"Memangnya kenapa, Ma? Lagipula itu bukanlah urusan Mama," kata Devan, pria itu kemudian mengangkat salah satu tangannya, menompang dagunya, terlihat begitu santai, seolah-olah semua pertanyaan Ibunya tidak memiliki arti sama sekali.
"Tinggalkan wanita itu, sadarlah! Sebentar lagi kau akan menikah, Devan," balas Nyonya Seira tak tanggung-tanggung.
Pria itu tidak merespon dan hanya diam, membuat Nyonya Seira menjadi sangat jengkel.
"Mulai sekarang kau harus lebih perhatian kepada calon istri dan Ibu dari anakmu," ucap wanita paruh baya itu lagi.
"Seira apa yang kau katakan?" Tuan Atmadja seketika bangkit dari posisinya tepat setelah istrinya menyelesaikan kalimatnya.
Jelas pria paruh baya itu tidak mengetahui tentang kehamilan Byanca karena baru tiba hari ini, berbeda dengan anggota keluarga yang lainnya. Kehamilan Byanca sudah menjadi rahasia umum di antara mereka semua.
"Byanca hamil anak Devan, Pa," ungkap Seira.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com