"Nin, hubungan lo sama Samudera gimana?"
Ainina meletakkan ponselnya di atas meja. "Nggak gimana-gimana. Kita berdua baik-baik aja kok," ucapnya. Karena memang hubungan keduanya baik-baik saja.
"Oh... apa lo udah ambil keputusan?"
Ainina terdiam. Mengerti dengan maksud ucapan Hendra. "Gue nggak tahu, Ndra. Yang jelas, gue belum ambil keputusan. Hati gue masih belum mantep."
Hendra mengangguk pelan. Bukan jawaban seperti ini yang dia mau. Padahal Hendra sudah berharap, jika Ainina akan memilihnya. Melihat sikapnya kemarin-kemarin sudah memberi kode untuk hubungan keduanya.
"Maafin gue, ya. Tapi gue janji, sebelum acara kelulusan gue akan kasih jawaban."
"Jangan terlalu dipikirin, Nin. Gue juga nggak merasa keberatan kok. Lagian yang namanya hubungan itu butuh pemikiran dan persiapan yang matang, nggak boleh asal terima gitu aja."
"Makasih, ya. Lo emang paling ngerti gue." Ainina tersenyum. Sebenarnya dia sudah memantapkan hati dan memilih satu nama untuk diberi kepastian.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com