webnovel

gavin kemana lagi?

Pukul 07:00

"Pagi mih, bang." Sapa gua yang baru turun dari kamar menuju meja makan.

"Pagi, sayang." Ujar mamih.

"Ga bareng gavin si lo." Tanya abang.

"Engga." Ucap gua singkat seraya menyuapkan rotibakar buatan bi juju.

"Tadi juga gavin pergi pagi banget ga biasanya." Ujar mamih.

Pagi? Emang biasanya juga berangkat jam setengah tujuh ko.

"Emang biasa pergi jam segitu ko mih." Ucap gua.

"Engga ko, tadi dia berangkat jam enam. Biasanya kan jam setengah tujuh." Jawab mamih.

Lah?

Biarin amat lah, toh tadi malem gua udah bilang ke dia ga akan mengurusi satu sama lain.

Jadi yaudah terserah dia, mau berangkat jam berapapun.

"Mih, alin naik mobil ya." Ucap gua.

"Iya lin." Jawab mamih.

"Bareng." Pinta abang.

"Engga bang, alin ada urusan. Assalamualaikum mih bang." Ucap gua seraya mencium tangan mamih dan abang dan meninggalkan rumah memakai mobil.

"Setel lagu ah, biar goodmood azig."

Play!

"Lily was a little girl, afraid of the big-"

"Ganti ganti"

"Katanya cinta tak pernah salah tak-"

"Galau ah. Matiin aja."

Ribet banget ya mau nyetel musik juga dasar alinea!

Kriiing kriiing

Telepon dari leo, langsung diangkat oleh alin

"Hallo yo"

"Hallo lin, dimana?."

"Di jalan bentar lagi sampe."

"Ohhoke."

Kayanya lebih peerhatian leo daripada gavin yang jelas-jelas leo bukan siapa-siapa gua sedangkan gavin? Dia seharusnya menjadi laki-laki ke 3 yang menyayangi gua setelah papih dan abang.

Pukul 10:15

"Lin tidur mulu lu, ngantin kaga" teriak mimin seraya menggebrakan meja.

"Paansi anjir budeg kuping gua."

"Ngantin kaga" ajak mamat.

Gua melihat ke depan, ternyata gak ada gavin dan leo berarti mereka di kantin.

"Kaga ah, udah lu pada ngantin aja ah." Suruh gua.

Mamat, mimin dan ica keluar kelas.

Rooftop enak nih, sambil main pabji hehe.

Gua berjalan ke luar kelas dan bertemu gavin dan leo di lorong.

"Mau kemana lin?." Tanya leo.

"Rooftop" ucap gua yang langsung berlari.

Menuju tangga ke arah rooftop.

"Alin cinta ku." Teriak salah satu cowok kelas XII.

"Oit, alin sibuk ye bang kaga ada waktu buat ngeladenin orang gila kaya u." Balas gua yang tidak berhenti berlari.

Udah biasa alin mah di gituin sama cowok-cowok.

Apalagi kalo alin jalan sama ica. Aduh udah itu mah jadi sorotan satu sekolah wkwk.

Sesampainya di rooftop gua duduk. Dan langsung memainkan pabji nya.

Door!

"Ayam ayam." Latah gua.

"Bangsat lo."

"Ayam anjir wahahahaha" ledek leo.

"Diem lo, ngapain kesini. Kalo gabawa makan pergi lo sana." Ujar gua yang masih berfokus pada pabjinya.

"Yeee, makanan mulu lo. Nih gua bawain roti sama susu." Ucap leo seraya melemparkan roti dan susu ke gua.

"Nah cakep, nih mainin dulu pabji gua, bisa kaga lo?" Tanya gua yang memberikan hp ke leo.

"Kalem, udah pro gamers azig" sombong leo.

Shombongg sekali. Gua membuka roti dan susu yang diberikan oleh leo.

Lumayan duit jajan gua utuh wkwk.

"Gavin mana yo?." Tanya gua ke leo seraya memakan dan minum.

"Tau tuh, tadi bilang nya ke kamar mandi." Jawab leo yang masih fokus sama pabji nya.

Setelah melahap habis roti dan susu yang di berikan oleh leo terdengar suara bell tanda istirahat telah selesai.

"Eh yo bel, dah balik kelas." Suruh gua yang udah menuruni setengah tangga.

"Iya, iya ini lagi mau gua log out." Ucap leo.

Sekarang pelajarannya pa mail, guru muda baru.

"Selamat siang anak-anak." Sapa pa mail.

"Siang pak." Jawab semua serempak.

"Bentar ini kenapa bangkunya kosong." Tunjuk pa mail ke depan gua.

Lah iya gavin kemana? Apaansi lin jangan pikirin gavin oke.

"Tadi ke kamar mandi pa" jawab leo.

Tuh kan dia gapapa.

Selesai pelajaran pak mail gavin tak kunjung datang.

"Yo, serius gavin ke kamar mandi? Ko lama banget." Tanya mamat.

"Tadi dia bilangnya gitu mat." Jawab leo.

Sampai pelajaran terakhir gavin belum balik ke kelas lagi.

Kalau cabut tas nya ada disini, tapi gavin ga mungkin cabut si diakan anak baik-baik.

"Eh ini tas gavin gimana, di taruh disini aja?" Tanya ica.

"Alin lah yang bawa dia kan--" sebelum mimin meneruskan ucapannya ica dan mamat refleks langsung menutup mulut mimin.

"Dia kan satu arah rumahnya gitu." Ucap mamat meneruskan ucapan mimin.

Kalau gak ada leo sama yang lain di kelas mah gapapa mimin bilang gua istri nya gavin.

"Oohgitu, gapapa gua aja yang bawa. Sekalian mau main ke rumah gavin." Ucap leo.

"Eh gausah yo biar gua aja, yaudah semuanya gua balik duluan." Ucap gua seraya berlari keluar kelas.

Sebelum gua bener-bener pulang ke rumah. Gua memutuskan untuk mencari gavin.

Pertama gua cari gavin ke toilet cowok kali aja ada.

"Vin, gaviiin." Teriak gua.

"Eh alin lo cewe, ngapain disini. Transgender lo ya." Ucap cowok kelas XI itu yang baru keluar dari toilet.

"Anjir lo, lagi cari gavin gua. Lu liat gavin ga?." Tanya gua.

"Kaga ada, tadi udah gua cek satu-satu gak ada orang." Jelas dia.

"Yaudah makasih." Ucap gua seraya berlari.

Kedua gua cari gavin di perpus kali aja ketiduran kaya waktu itu.

Tapi pas gua liat perpus, udah gelap dan di kunci. Gabakalan si kalo gavin dii kunciin. Pasti penjaganya juga ngusir gavin.

Ketiga gua cari gavin ke UKS.

"Vin." Ucap gua pelan seraya membuka pintu uks pelan.

Pas gua liat ada gavin terbaring di ranjang uks dengan hidung mengalir darah.

Gua langsung buru-buru mengambil tisu di dalem tas gua.

"Vin, gavin." Ucap gua seraya mengelap hidung gavin yang penuh darah dan menggeleng-gelengkan badan gavin.

"Eughhh..."

"Vin, lo ga minum obat yang dari dokter ya?." Tanya gua ke gavin.

"Engg-- engga, tadi buru-buru." Ujar gavin.

"Yaudah ayo pulang, sini tangan lo ke pundakin gua." Ucap gua yang langsung menaruh tangan gavin ke pundak gua.

"Gua bawa mobil." Ucap gavin.

"Lo bisa bawa nya?." Tanya gua.

"Bisa."

"Yaudah."

Gua memapah gavin sampai dia masuk ke mobilnya.

Se bodoamatan lo sama orang yang setiap hari ketemu bahkan setiap detik. Lo gaakan bisa ga peduli.

Tapi mungkin itu ga berlaku buat gavin ke gua. Tapi

Itu berarti bagi alin ke gavin.

Hai! Selamat bergulir ke part selanjutnya.