webnovel

Crystal Pair

Sejak kecil, Liza tahu kalau dia berbeda. Liza diberkahi sepasang mata yang memiliki kemampuan aneh, yaitu melihat kristal cahaya gaib yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia. Selama ini Liza mengira kristal cahaya itu tidak berarti apa-apa, sampai suatu ketika ia terseret dalam sebuah kejadian tak terduga. Sejak itulah Liza mendapatkan suatu fakta mencengangkan tentang kebenaran jati dirinya yang ternyata adalah seorang keturunan penyihir putih legendaris yang pernah hidup di zaman abad pertengahan bernama Adera. Konon penyihir putih legendaris itu adalah penyihir yang mampu mengendalikan tujuh cakra dalam tubuhnya untuk mengeluarkan sihir dengan fungsi tertentu. Salah satunya adalah cakra jantung, cakra yang berfungsi untuk cinta dan penyembuhan. Dan berkat kemampuan sihir yang dimilikinya, Liza mampu menyembuhkan manusia dari serangan magis dan juga menolong mereka untuk menemukan jodoh sejati hanya dengan melihat pola-pola kristal gaib yang dia lihat. Itu seperti menemukan dan menyatukan jodoh kepingan puzzle. Sampai suatu hari, Liza memiliki keinginan untuk mencari siapa pasangan jiwa menggunakan kemampuan sihirnya itu. Namun anehnya, Liza masih belum menemukannya hingga sekarang. Keberuntungan jodoh seolah tidak berpihak padanya. Alih-alih mencari pasangan, Liza malah dipertemukan terus dengan Chistone, pria misterius yang memiliki pola kristal jodoh yang tidak terbaca. Siapakah sebenarnya Christone? Bagaimana bisa kristal jodoh pria itu tidak bisa terbaca oleh Liza? Lalu apakah nanti Liza bakal menemukan jodohnya? Follow untuk info dan update cerita di : @fenlykim

Fenly_Arismaya · Fantasia
Classificações insuficientes
235 Chs

Deja Vu

"Tunggu!"

Tepat ketika Red hendak mengajak Liza keluar dari ruangan perpustakaan, Liza menahan tangan pria itu dengan cepat.

Red menoleh seraya tersenyum. "Kenapa? Kau tidak mungkin terus-terusan berada disini, kan? Ayo kita bergabung dengan yang lainnya!" ajaknya dengan lembut. Bagaimanapun Red harus bisa semeyakinkan mungkin agar Liza mau diajak pergi. Sampai nada bicaranya pun Red mencoba menyesuaikannya dengan gaya bicara Christ pada Liza.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, Christ. Sebenarnya apa yang terjadi tadi? Aku merasakan hawa tak menyenangkan dari sumber dentuman tadi."

"Itu biar kujelaskan nanti, Liza. Sekarang kita keluar dulu, okay?" pinta Red dengan wajah memohon.

Liza menggeleng, sembari melipat tangannya di depan dada. "Tidak! Aku mau jawabannya se-ka-rang!"

Red menghela napasnya. Dalam pikirannya mencari-cari alasan masuk akal yang dapat diterima oleh Liza.

"Christ? Kau kenapa diam saja, sih?" kesal Liza.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com