"Awwww sakit tau Vin!! "ucap Ayra kepada Vino teman sekelasnya yang tiba tiba menabraknya dari belakang. Ayra Xenara gadis berusia 17 tahun yang duduk di sekolah menengah atas dengan peringkat pertama dikelasnya. Sekaligus menjadi ketua kelas yang dikagumi oleh teman temannya.
"Iya maaf aku lagi buru buru nih Ra"ucap vino yang berlalu lari menuju kelas.
"Paling si Vino belum kerjain PR tuh ! " ucap Nia yang berdiri di samping Ayra.
Nia teman sebangku Ayra yang juga sekaligus menjadi wakil ketua kelas. ya mereka berdua sama sama cantik. Bedanya Ayra mempunyai kulit putih,dan Nia sedikit kecoklatan menandakan banget orang Asia.
Ayra memang ada keturunan Belanda dari neneknya,walaupun sang ayah tidak kelihatan bulenya.
Lonceng sekolah pun berbunyi,semua masuk kelas dan mulai pelajaran.
Pak Riko guru matematika yang galak masuk di jam pertama.Semua siswapun dipastikan tertib kalau dia yang mengajar.
"Duhhh jangan ada yang ingetin kalau hari ini ada PR dong" ucap Vino yang duduk tepat dibelakang Ayra. Tapi tiba tiba Ayra berteriak "Ayo teman-teman kumpulkan PR kalian!"
vinopun menendang bangku Ayra dari belakang. "Rese Lo Ra" ucap Vino
"Makanya kerjain dong, pemalass!!" balas Ayra
sambil ketawa puas.
"Awas aja Lo nanti ya dikantin" ucap Vino
"Kenapa ? mau teraktir makan?" tanya Ayra sambil ambil buku buku teman sekelasnya.
"Baik,siapa yang tidak mengerjakan silahkan keluar dari kelas saya!" ucap pak Riko.
Vinopun langsung ngeluyur keluar kelas.
"Vino ,kamu sudah 3 x ya tidak mengerjakan PR?" tanya pak Riko saat Vino hendak berlalu didepannya.
"Masa pak? saya malah lupa" jawab Vino dengan santai. " kalau sekali lagi tidak kerjakan PR ,kamu tidak boleh masuk lagi ke pelajaran saya!" ucap pak Riko terlihat marah.
tapi Vino malah dengan santai dan sedikit percepat langkah agar tidak dengar lagi ocehan pak Riko.
Bel sekolah pun berbunyi,tanda jam istirahat.
Ayra dan Nia menuju kantin sekolah,baru mau masuk pintu kantin tangan Ayra langsung ditarik oleh Vino. Dan membawanya ke lorong belakang yang dekat dengan kamar mandi siswa.
"Apaan sih Vin,narik narik tangan aku? ucap Ayra kesal.
Vino mendorong Ayra sampai badan Ayra bersender di tembok. Dan kedua tangan Vino menghadang badan Ayra sampai muka mereka berdekatan.
"Lo kenapa sih rese banget? selalu aja buat masalah sama gw?! Lo masih dendam atau masih ada rasa sayang sama gw Ra?" tanya Vino dengan santai.
"ihhh kepedean banget Lo,sapa juga yang masih suka sama Lo pemalas!" cetus Ayra sambil berusaha melepas tubuhnya dari Vino yang makin menghimpitnya.
Tapi usaha Ayra percuma karena Vino cukup kuat menahannya. Mereka berdua memang sempat pacaran sekitar 3bulan,tapi karena ada salah 1 dari mereka yang mendua makanya hubungan itupun putus.
"Kalau aku masih sayang sama kamu gimana Ra" tanya Vino yang bibirnya sengaja didekatkan dengan bibir Ayra.
Ayrapun makin memberontak,tapi percuma karena bibir merekapun sudah menyatu dalam sekejap.. Cuppp.. Ayra mematung sesaat karena kaget. "Gila kamu ya Vin,kalau ada yang lihat gimana?" ucap Ayra marah.
"Ya sudah yuk kekamar mandi biar ngga ada yang lihat" tantang Vino
Dengan cepat Ayra menginjak keras kaki vino dan langsung lepas dari himpitannya.
Vinopun meringis kesakitan, "Ra kita belum selesai"teriak Vino yang melihat ayra berlari menuju kantin lagi.
"Aku tau kamu masih suka sama aku Ra,makanya kamu nggak nolak ciuman itu..." ucap Vino sambil tersenyum.
"Ra ,kamu kemana aja sih? ngapain tadi tuh si Vino? Kamu ngga di apa apain kan Ra ? cerocos Nia kepada Ayra yang baru saja duduk di bangku kantin. "Mmm.. itu tadi Vino minta kasih tau jawaban PR matematika" jawab Ayra bohong. Padahal dia masih gemeteran mengingat kejadian ciuman itu. Tapi memang Ayra pandai berbohong,bahkan sama Nia teman dekatnya. Bibirnya serasa beku dan seakan nggak bisa berkata jujur. Karena terlalu banyak rahasia dikehidupan Ayra,dan hanya dia yang memendamnya. Ayra yang tinggal bersama seorang ibu,walaupun dia mempunyai kehidupan yang cukup. Ayahnya meninggalkannya waktu dia usia 14 tahun,saat dia masih duduk di bangku Sekolah menengah pertama. Ayahnya bernama Theo dan ibunya bernama Astrid. Masih terngiang diingatan Ayra disaat ayahnya memukul ibunya, walaupun usia Ayra pada saat itu masih 14 tahun,tapi dia sudah harus menyaksikan kejadian kekerasan yang dilakukan ayahnya sendiri. Tetapi sang ayah sangat menyayangi Ayra,tapi karena perilaku ayahnya seperti itu Ayra menjadi benci terhadap ayahnya sendiri.
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi,semua siswa keluar dari kelas dan terlihat Vino menunggu Ayra didepan gerbang sekolah. "Nia,mana Ayra?" tanya Vino kepada Nia yang kebetulan jalan tepat didepannya.
"ngapain Lo cari Ayra,Vin? minta bantuan lagi buat kerjain PR ? usaha sendiri dong makanya....belum selesai Nia berbicara Vino sudah lari meninggalkannya dan masuk lagi menuju kelasnya. Nia pun menggerutu sendiri karena kesal.
Vino berlari mencari Ayra,tidak ditemukannya Ayra di dalam kelas. Diapun berlari kebelakang menuju toilet wanita. Benar saja ,Ayra baru saja keluar dari sana.
"Ra,aku belum selesai tadi sama kamu!" ucap Vino sambil menghampiri Ayra.
Tangan Ayra pun ditarik lagi oleh Vino ketempat yang tadi. Sebenernya tempat itu adalah tempat rahasia Vino dan Ayra dulu saat mereka masih pacaran.Tempat dibawah tangga dan ada tumpukan meja meja bekas kelas yang sudah rusak. Lokasi di belakang sekolah jadi jarang siswa lain lalu lalang disana.
"Apalagi sih Vin? Lo tuh maksa banget! sakit tau tangan gw ditarik tarik gini terus" ucap Ayra kesal sambil melepas tangannya dari cengkeraman Vino.
"Aku belum selesai tadi, baru sebentar kan biasanya kita lama melakukan ciuman " ucap Vino santai sambil bercanda.
"kamu gila ya Vin,kita dah putus dan gw sudah punya pengganti Lo sekarang! jadi jangan ganggu gw lagi! " bentak Ayra.
" Ooo,jadi gitu mentang mentang Lo sekarang sudah ada pengganti gw ? apa bukan karena emang waktu dulu kita pacaran Lo juga sudah dekat kan sama laki laki itu? Jangan kira gw ngga tau Ra, gw tau Lo dekat sama siapa! "ucap Vino
Ayra berusaha lari,tapi tangannya kembali ditarik oleh Vino.
"Pantes nilai matematika Lo bagus ya Ra, ternyata Riko Lo sogok dengan tubuh Lo kan? bisik Vino ditelinga Ayra.
Ayra kaget ,kenapa Vino bisa tau kalau dia ada hubungan dengan guru matematikanya.
"Kurang ajar kamu Vin!" ucap Ayra sambil mau menampar pipi Vino. Tapi tangan Vino dengan cepat menampiknya. Jadi tangan Ayra ditahan oleh Vino dan kedua tangan Ayra di pegang kuat olehnya. Sampai tubuh merekapun bersatu,Ayra tidak sanggup memberontak.
"aku pernah lihat kamu Ra ditempat ini berbicara sama Riko dan dia memegang pipi kamu, bukankah tempat ini hanya menjadi tempat rahasia kita Ra? tempat kenangan kita? Tapi kamu buat Riko tau juga. Apa hebatnya dia Ra? Sampai kamu bisa bisanya ngelepasin aku ? aku kurang apa buat kamu?
cecar Vino kepada Ayra
Memang Vino dulu anak yang rajin dan pintar juga sewaktu masuk sekolah. Tetapi setelah dia putus dari Ayra perilakunya berubah drastis. Bahkan dia sempat mencoba obat terlarang demi untuk melupakan Ayra.