<Ichinose POV>
Sudah beberapa hari sejak aku menemani Sakayanagi-Kun untuk membeli suatu barang yang adalah Drone. Aku tidak tahu akan dia gunakan untuk apa drone itu, aku tahu jika dia menyukai sesuatu yang berhubungan dengan elektronik, meskipun tidak semua.
Entah mengapa sampai saat ini aku masih saja senang karena perjalanan yang aku lakukan bersama Sakayanagi-Kun. Aku malu menamakan apa perjalanan itu, tapi Sakayanagi-Kun bilang bahwa itu adalah kencan. Selain itu setiap hari kami juga bertemu saat istirahat dan kadang kadang aku makan bersama dengannya jika aku sedang sendiri.
Aku sering memperhatikannya dan sering bertanya tentang dirinya kepada murid kelas D yang aku kenal. Dia adalah Kushida-San, menurutnya Sakayanagi-Kun adalah orang yang pendiam dan akan bertindak jika dia ingin saja. Sakayanagi-Kun juga tidak pernah terlihat bersama dengan murid kelas D lainnya dan selalu saja bertindak sendirian, meskipun begitu dia adalah orang yang sangat mematuhi peraturan.
..... Dari yang aku ketahui Sakayanagi-Kun adalah orang yang ramah dan mudah berteman, tapi entah mengapa yang aku ketahui itu berbeda dengan yang diketahui murid kelas D. Karena aku dan Sakayanagi-Kun adalah teman yang bisa dibilang dekat jadi aku memutuskan untuk bekerja sama dengan kelas D atau bisa dibilang aliansi. Meskipun aku dan Sakayanagi-Kun sering bersama tapi aku tidak pernah bisa membaca apa yang dia pikirkan dan dia lakukan.
Entah mengapa pikiranku dipenuhi dengan Sakayanagi-Kun, apakah aku terlalu penasaran dengan dirinya ataukah ada sesuatu yang lain? Yang terpenting adalah aku selalu bisa bertemu dengannya.
Saat ini Sensei sedang mengumumkan hasil perolehan poin kelas, kelas B berhasil mengumpulkan 660 cp. Sementara kelas Sakayanagi-Kun yaitu kelas D berhasil mengumpulkan 87cp. Aku yakin sekali Sakayanagi-Kun tidak melakukan apapun dan juga tidak tertarik dengan ini.
Aku tidak tahu apa yang Sakayanagi-Kun lakukan hingga mendapatkan poin begitu banyak meskipun poin kelasnya sangatlah kecil. Memang benar dia tidak terlihat seperti murid kelas D, tapi sekarang aku berpikir bahwa dia menang benar benar bukan murid kelas D.
....Tindakan dan perkataannya selalu mengandung maksud tertentu....
Satu hal lagi, Sakayanagi-Kun bilang bahwa tidak lama lagi kelas D akan mengalami masalah... Jika dia berkata seperti itu maka itu pasti akan terjadi, tapi aku tidak tahu kapan dan apa masalah itu.
Seluruh murid di kelas sangat senang karena poin yang kami dapatkan, dan banyak murid yang berterima kasih padaku
... Aku sangat senang bisa ada dikelas B....
...
<Ren POV>
Saat ini aku sedang menunggu lift terbuka untuk masuk dan pergi kebawah, disebelahku ada Ayanokouiji yang juga akan pergi kekelas.
"Jarang sekali kau tidak membaca buku, Sakayanagi" Ucap Ayanokouiji yang mungkin tidak suka dengan suasana canggung.
"Ya... Karena aku sedang tidak ingin membaca... Terlebih lagi apakah kau tidak suka suasana canggung, Ayanokouiji?" Ucap ku tanpa melihat kearahnya, aku sekarang fokus kedepan.
"... Tidak juga" Jawabnya
Tidak lama kemudian pintu lift terbuka dan didalamnya sudah ada beberapa wanita yang diantara ada yang aku kenal. Saat pintu lift terbuka kami disambut oleh Horikita dan Kushida yang ada dibelakangnya. Kami langsung masuk dan Horikita menekan tombol lantai satu karena kami akan keluar dari gedung ini.
".... Kalian tadi malam berkumpul?" Tanyaku karena penasaran apa yang terjadi sebelum Kushida mengancam Ayanokouiji. Tentu saja itu membuat teman sekelasku agak terkejut karena aku sangat jarang memulai pembicaraan.
"... Bagaimana Sakayanagi-Kun tahu?" Tanya Kushida yang penasaran mengapa aku tahu, karena aku tidak ada jadi wajar saja dia bertanya mengapa aku tahu.
"Hmmm..... Aku tidak sengaja melihat salah satu dari kalian bersama" Ucap ku yang jujur tapi maknanya sulit untuk diartikan.
Maksud dari ucapanku itu adalah aku melihat diantara mereka sedang bersama yang aku tujukan pada pertemuan Kushida dan Ayanokouiji. Dan sepertinya Kushida tidak mengerti maksud dari ucapanku sedangkan Ayanokouiji aku yakin mengerti.
"Itu benar, kami tadi malam berkumpul tentang masalah Sudou-Kun yang sudah selesai" Ucap Kushida sambil menampilkan senyumannya seperti biasa.
"Hmmm" Balas ku singkat karena tidak ingin melanjutkan pembicaraan.
Kami akhirnya sampai dilantai satu dan Horikita langsung pergi meninggalkan kami yang baru saja keluar dari lift.
"Sakayanagi-Kun, aku ingin berterima kasih karena kau sudah memberikan saran meskipun tidak kami lakukan..... Tapi berkat Horikita-San, Sudou-Kun tidak jadi dikeluarkan " Ucap Kushida yang ingin berterima kasih kepadaku.
"Tidak perlu..... Aku hanya menyampaikan saran yang diberikan seseorang padaku" Ucap ku yang berjalan menjauh dari mereka.
Kushida terlihat agak terkejut dengan perkataanku sementara Ayanokouiji terlihat biasa saja, mungkin karena dia sering melakukan seperti yang aku lakukan.
Yang aku katakan itu memanglah tidak benar, itu karena aku tidak ingin dibebani oleh kelas sekarang. Jika aku yang mengaku bahwa saran itu dariku, maka murid kelas akan memintaku untuk memberikan saran lagi.
Saat aku keluar dari lift seperti biasa aku mengaktifkan alat bantu berjalanku. Sementara Kushida dan Ayanokouiji masih berada didepan lift sampai beberapa detik.
"Sakayanagi-Kun!!" Sebuah suara datang dari belakangku, suara yang sudah aku kenal. Dia akhirnya sampai disebelahku.
"Ada apa, Ichinose?" Ucap ku yang tidak tahu alasan dia memanggilku.
"Apa poin kau sudah dibagikan?" Tanya Ichinose.
"Aku tidak tahu dan aku tidak peduli dengan itu..... Memangnya kenapa?" Balasku karena memang aku tidak peduli dengan pembagian poin. Apalagi poin yang sangat sedikit untuk aku pedulikan.
"Mungkin hanya kau saja loh yang tidak peduli dengan ini, Sakayanagi-Kun. Oh ya, itu karena aku belum menerima poin begitu juga yang lainnya" Jawabnya.
.... Mungkin sekolah ini mengalami masalah dengan poin..... Jika ini memang terjadi maka sudah pasti kelas akan ribut hari ini.
"Hmmm.... Mungkin sedang ada masalah" Ucap ku singkat.
Kami tidak melanjutkan pembicaraan dan menuju kelas masing masing. Setelah masuk kelas memang benar semua orang membicarakan tentang poin yang belum mereka terima. Tidak lama kemudian Chabashira-Sensei masuk dan mulai menjelaskan tentang apa yang terjadi.
Sensei bilang bahwa pembagian poin bulan ini ditunda karena ada masalah, yang membuat murid kelas D menjadi ribut. Sensei juga bilang jika masalahnya sudah teratasi maka poin akan segera dibagikan dia juga menambahkan jika murid kelas D memiliki poin untuk diterima.
.. Hmmm... Jika Sensei bicara seperti itu maka sudah pasti kelas ini akan mendapatkan nol poin..... Mungkin masalah yang aku perkirakan sebentar lagi akan terjadi atau mungkin sudah ada yang terjadi.
...
Aku sedang menuju kebelakang suatu bangunan karena dimintai tolong oleh seseorang yang tidak lain adalah Ichinose. Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai ditempat yang dimana sudah ada Ichinose yang menunggu sambil kebingungan.
... Ada apa lagi ini....
"Maaf... Tiba tiba Memanggilmu" Ucapnya dengan nada sedikit bersalah.
"Ada apa? Tidak seperti biasanya kau bertingkah seperti ini.... Dan juga mengapa kau disini?" Ucap ku yang penasaran dengan apa yang akan terjadi kali ini.
"Sepertinya aku... Aku akan ditembak!! disini!!" Ucapnya sambil menunduk malu.
.... Hm Hm Hm.... Tampaknya dia tidak tahu berbuat apa maka dari itu memintaku untuk datang kesini.
"Eh? Kalau begitu mengapa kau memanggilku? Jika kau ingin ditembak maka seharusnya kau memanggil polisi" Ucapku pura pura tidak tahu maksud darinya. Dan karena aku juga ingin bercanda dengannya.
"Bukan itu maksudku.... Ada seseorang yang ingin menyatakan perasaannya padaku.... Tapi Aku tidak tahu apa apa soal pacaran" Jelasnya sambil menunjukkan amplop berwarna merah muda yang ditengahnya ada lambang hati. Sudah pasti itu surat cinta.
"Apakah kau ingin aku ajarkan tentang pacaran?" Tanyaku yang masih ingin bercanda dengannya.
"Aku tidak ingin berpacaran dengannya... Aku tidak memiliki perasaan apapun padanya" Jawabnya
... Dia terlalu berpikir tentang masalah ini yang membuat candaanku diabaikan olehnya. Atau mungkin bukan diabaikan tapi dia tidak mengetahui arti dari candaanku tadi.
"Jika begitu mengapa tidak kau tolak saja?" Ucapku, mengatakan hal yang sudah sewajarnya dilakukan jika dia tidak ingin berpacaran.
"Aku tidak tahu caranya menolak tanpa menyakiti perasaannya.... Aku tidak ingin menyakiti dirinya" Balasnya. Dari sini aku sudah tahu maksud dirinya memanggilku kesini.
"Hmmm, jadi kau ingin aku menjadi pacarmu untuk kau beritahukan kepadanya?" Ucapku yang kembali ingin membuatnya tersipu, tapi gagal.
"Iya" Balasnya dengan menundukkan kepalanya.
Dia memang gadis yang baik, karena sifatnya itu dia tidak ingin menyakiti perasaan orang lain. Karena itu juga semua candaanku menjadi sia sia, dalam perkataanku tadi, aku tidak menyebutkan kata pura pura sebelum kata pacaran. Itu juga bisa diartikan bahwa jika aku setuju dengan rencananya ini maka kami resmi pacaran.
... Tapi karena dia tidak ingin menyakiti perasaan orang itu jadi cara ini lebih menyakitkan...
"Tapi jika orang itu tahu jika kita berpacaran maka perasaannya akan lebih sakit dibanding jika kau tolak" Ucapku yang mengatakan hal logis.
Jika ditolak masih ada kesempatan untuk mendapatkannya tapi jika dia sudah memiliki pasangan maka sudah tidak ada kesempatan. Rasa sakit ditolak lebih kecil dibanding rasa sakit jika tahu bahwa seseorang yang dicintainya sudah memiliki pasangan. Itu yang aku baca dari buku karena aku juga belum pernah merasakan itu.
"Itu benar.... Jadi apa yang harus aku lakukan?" Ucapnya yang bertambah bingung.
"Itu mudah.... Kau katakan saja perasaanmu yang sejujurnya pada orang itu" Ucapku memberikan Ichinose saran.
"Tapi...."
"Ichinose, mengungkapkan perasaan itu tidaklah mudah, jadi kau harus menghormatinya dengan jawaban yang layak" Ucapku yang kembali memberikan saran kepada Ichinose.
_______
'Kata kata dari Sakayanagi-Kun pasti memiliki arti tertentu... Mengapa aku masih ragu untuk menjalankan saran dari Sakayanagi-Kun? Sejak kapan aku tidak percaya dengan ucapan Sakayanagi-Kun yang selalu berdampak baik bagiku?' Batin Ichinose tentang saran dari Ren yang menurutnya tidak akan berdampak buruk.
_______
"Baiklah" Jawab pelan Ichinose yang setuju dengan rencanaku.
"Kalau begitu aku akan menunggumu sampai selesai.... Berjuanglah" Ucapku menyemangatinya sambil pergi menjauh dari sana.
Aku duduk dikursi dekat dengan tempat dimana Ichinose akan ditembak. Setelah menunggu agak lama aku melihat seorang wanita yang berlari sambil menangis.
'Apakah Ichinose ditembak oleh seorang wanita?' Batinku yang melihat kejadian itu.
Aku tidak melihat bagaimana wanita itu pergi menuju tepat Ichinose berada padahal aku berada disini. Dari tadi aku fokus kehp ku, memang benar yang dikatakan Sensei bahwa ada masalah pada poin.
Tidak lama setelah wanita itu sudah jauh dari tempatku Ichinose mendekat kearah ku dan duduk disebelahku.
"Sepertinya masalah sudah selesai" Ucapku meskipun aku melihat wajah Ichinose yang agak bersalah.
"Iya.... Aku terlalu memikirkan cara agar Chihiro-Chan tidak tersakiti perasaannya. Padahal aku hanya ingin lari. Besok kami akan mencoba bersikap seperti biasanya. Apakah bisa?" Ucapnya yang menginginkan semuanya akan kembali seperti sebelumnya.
"Itu tergantung.... Tapi aku yakin kalian berdua bisa melakukan itu karena kau tidak melakukan cara yang ingin kau lakukan" Ucapku jujur. Jika orang itu tahu bahwa Ichinose sudah memiliki pacar maka mungkin saja keadaan tidak akan kembaki seperti semula
"Sakayanagi-Kun, apa maksudmu?" Tanya Ichinose yang mungkin tidak mengerti maksudku.
"Jika aku dan kau berpacaran maka dia mungkin tidak akan mendekatimu lagi" Ucapku yang tidak jadi untuk menjahilinya, jika tadi aku menjahilinya maka aku akan membahas dimana aku tidak mengadakan kata pura pura.
"Itu benar juga.... Jadi aku berhutang budi padamu ya, Sakayanagi-Kun" Ucapnya sambil tersenyum padaku.
Aku kemudian berdiri dan menatap kearah Ichinose sebelum akhirnya aku menempatkan tanganku pada kepala Ichinose dan mengelusnya.
"Kau sudah melakukan yang terbaik" Ucapku sebelum akhirnya menjauhkan tanganku darinya dan perlahan pergi dari sana karena aku ingin kembali kekamar ku.
Aku sebelum pergi melihat wajah Ichinose yang menunduk memerah karena perlakuanku tadi. Aku pernah membaca buku yang menjelaskan bahwa beberapa wanita akan senang jika seorang pria mengelus kepalanya, meskipun tidak semua pria, adapun yang akan sangat marah jika pria tiba tiba mengelus kepalanya. Tapi dia tidak bertindak apapun yang berarti dia senang saat aku mengelusnya.
.....
Saat sudah sampai dikamarku aku langsung melakukan yang seharusnya aku lakukan seperti mandi, dll. Setelah itu aku mengaktifkan drone dan menerbangkannya, aku setiap pulang sekolah selalu menerbangkan drone untuk mencari tahu keadaan sekolah ini.
"Hmm, bukankah itu Sudou?" Gumamku karena melihat Sudou yang sedang bersama dengan tiga orang tidak aku kenal.
.... Mungkin inilah masalahnya....
Aku memfokuskan drone ku pada Sudou, dan tidak lama kemudian mereka masuk kesebuah bangunan. Aku mengendalikan drone milikku kearea dimana dapat melihat apa yang Sudou lakukan.
Entah mengapa Sudou bisa melawan tiga orang dengan hanya dirinya yang berarti tiga orang itu sengaja kalah. Mungkin ini adalah masalah yang akan datang yang aku pikirkan itu.
"Ohh... Jadi ini adalah rencana mereka untuk menghancurkan kelas D? Menarik" Ucapku sambil tersenyum kecil.
Maaf jika ada Typo atau Typo atau ada kesalahan dan ketidakjelasan
Terima kasih
Sampai nanti