Retta berjalan dengan payung. Dia menyusuri sebuah jalan dengan langkah kedua kakinya. Dia menatap jalanan basah karena rintik hujan. Di sana dia melihat lelaki yang mampu memberikan pelangi setelah hujan. Kedua kakinya melangkah menghampirinya.
"Apa mungkin kita akan putus atau terus?" Tanya hati Retta. "Cinta ini memang mengengam setiap napasku hingga aku tak menyangka sebuah keimanan memberikan kita dalam sebuah jurang pemisah. Bagaimana bisa kita dalam sebuah hubungan cinta merah merekah namun sangat sulit dicapai karena ada sebuah jurang keimanan pemisah kita?" Pikirnya sambil melangkah mendekat di mana seseorang di sana menunggunya di tengah hujan yang belum juga reda sama sekali. Embusan napas beratnya.
"Bagas?"
Lelaki itu Bagas. Dia menoleh menatap Retta yang di belakangnya sedang memakai sebuah payung di kala hujan turun. Kedua mata mereka memang saling bertemu satu sama lain. Sebuah kerinduan tampak jelas di kedua mata mereka.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com