bi Nuri tak mendengar salamku, karena ia sedang memasak di dapur untuk persiapan makan malam nanti.

Entah mengapa hari ini terasa panjang bagiku. Kamarku yang berada di lantai 2, memaksaku untuk menapaki puluhan anak tangga. Tak seperti biasanya, hari itu seluruh organ tubuhku lemah tak berdaya. Namun, aslinya tubuhku nampak baik-baik saja jika di lihat mata telanjang. Entahlah...

Akhirnya pun ku sampai di depan pintu kamar. Tak ku gubris panggilan "Nona" dari Bi Nuri yang membuatnya menyusul ke kamarku..

"Nona kenapa? Bi buatin Jus dan Nasi Goreng kesukaanmu yahh". Tanya Bi Nuri dengan wajah yang penuh kasih sayang layaknya seorang ibu yang mengkhawatirkan anak gadisnya.

Dengan suara setengah sadar ditambah kekuatan suara yang mulai merendah, Aisyah menjawab pertanyaan Bi Nuri.

"Iya Bi. Buatin Isyah Jus Apel dan Nasi Goreng yahh! Entar bibi taruh di meja situ ajah". Sambil menunjuk meja, lalu tanpa sadar tiba-tiba tangan Aisyah melemah hingga jatuh dengan sendirinya. Hal itu membuat Bi Nuri tambah khawatir.

"Nona! Nona! Noonaa! Bangun Nonnn!"