Aisyah masih teringat dengan kejadian kemarin malam ketika ayahnya datang bersama dengan seorang pria yang akan dijodohkan dengan dirinya. Dia merasa kalau Ayahnya selalu saja memaksa dia Bahkan dia terkejut ketika ayahnya menyesal dengan segala perilaku ketidak adilan yang selama ini dia rasakan.
Aisyah segera mengemasi barang-barangnya untuk segera kembali ke pondok pesantren. Dia merasa kalau Ayahnya Sudah sadar dengan sebuah kesalahan. Meskipun dia masih ada rasa sakit hati dengan saudari tirinya yang masih ada di pondok pesantren almarhum kakeknya. Dia ingin sekali kalau Aminah segera pergi dari Pondok Pesantren itu agar dia bisa hidup dengan tenang.
Di luar terdengar suara ketukan pintu dari kamarnya. Kemudian Aisyah pun berhenti untuk berkemas. Dia langsung berjalan menuju ke pintu kamarnya. Dia mulai membuka pintu kamarnya. Di hadapannya sudah berdiri Ify yang terlihat sudah rapi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com