webnovel

Crystal Grains

Kekacauan antar kekaisaran elemen mengakibatkan runtuhnya berbagai sekte dari berbagai kekaisaran di benua. Benua Tianshu, dimana terdapat banyak master bela diri berkembang diantara kekaisaran dan sekte yang sudah berdiri ribuan tahun yang lalu. Perang dimana mana, pengorbanan dimana mana, tidak ada yang tahu kapan peperangan akan berakhir. Di abad ini, seorang gadis yang belum berusia 20 tahun menginjakan kaki di benua dengan tidak terduga. Seorang gadis modern dari Shanghai, Fang Yin, menjadi seorang master bela diri dengan dasar spiritual kosong yang dianggap lemah. Tapi siapa sangka bahwa teknik bela diri yang ia bawa dari Shanghai begitu unik ditambah lagi beberapa rahasia tentang dirinya sendiri perlahan terungkap. *** "Namaku Fang Yin, panggil aku Crystal. Siapapun yang menganggap dasar spiritual kosong hanyalah pajangan di pintu gerbang, bersiaplah dengan kekalahan." - Fang Yin -

Chintyaboo · Fantasia
Classificações insuficientes
13 Chs

Makan Adalah Peristiwa Terbesar

Matahari menunjukkan sinarnya. Semua tampak baik baik saja setelah langit merah itu, sama sekali tidak ada yang menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Fang Yin terbangun dari tidurnya, merenggangkan tubuh tubuhnya yang kaku kemudian bersiap menjalani hari. Dia mengganti pakaian dengan pakaian putih seperti biasa, dia mengedarkan pandangannya, ruangan ini tampak begitu kosong seakan dia hanya seorang diri.

Fang Yin berkeliling disekitar, mencari keberadaan Huan Yue. Tapi tidak ada siapapun yang dia temukan. Bahkan disekitar rumah, tidak ada siapapun bahkan orang lewat sekalipun. Fang Yin kembali masuk kedalam rumah, melihat secarik kertas terselip diantara buku buku yang baru saja Fang Yin baca. Kertas itu tampak masih baru dan bersih, tidak ada tanda tanda cacat atau kelamaan disimpan. Fang Yin mengambilnya, kemudian membaca surat tersebut.

Semua kebutuhanmu sudah ada pada cincin ruang. Aku sudah meletakan semuanya padamu. Berlatihlah sendiri untuk saat ini, ada sesuatu yang harus kulakukan. Jika kau merasa sudah memenuhi syarat untuk berkultivasi, maka jangan sia siakan hal itu. Jangan tanya apa aku akan kembali, aku sendiri tidak tahu apa aku bisa kembali atau tidak. Aku serahkan semuanya padamu, jangan mengecewakanku. Hiduplah seperti yang lainnya, kau tidak bisa pergi dari desa sebelum tujuanmu tercapai. Kau akan tahu apa tujuanmu selanjutnya di desa.

"A Yi pergi?" Fang Yin bergumam dan mengerutkan keningnya. "Bagaimana mungkin? Apa yang terjadi? Ini...."

Fang Yin tidak habis pikir. Dia ditinggalkan sendiri di lingkungan asing tanpa tahu aturan apa saja yang harus dia penuhi. Dia hanya tahu prinsip hidup di dunia ini, bukan apa yang harus dia lakukan selama di desa aneh ini. Kepala Fang Yin berkedut, dia menghela napas merasa resah, menjalani hari di lingkungan asing bukan sesuatu yang bisa dipermainkan.

Bagaimana jika Fang Yin melakukan kesalahan? Meskipun Fang Yin mandiri, tetap saja akan bergantung pada orang lain. Memang, tidak ada tempat untuknya bergantung, Huan Yue sudah memberitahunya sejak awal bahwa Fang Yin tidak boleh bergantung pada orang lain, harus mengandalkan diri sendiri untuk mencapai tujuan. Fang Yin harus hidup sendiri di desa kejam ini.

Fang Yin menyimpan surat tersebut didalam cincin ruang kemudian keluar dari rumah. Baru saja dia menginjak kaki di lataran, seorang pria besar dengan tampang menakutkan datang tanpa diundang. Fang Yin tidak suka dengan orang menyeleneh seperti itu, lebih baik blak blakan daripada bertindak semaunya tanpa aturan.

"Nona, apa yang kau lakukan disana? Apa orang itu tidak memberitahu bahwa kau harus bekerja?" Dia bicara dengan lantang seperti memarahi Fang Yin.

"Apa yang harus aku lakukan?" Fang Yin menyahutinya dengan datar. Di tempat ini, dia tidak boleh bertindak sesuka hati pada orang yang lebih kuat, bagaimanapun Fang Yin masih terbilang lemah. Dia harus menutupi diri bahwa dia adalah ahli spiritual nantinya.

"Jangan karena kau orang baru, kau bisa bersantai. Setiap pagi, kau harus memetik herbal untuk diserahkan ke pusat penyerahan sumber daya, itu jika kau ingin makan. Jika tidak, maka tidak dapat makan." Dia mengancam. Fang Yin memang tidak memiliki persediaan makanan, jadi mau tidak mau dia harus menurut untuk saat ini.

"Aku bertanya, apa ada pekerjaan lain selain memetik herbal?"

"Itu adalah pekerjaan yang lebih ringan dari membuat senjata. Jika kau ingin membuat senjata kayu, berburu monster, menjaga perbatasan, itu terserah. Semua imbalan adalah bahan pangan. Karena kau adalah gadis cantik, maka aku sudah memberimu keringanan."

"Baiklah, aku akan memetik herbal. Berapa banyak aku harus memetik tiap bulan?"

"6 ton, tidak, 7 ton harus bisa terkumpul tiap hari untuk keseluruhan. Klan Qing ingin lebih banyak herbal."

"7 ton! Kau becanda? Kau pikir aku robot yang bisa diatur sedemikian rupa!" Nada suara Fang Yin meninggi. Jelas dia kesal karena disuruh bekerja seperti itu. Memetik herbal bukan sesuatu yang mudah seperti mencabuti padi kering. Di ladang, ada banyak jenis tumbuhan bahkan ada yang beracun, memilih tanaman herbal bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami.

"Itu masih yang termudah. Kalau kau masih protes, jangan harap dapat imbalan lebih. Setiap hari, jumlah pengumpulan akan dihitung. Jika kurang dari 20 Kg, kau tidak dapat makan." Dia mengancam kemudian pergi ke rumah lain.

Jelas jelas ini adalah penyiksaan, bagaimana Fang Yin bisa terima! Pantas saja kemarin banyak yang tersiksa di depan mata Fang Yin. Tidak ada Huan Yue, tidak ada yang bisa membantunya.

Fang Yin dengan geram pergi dari rumah menuju bukit tanaman herbal. Kemarin dia sudah sedikit berkeliling untuk mengetahui jalan agar tidak tersasar, jadi dia dengan mudah menemukan bukit tanaman herbal dan mengambil keranjang tanaman untuk dibawa.

Untung saja Fang Yin sudah mengenal berbagai jenis tanaman herbal, Huan Yue yang memaksanya untuk mengingat berbagai jenis tanaman herbal dari buku. Dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi, dnegan ingatan Fang Yin yang luar biasa, itu tidak sulit untuk diingat. Hanya saja, menemukannya yang lebih sulit dan membuat Fang Yin malas.

Sudah hampir sejam Fang Yin mencari tanaman herbal, tapi tetap saja dia hanya berhasil mengumpulkan 5 tanaman. Ini bahkan lebih merepotkan daripada mencari jarum di tumpukan jerami. Matanya memang tajam, tapi untuk mencari tanaman herbal diantara banyak tanaman liar dan beracun, itu sama saja mencari mati.

Setiap bulan, jumlah kematian meningkat di desa Qingshan akibat kerja paksa, Fang Yin sudah mendengarnya dari penjelasan Huan Yue kemarin. Inilah latihannya, melatih kekuatan dan kesabarannya, Fang Yin harus bisa tenang menghadapi masalah. Tapi jika sudah seperti ini, apa dia bisa tenang? Hanya jiwa urakannya yang keluar mencari masalah.

Fang Yin berkali kali bertemu dengan rakyat yang kesulitan mencari tanaman herbal. Fang Yin ingin membantu, tapi dia sendiri tengah kesulitan, bagaimana bisa membantu orang? Di cincin ruang, hanya memiliki air minum yang cukup banyak untuk berhari hari, dia tidak memiliki makanan satupun untuk diberi pada orang yang lebih membutuhkan.

Fang Yin terus mencari tanaman herbal. Dia harus bekerja keras untuk mendapat hasil maksimal. Keringat sudah membasahinya, jika bukan karena pelatihan Huan Yue, dia sudah lama pingsan apalagi matahari sangat terik. Fang Yin memanjat dan mengambil tanaman herbal di dinding tebing. Tanaman herbal di dinding tebing, lebih banyak daripada di bawah. Dengan kemampuan Fang Yin, itu sangat mungkin dia mengumpulkan herbal terbanyak.

Dalam kurun beberapa jam dan hari sudah menjelang sore, tanaman terkumpul memenuhi keranjang. Fang Yin dengan senang hati langsung menuju pusat penyerahan sumber daya. Dia sudah menghapal termpatnya, berlari dengan tenang dan mendapati barisan tengah. Dari pagi dia belum makan apapun, dia sangat lapar dan perutnya sudah kembung terlalu banyak minum. Dengan hasil kerjanya, sudah pasti Fang Yin dapat makan yang banyak.

Usaha tidak boleh mengkhianati hasil. Dengan penuh harapan mendapat makanan banyak, Fang Yin menunggu antrean panjang. Bukan hanya ada yang mengumpulkan herbal, ada juga yang mengumpulkan senjata kayu, hasil buruan, beberapa peralatan bela diri dan lain lain.

Ketika sudah dekat untuk penyerahan, Fang Yin memperhatikan barisan depan. Seorang pria yang usianya lumayan tua dan kurus kering, menyerahkan senjata kayu dari gulungan kain yang ia bawa. Jumlahnya cukup banyak, tapi pengawas itu menyerahkan pakan dalam kantung yang kecil, sama sekali tidak memenuhi aturan pekerja. Seharusnya, dalam kantung itu hanya ada gandum dan sayuran kering, tapi dalam kantung sekecil itu, hanya dapat bertahan beberapa hari. Ini sudah awal bulan, tapi mereka hanya mendapat makan dalam beberapa hari, itupun jika dimakan sendiri.

"Kenapa jumlahnya kecil? Dia membuat lebih banyak." Fang Yin bertanya pada pria gemuk didepannya.

"Orangtua itu tidak perlu makan banyak lagi. Lihatlah, tubuhnya kurus kering, tak lama lagi juga akan mati sendiri. Aku sendiri yang gemuk seperti ini, mendapat asupan sekecil itu sudah terbiasa. Mereka tidak mempedulikan orang yang mati kelaparan. Kau sepertinya orang baru, jangan heran jika menemukan hal seperti itu di desa. Klan Qing memang selalu pelit terhadap makanan." Wajah pria gemuk terlihat pasrah. Dia sudah terbiasa hidup kelaparan dan bekerja seharian, jika seperti ini, mati justru lebih baik. Bahkan pria gemuk itu bukan gemuk karena sehat, melainkan penyakit.

Kenapa? Itu yang ada dipikiran Fang Yin. Sekarang harapan untuk mendapat jatah lebih menghilang seketika. Dengan porsi sekecil itu, dia hanya bisa makan sehari sekali kali! Itu benar benar diluar batasnya, dia tidak pernah makan sedikit itu seumur hidup. Bahkan di panti asuhan, dia makan sehari tiga kali, itu sudah yang paling sedikit. Mengalami hal tidak menyenangkan ini, Fang Yin rasanya ingin menangis dan marah pada mereka. Siapa pemimpinnya! Fang Yin ingin berhadapan dengannya!

Ketika giliran Fang Yin menyerahkan hasil panennya yang banyak, pengawas itu sedikit terkejut, siapa sangka seorang gadis lemah seperti Fang Yin dapat menghasilkan herbal lebih banyak diatas rata rata para penduduk ini. Apalagi herbal yang diambil termasuk bagus dan sulit didapat, rata rata hanya terdapat di dinding tebing yang tinggi. Mereka tersenyum puas dan mengambil hasil panen begitu saja kemudian menyerahkan sekantung gandum dan tanaman kering pada Fang Yin. Hanya sekantung kecil seperti orang lain, apa itu layak?

Fang Yin mengambilnya dengan marah, tapi tidak pergi dari sana. Dia hanya diam dengan dingin pada para pengawas itu. Mana cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya? Hanya gandum dan sayuran kering, apa itu cukup? Tidak ada daging atau sayuran segar yang cukup untuk memenuhi nutrisi. Apalagi makanan yang diperoleh hanya bertahan sekitar seminggu atau dua minggu dengan porsi bayi, bagaimana dengan sisanya? Tidak heran banyak yang mati kelaparan, apa mereka masih memiliki otak?

Menyadari Fang Yin tidak bergerak, pengawas di depan Fang Yin mengerutkan kening. Untuk pertama kali ada yang berani seperti ini. "Tidak ada hal lain yang bisa diberikan, pergilah." Dia bicara acuh tak acuh.

Fang Yin mendesah kesal. "Tuan, apa kau makan sehari sekali? Aku lihat tubuhmu gemuk, tidak mungkin hanya makan sehari sekali seperti yang lain."

"Kalian hanya rakyat biasa, untuk apa makan banyak banyak? Kau gadis kecil, tidak lebih dari seekor babi di kandang."

Fang Yin terkekeh. "Bahkan seekor babi diberi asupan cukup. Perlakukan lah sebagaimana seharusnya."

"Ini sudah perintah. Aku dengar, ada seorang gadis kecil yang protes akan pekerjaannya. Aku tebak itu pasti kau."

"Bukankah aku sudah melakukan yang terbaik? Kenapa hanya diberi secuil? Kau pikir aku selemah yang kau harapkan?" Fang Yin bicara dengan angkuh. Dihadapan orang seperti ini, bagaimana dia bisa sopan?

"Aku tidak memukul seorang anak. Enyahlah!"

Fang Yin menyingkir perlahan membiarkan antrean berjalan. Fang Yin tidak pergi, melainkan dia maju dan berdiri diantara para pengawas ini.

"Kau sedang mencari masalah? Kau tidak memiliki hak untuk berkomentar pada kami. Masalahmu, bukan masalah kami." Dia menegaskan dengan galak.

"Aku tahu, aku hanya sedang memperhatikan." Fang Yin melipat kedua tangannya dan memiringkan kepala dengan sinis.

Orang itu mendengus kesal dan melanjutkan pekerjaannya. Fang Yin memperhatikan. Rata rata dari mereka bertubuh besar dan menyeramkan, mereka bahkan bisa mengangkat batu seberat ratusan ton dengan mudah. Jika beradu dengan Fang Yin sekarang, dia bukan lawan mereka. Tapi jika adu mulut, Fang Yin akan menang. Namun sebelum itu, Fang Yin harus mencari celah untuk melawan mereka. Sangat tidak etis jika berdebat hanya karena masalah perut satu orang, Fang Yin juga ingin membela penduduk malang itu.

Ketika sibuk memperhatikan entah sampai kapan, seorang wanita tua datang menyerahkan hasil herbal. Tanpa sengaja wanita itu jatuh karena kakinya yang tidak kuat dan menumpahkan segala jenis herbal yang dia bawa. Fang Yin sedikit terkejut, herbal yang di bawa wanita itu tidak terlalu banyak dan termasuk ringan, tapi kakinya begitu rapuh hingga mudah jatuh. Itu benar benar miris dan Fang Yin tidak suka kecacatan seperti itu.

Pengawas yang berdebat dengan Fang Yin tadi, memarahinya. Dia berdiri di dekat wanita tua itu dan menendang lengannya memaksanya untuk cepat berdiri dan membereskan herbalnya. Tindakan kekerasan itu, cukup membuat Fang Yin terlalu marah. Fang Yin tidak bisa menahan lagi. Wanita tua itu menangis. Karena geram, pengawas itu mengangkat tangannya merasa gusar dan ingin memukul. Namun tangannya terhenti ketika Fang Yin menahannya dengan kuat hingga pengawas itu tidak bisa bergerak. Benar, Fang Yin tidak selemah yang dia harapkan.

Fang Yin mengulur waktu menahan tangan pengawas itu dengan erat tanpa bergerak hingga memindahkan tangan pengawas saja terasa sulit. Pertahanan Fang Yin terlalu keras itupun dia merasa sulit. Wanita itu bangun dengan susah payah dan ingin membereskan herbalnya, namun Fang Yin menghentikannya dengan suara dingin.

"Jangan ambil." Pandangan Fang Yin tetap pada pengawas. Pandangannya tenang, namun suaranya dingin seakan memperingati dengan kasar. Itu dilakukan agar wanita tua itu menurut. Di dunia ini, dia tidak boleh lembut.

Fang Yin tersenyum setelah melihat wanita tua itu sudah menurutinya kemudian melepas genggamannya dengan senyuman lebar. Wajah Fang Yin memang cantik, ditambah senyuman lebarnya walau dipaksakan menambah daya tariknya sehingga pengawas itu tidak terlalu marah.

"Apa begitu cara kerjanya?" Fang Yin bertanya kemudian menaikan sebelah alisnya.

"Apa?" Pada akhirnya pengawas itu tersadar dari senyuman Fang Yin.

"Aih, sepertinya telingamu kemasukan air. Bukan hanya telinga, melainkan otak." Fang Yin tersenyum mengejek membuat pengawas itu kesal. "Lihatlah, dia sudah tua begitu. Tidak perlu dipukul juga sudah kesakitan, kakinya rapuh dan sulit menopang tubuh. Aku bertanya, apa yang akan kau lakukan jika di posisinya?"

"Nona, apa yang sebenarnya ingin kau katakan!" Dia sudah geram.

Fang Yin memasang wajah kasihan. "Aku hanya ingin mengatakan, jika ingin mereka bekerja dengan baik dan sehat, maka kalian jangan pelit terhadap makanan. Aku sudah kurus seperti ini, kau ingin membuatku tambah kurus? Bagaimana aku bisa memetik herbal? Begitu juga dengan yang lain. Makan adalah peristiwa terbesar dalam hidup, ingat itu."