"Baguslah jika seperti itu, aku lega mendengarnya," ucap Aaroon berpura-pura menghela napas lega, padahal ia memasuki kamar hanya karena Devan juga berada di dalam. Namun mengetahui bahwa keponakannya menyembunyikan keberadaan pria itu, membuatnya kebingungan dan tak tahu harus mengatakan apa.
Akhirnya, ia hanya menanyakan pertanyaan random yang sama sekali tidak penting.
"Apakah Paman mengunjungiku hanya karena ini?" tanya Claire.
Mendengar pertanyaan wanita itu, Aaroon memutar otak mencari pembahasan. Mendadak ia teringat akan sesuatu.
"Claire, hari ini beberapa pria mengunjungiku di kantor. Semuanya dengan alasan yang sama. Meminta izin padaku untuk berkenalan denganmu," ucap Aaroon dengan nada suara sedikit lebih tinggi.
"Kau masih ingat tentang pembahasan kemarin kan?"
Kening Claire berkerut, menyunggingkan senyum kikuk, sebab ia sangat yakin bahwa Devan pasti mendengar dengan sangat jelas apa yang diucapkan Aarron baru saja.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com