Sadewa mengetuk pintu kamar Adiknya dengan pelan. Wiga tidak meresponnya, dia masih fokus pada laptopnya dan tidak membukakan atau sekedar membuka kuncinya. "Ra, gue mau ngomong!" teriak Sadewa meminta pada adiknya untuk membukakan pintunya.
Wiga tidak merubah posisinya sama sekali. Dia masih fokus melihat layar laptopnya dan memakan cemilan di atas meja kecil di samping kursinya. "GARA! ADA HAL PENTING YANG HARUS KITA BAHAS," Wiga memutar bola matanya malas.
Dia berjalan pelan mendekati pintu untuk membuka kunci pintu kamarnya dan melemparnya pada ranjang lagi. Sadewa tersenyum manis melihat adiknya membukakan pintu untuknya. "Ayo pergi diam-diam ke acara pernikahan Nita sama Argo," ajak Sadewa membuat Wiga tidak bereaksi sedikitpun.
Wiga mengambil laptopnya untuk dikerjakan di sofa dan kembali memakan cake sisa miliknya. "Kalau lo bahas permasalahan yang sama dan terua maksa gue datang itu percuma, gue enggak akan mau pergi," ucap Wiga masih fokus mengerjakan tugasnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com