webnovel

Crystal Grains

Kekacauan antar kekaisaran elemen mengakibatkan runtuhnya berbagai sekte dari berbagai kekaisaran di benua. Benua Tianshu, dimana terdapat banyak master bela diri berkembang diantara kekaisaran dan sekte yang sudah berdiri ribuan tahun yang lalu. Perang dimana mana, pengorbanan dimana mana, tidak ada yang tahu kapan peperangan akan berakhir. Di abad ini, seorang gadis yang belum berusia 20 tahun menginjakan kaki di benua dengan tidak terduga. Seorang gadis modern dari Shanghai, Fang Yin, menjadi seorang master bela diri dengan dasar spiritual kosong yang dianggap lemah. Tapi siapa sangka bahwa teknik bela diri yang ia bawa dari Shanghai begitu unik ditambah lagi beberapa rahasia tentang dirinya sendiri perlahan terungkap. *** "Namaku Fang Yin, panggil aku Crystal. Siapapun yang menganggap dasar spiritual kosong hanyalah pajangan di pintu gerbang, bersiaplah dengan kekalahan." - Fang Yin -

Chintyaboo · Fantasia
Classificações insuficientes
13 Chs

Pencuri

Rumah Fang Yin termasuk paling megah diantara rumah penduduk lainnya. Namun, ada satu yang lebih megah lagi diantara satu desa bahkan menyayingi rumah rumah di kota, kediaman Bahou. Sebuah rumah besar dipusat desa yang dijaga ketat oleh pasukan khusus Qing. Tidak ada yang berhak masuk tanpa undangan kecuali para Tetua atau seorang ahli spiritual bernama Tao Ming.

Seorang pria berjenggot hitam, berperawakan besar dan tinggi. Wajahnya penuh wibawa dan keagungan seperti bangsawan. Jubah hitamnya menutupi seluruh tubuh hingga menyisir tanah. Dia memasuki kediaman Bahou dengan tundukan tiap penjaga. Tekanannya membuat siapapun didekatnya merinding, jika dilihat sepertinya dia adalah ahli spiritual tingkat puncak King realm. Walau dibawah Huan Yue, namun tekanan yang diberikan terlalu besar bagi orang biasa.

Para tetua dan patriark klan juga merupakan ahli spiritual. Tapi mereka mengalami kemacetan di tingkat Elder realm selama bertahun tahun dan semakin sulit berkultivasi. Oleh karena itu, mereka mengandalkan keturunan terakhir Qing untuk menempuh peringkat King realm.

Pria berjubah hitam itu terus berjalan, pintu dibukakan penjaga dan dia masuk kedalam sebuah ruangan tenang. Ruangan yang begitu tenang dan hangat, dia mengedarkan pandangannya mendapati sosok pria muda tengah berkultivasi seorang diri. Pria berjubah hitam itu mengerutkan dahinya, kemudian menghampiri pemuda itu dengan langkah agung.

Pemuda itu membuka matanya, mata ambernya terlihat jelas ketika dia mendongakkan kepala ke arah pria berjubah hitam didepannya. "Guru?"

"Qing Wei, bagaimana kau bisa keluar dari pelatihan tertutup?" Suara tegasnya mencegangkan, tapi sepertinya Qing Wei sudah terbiasa dengan ketegasan itu dan dia tidak lagi tertekan. Didepannya adalah Tao Ming, seorang shli spiritual tingkat tinggi, tingkat King dan menjadi guru pribadinya. Tentu dia sudah sangat mengenal tempramen-nya.

"Guru, aku sudah mencapai peringkat Elder realm setelah sekian lama. Aku tidak perlu lagi melakukan pelatihan tertutup selama bertahun tahun."

Tao Ming menaikkan alis. Seingatnya, Qing Wei begitu ambisius untuk meningkat ke tingkatan King dengan cepat. Kenapa sekarang berubah? "Tidak perlu bertele tele, ada apa denganmu?"

Qing Wei menghela napas. "Pimpinan Mu datang padaku memberi kabar. Seorang ahli spiritual tingkat Emperor realm datang ke desa, tentu aku khawatir."

"Sudah tahu tingkat Emperor realm, kau berani menghadapinya? Menghadapiku saja kau tidak mampu!"

"Bukan seperti itu, guru. Aku dengar dia membawa seorang gadis yang baru saja berdebat dengan pengawas di pusat sumber daya. Aku pikir, dengan berhubungan baik dengannya, itu akan snagat menguntungkan klan Qing kita."

Tao Ming menghela napas berat dan wajahnya tampak kecewa. "Sayangnya ahli spiritual itu sudah pergi. Walaupun masih disini, kita juga tidak akan pernah bisa menjalin hubungan dengannya."

"Kau ... Mengenalnya?" Qing Wei sedikit terkejut.

"Nama marganya Huan, berasal dari sekte Yinying. Sekte ternama di Kekaisaran Tianlong, kedua setelah Sekte Naga Petir. Tempramen-nya buruk dan suka kebebasan. Semenjak hancurnya Sekte Yinying, matanya penuh dendam dan kebencian, tidak mudah untuk menghadapinya. Untuk gadis kecil ini, kemungkinan besar adalah muridnya."

"Tapi, penjaga pintu bilang dia adalah keponakannya."

"Keluarga Huan sudah lama tiada akibat peperangan. Hanya menyisakannya seorang diri. Tidak mungkin ada yang masih selamat selainnya. Jika itu benar, seharusnya dia tidak datang ke tempat ini."

"Jadi ... Dia datang hanya untuk mengantar dan tidak kembali?" Qing Wei menaikkan alis.

"Itu mungkin. Atau ada maksud terselubung. Kau harus hati hati dengannya. Bela dirinya cukup baik, dapat menghindar dari pasukan kita, sudah termasuk hebat. Aku lihat dia belum menunjukkan kemampuan sebenarnya, hanya menghindar bukan apa apa." Tao Ming selalu menjadi orang yang paling berhati hati dan penuh curiga. Jika dia tahu keadaan Fang Yin, dia tidak akan setakut ini.

"Guru, tenang saja. Hanya seorang gadis dungu. Hatinya terlalu lemah, lebih lemah dari orang biasa. Orang biasa, tidak akan membagikan hasil jerih payahnya ketika dirinya diambang kematian."

"Dia melakukan itu, pasti sudah memikirkannya. Jangan meremehkannya." Tao Ming menasehati.

"Aku mengerti." Qing Wei memantapkan hati. Dia sudah memutuskan untuk mendekati Fang Yin. Ketika mendengar penjelasan jendral dan melihat penampilan Fang Yin tadi, dia tidak bisa tidak tertarik pada gadis tercantik di desa itu.

***

Sudah beberapa Minggu sejak Fang Yin membagikan makanannya pada penduduk. Dia benar benar makan sehari sekali atau lebih buruknya, waktunya dihabiskan untuk latihan tanpa makan! Dia benar benar sudah terlalu lemah tidak berdaya. Yang seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhannya, dia malah menyumbangkan lebih setengahnya.

Tapi Fang Yin sama sekali tidak menyesal, fisiknya lebih kuat dari penduduk itu dan dia bisa bertahan lebih lama dari penduduk. Walau dia dianggap lemah oleh para ahli spiritual, dia tidak selemah orang biasa.

Persediaan makanan sudah habis sesuai perhitungan Fang Yin padahal belum sebulan. Fang Yin diam diam mengendap endap ke arah kamp pasukan khusus. Dia memilih tempat ini karena lebih mudah dimasuki dibanding kediaman kepemimpinan, disana jika ketahuan dia akan mati, berbeda dengan kamp pasukan.

Fang Yin sudah memutuskan. Mencuri makanan di dalam kamp pasukan akan lebih baik daripada harus bekerja dari pagi sampai malam, namun jatah yang ia dapat tidak cukup memenuhi kebutuhan. Dia berjalan tanpa suara seakan kakinya mengambang, tidak ada yang menyadari kehadirannya sama sekali. Dengan pakaian serba hitam dan wajahnya yang ditutup, Fang Yin semakin persis seperti pencuri. Mencuri memang tidak baik, tapi mencuri dari orang jahat harus dikecualikan.

Dengan kecepatan sedang ditambah kelincahannya, dia berhasil melewati penjagaan ketat. Dia berjalan dalam kegelapan kemudian menyelinap masuk kedalam tempat dimana makanan berada. Fang Yin membuka penutup wajahnya, merasa pengap dan kelelahan terus mengendap endap. Kebetulan koki disini sudah pergi dan Fang Yin dengan bebas membuka tundung makanan.

Alangkah terkejutnya ia, melihat makanan yang sama sekali bukan selera Fang Yin hadir didepannya. Jika seperti ini, bubur lebih baik! Daging ini hanya direbus menggunakan garam, tidak ada kaldu atau bahan lainnya, hanya garam! Bagaimana itu bisa menjadi selera Fang Yin? Tidak ada ikan atau makanan enak lainnya, ini keterlaluan!

Seharusnya Fang Yin bisa berpikir jernih sejak awal. Dia mengambil makanan dari kamp pelatihan, makanan disini semuanya harus daging yang dimasak biasa biasa saja. Tidak ada sesuatu yang pedas atau manis untuk dimakan. Bagi Fang Yin sang penikmat makanan, ini seharusnya menjadi hambar. Karena tidak ada pilihan lain, Fang Yin terpaksa mengambil beberapa daging dalam panci juga mentahan daging asap. Kemudian dia juga mengambil beberapa bahan seperti garam dan minyak, barulah dia pergi dari sana setelah memasukkannya ke cincin ruang.

Fang Yin keluar dengan mengendap endap. Dia bahkan lupa menutup wajah saking terburu burunya, dan mencari jalan keluar. Fang Yin mengedarkan pandangan ke segala arah, tidak ada siapapun disini dan dia merasa aman.

Baru saja ketika ingin melompat ke atap untuk kabur, tiba tiba seseorang menariknya dengan kuat, Fang Yin merasa tubuhnya melayang dan terpojok di dinding.

"Kau...." Fang Yin menggeram namun mulutnya langsung dibikap hingga tidak bisa bergerak. Mata Fang Yin melotot pada orang ini, dia berusaha teriak namun ketika orang itu menempelkan telunjuknya di bibir, Fang Yin terdiam.

"Ada orang." Dia berbisik. Kemudian memusatkan perhatian pada suara dibelakang.

Benar, ada orang. Bagaimana Fang Yin tidak mengetahuinya? Jika orang ini tidak memberitahunya, dia pasti sudah dikejar kejar. Entah berapa lama sampai penjaga itu pergi. Fang Yin sudah merasa sesak terus dibikap seperti ini. Kemudian dia menyadari bahwa orang yang membikapnya adalah laki laki, itu membuatnya semakin memerah entah karena malu atau marah. Wajah laki laki di depannya juga ditutupi, jadi Fang Yin tidak mengenalinya.

Setelah beberapa menit dalam posisi yang sangat tidak nyaman, akhirnya penjaga itu pergi dan laki laki di depan Fang Yin melepas bikapannya dan menjaga jarak. Lebih tepatnya Fang Yin yang langsung menjauh ke tempat lain dan menatapnya dengan curiga.

"Bukankah kau si marga Fang itu?" Suaranya terdengar masih muda. Jelas seharusnya masih muda, kalau tidak tenaganya tidak sekuat itu menarik Fang Yin hingga terpojok.

"Bagaimana kau tahu?" Fang Yin benar benar lupa apa yang dia tinggalkan.

Pemuda itu terkekeh. "Adik kecil, sepertinya kau lupa mengenakan penutup wajah."

Fang Yin terbelalak dan menyentuh wajahnya. Benar, dia melupakannya. Tapi dia tidak sepanik itu, karena pemuda ini sudah melihat wajahnya, maka dia tidak perlu menutupnya lagi. Pemuda itu juga sama, melepas penutup wajahnya dan menampilkan wajah tampannya. Kali ini benar benar tampan, untuk pertama kalinya Fang Yin melihat pemuda tampan di dunia ini setelah berkali kali bertemu dengan orang besar. Pemuda itu tampak tidak sebesar orang yang ditemui Fang Yin, dia hanya lebih tinggi dari Fang Yin. Tapi tingginya tetap kalah dari orang orang besar itu yang menyatakan bahwa Fang Yin benar benar pendek. Padahal di kampus, dia termasuk rata rata.

Meski dia tampan, Fang Yin tetap biasa saja seakan bosan melihat orang tampan. Dia memasang wajah waspada. Tarikannya tadi begitu kuat, orang biasa tidak akan sekuat itu kecuali jika dia belajar bela diri.

"Kenapa kau disini?" Fang Yin bertanya.

Pemuda itu menaikkan alisnya dengan runcing. "Bukankah seharusnya aku bertanya? Kau seorang gadis, menyusup ke kamp pasukan khusus, apa sudah bosan hidup?"

"Jika aku bosan hidup, maka lebih baik diam dirumah menunggu kematian. Jika aku bisa masuk, aku juga bisa keluar." Fang Yin menyombongkan diri. Dia tidak bisa bersikap lemah di hadapan pemuda sebayanya. Walau pada kenyataannya pemuda ini lebih tua beberapa tahun.

"Baru saja aku mendengar bahwa seorang gadis kecil tidak tahu cara menghabiskan gandum dan hanya makan sehari dua kali dengan porsi kecil. Apa aku salah dengar?" Dia mengejek.

Wajah Fang Yin semakin memerah dan menggelap. Omong kosong pemuda itu, lebih buruk darinya. Benar benar telah memprovokasi Fang Yin terang terangan. "Aku baru tahu kalau seorang pria bisa secerewet ini." Fang Yin menanggapinya dengan tenang. Meski marah, dia tetap harus tenang.

"Adik kecil, bagaimanapun pria cantik harus berpengetahuan luas. Kalau tidak, tidak akan pernah bisa selamat dari wanita." Ucapannya membuat Fang Yun diam diam menggerutu. Bukankah dia lebih menyebalkan dari orang besar?

"Maaf, aku bukan wanita yang kau maksud. Kau sudah lihat bagaimana aku mempermainkan bajingan itu, ingin kucoba untukmu?"

Pemuda itu tertawa merendahkan dirinya sendiri. "Tidak perlu. Kau terlalu hebat untuk dikategorikan sebagai seorang wanita di desa. Tidak perlu mencobanya untukku."

"Kenapa tidak?" Fang Yin penasaran dengan keterampilan pemuda ini dan dia langsung menyerang begitu saja.

Dengan tangan kosong, Fang Yin menyerangnya. Pemuda itu menahan serangan Fang Yin tak kalah kuat dan cepat, bahkan kecepatannya bisa dibilang tidak kalah dari Fang Yin. Apa dia ahli spiritual? Itu yang membuat Fang Yin bingung. Selain para pendiri, tidak mungkin rakyat biasa bisa belajar bela diri dengan kondisi fisik lemah tanpa nutrisi yang baik.

Fang Yin menggunakan teknik laba laba untuk membatasi pergerakan pemuda itu. Teknik laba laba Fang Yin, merupakan teknik tangan kosong yang mengandalkan kekuatan dan ketangkasan tangan dan kaki. Jadi, kedua tangan dan kakinya sama sama bekerja untuk penyerangan dan membuat lawan terperangkap dalam serangan. Tapi, pemuda ini terlalu licik untuk dijadikan lawan. Entah menggunakan serangan apa, dia dapat menahan salah satu lengan Fang Yin kemudian menariknya dan mereka berganti posisi. Tangannya masih mencengkram Fang Yin, kemudian dia memelintir Fang Yin hingga memutar. Fang Yin memutar lengan yang dicengkeram kemudian berputar kembali sampai pemuda itu ikut berputar dan cengkraman terlepas.

Fang Yin tidak ingin kalah, dia menggunakan kecepatannya untuk membingungkan pemuda itu dan memenangkan dalam sekali serangan. Ketika langkahnya sudah dekat, pemuda itu tetap pada posisinya dengan tenang membuat Fang Yin curiga. Fang Yin mengepalkan tinjunya dan melancarkan serangan pada pemuda itu. Pemuda itu dengan enteng mundur seperti angin kemudian menekan bahu Fang Yin dan membuat Fang Yin berputar. Dia bisa saja menyerang Fang Yin dengan sekali serangan, namun dia menahannya dan malah bertindak seperti orang bodoh. Dia hanya diam melihat Fang Yin yang kualahan.

Fang Yin sudah geram. Dia tidak bisa dikalahkan seperti ini. Pemuda itu tampak santai, itu sangat tidak adil bagi Fang Yin. Fang Yin maju kembali, kali ini adalah langkah teknik terakhirnya. Dia menggunakan tapak bayangan yang diajarkan Huan Yue, dan itu sangat berbahaya.

Fang Yin berlari dengan kecepatan bayangan hingga nyaris tidak terlihat kemudian semakin mendekati pemuda itu. Tapak bayangan bertumpu pada kecepatan dan serangan, jika serangannya tepat, itu akan sangat berbahaya. Fang Yin belum begitu menguasainya, jadi pemuda itu dapat langsung melihat celah kecacatan bela diri Fang Yin. Ketika Fang Yin hendak melancarkan jurus tapaknya ke tubuh pemuda itu, pemuda itu menahannya dengan lengannya kemudian menarik lengan Fang Yin hingga melayang.

Dari sini, sangat terlihat. Mata Aqua pemuda itu tampak menarik perhatian. Fang Yin mengerjapkan matanya berkali kali, ketika sudah sudah tersadar, dia sudah menjauh berjarak 50 meter dari pemuda itu. Pemuda itu sama sekali tidak menyerang. Hanya menghindar seakan sedang meniru cara Fang Yin menghindari serangan orang besar tadi. Apa apaan ini?

Fang Yin tidak dapat menerimanya. Dia meliris pedangnya dengan wajah dingin. Fang Yin tidak bisa menerima kekalahan dalma bentuk apapun dan dia akan melakukan apapun untuk menang.