webnovel

Kerinduan (5)

Keraguan demi keraguan menyerang di dalam benak

Apa yang dapat dilakukan sang jiwa bila ingin berontak namun tak mampu?

Lantas…

Haruskah sang jiwa menyerah pada takdir?

***

Sepanjang berada di rumah aku harus mengacungkan jempol pada Winner yang mampu terlihat bahagia di depan keluargaku. Sebenatnya aku tak yakin bila Winner mengatarkanku ke toko pagi ini atas kemauannya sendiri. Aku tak melihat ada alasan yang tepat yang dapat membuat Winner bersedia mengantarkan ku ke toko kecuali karena keterpaksaan.

Aku mencoba mengerti. Berada di posisi Winner bukanlah hal yang mudah dan aku bisa mengerti bila Winner juga tak dapat mengatakan tidak untuk melakukan apa yang diinginkan keluarganya.

"Winner, terima kasih." Ucapku saat kami berdua telah masuk ke dalam mobil Winner.

"Buat apa?" Winner terlihat heran dan aku yang lebih heran mengapa Winner perlu merasa heran?

"Kamu udah bersikap baik sama keluargaku. Aku berterima kasih."

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com