Helaan nafas gusar kembali terdengar dari mulut Yura, sesekali Julian melirik gadis itu diam-diam. Bibirnya membentuk senyuman malu-malu, Julian membuang mukanya dan menyembunyikan senyumannya dengan tatapan dingin setiap kali Yura menengok dan melihatnya.
Julian tahu betul jika Yura tengah kesal karena paksaannya yang membawa gadis itu pulang. Namun, kemarahan Yura rupanya tidak cukup bisa membuat Julian berhenti untuk melakukan semua hal-hal yang konyol hingga ke titik tergilanya sebelum permintaannya terpenuhi.
Julian berdehem, mencoba memulai pembicaraan yang normal untuk memperbaiki suasana. “Kau suka makanannya?” Tanya Julian.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com