webnovel

NUH saja

"Nuh kenapa namamu tidak di panggil nusaibah saja??"tanya salsa, yang saat itu sedang berjalan sore bersama nuh,.

"ah itu,.. hehe dulu... sebenarnya nama itu adalah sebuah kesalahan". ujar nuh

"eh kok kesalahan?" tanya salsa penasaran

ia karna dalam islam itu nama seorang anak tidak bisa di sandingkan nama ibu. tapi harus nama seorang ayah, singkat nuh.

"eh wait-wait. jadi nusaibah itu nama ibumu??" tanya salsa penasaran.

"tidak-tidak,tidak juga..."ujar nuh menanggapi denganmenggaruk kepala,.

"nama ibuku khadijah,sedang ayahku abdullah,.'

'hehe karna akte kelahiran dan beberapa ijazah telah tercantum nama ibnu nusaibah akan lebih sulit merubahnya karna aku sering berpindah tempat sekolah dan sebenarnya keluarga kami pun telah banyak melalui fase-fase tersulit".

jadi namamu sampai sekarang ibnu nusaibah ujar salsa menyimpulkan dengan sedikit kebingungan,.

"ia, jadi kalau dengan nasab namaku adalah

ibnu nusaibah bin abdullah. akan sangat aneh bila di tuliskan tapi aku sangat bersyukur mendapat nama itu, sejak kepergian beliau, aku terus meyakini aku bisa menjadi setidaknya superhiro bagi keluarga ku , khususnya ibu". ujar nuh yang tersenyum.

salsa yang mendengar kata kata nuh tak terasa menitihkan air mata.

"eh kamu kok?? kok nangis??" tanya nuh yang heran sekaligus penasaran.

"Nuh... kenapa setiap kamu bercerita itu pake bawang...??' 'kamu pasti banyak melalui kesulitan selama ini nuh,".

ujar salsa yang mengusap matanya dengan hoodie hitam yang ia kenakan.

"tapi..,dari nama itulah, aku mengenal dengan baik sosok nusaibah.dan setidaknya kamu sudah cukup mewakili nama itu untuk jadi seorang superhiro.."

ujar salsa kembali menyemangati nuh dengan mata yang masih berbekas air mata.

"ah kamu berlebihan..."ujar nuh seraya tertawa.

"eh swear kamu tuh pemberani kaya nama kamu tapi...

"aneh"

ujar salsa tersenyum

nuh mendengar itu sontak menghentikan langkah dan menatap gadis pendek di sampingnya tersebut.

"wait. aneh.??"tanya nuh.

"ia kamu kan aneh ujar salsa seraya tertawa

dasar aneh... "

ujar salsa kembali meledek.

lalu mendorong nuh tepat di dada, hingga nuh hampir-hampir terjatuh kebelakang,lalu berlari.

"kejar aku kalau bisa orang aneh... "

ujar salsa yang meninggalkan nuh,

"hhhh ia mungkin aku juga seaneh itu sal".

lirih nuh yang entah mengapa seperti merasa tak bisa menyangkal dirinya yang di ejek aneh oleh salsa.

"eh sal..!!!. tunggu".

ujar nuh seraya melangkahkan kakinya yang hampir dua kali langkah salsa.

dalam beberapa detik saja ia sudah berada di samping gadis bertubuh sedikit lebih pendek dengan tinggi 165 tersebut.

"kamu memangya gk capek lari mulu... kemaren lari ngejer,sekarang lari juga"

ujar nuh kali ini dengan mudah mengimbangi ritme lari salsa.

bahkan nuh menyempatkan diri memutar badan hingga lari menghadap ke belakang.

salsa yang sedikit terkesimak akan nuh yang kini tepat di samping kirinya memelankan larinya.

"eh sal klo nama kamu itu...??"tanya nuh yang langsung di potong oleh salsa sesaat setelah berhenti berlari.

"kenapa...? tumben kamu nanya?"

ujar salsa yang sedikit berubah menjadi ketus.

"ih ngambek... kok malah ngambek, tadi denger cerita orang nangis, di tanya nama sendiri malah ketus sih ... dasar 'an.."

nuh yang terhenti untuk mengucapkan kata yang menurutnya terdapat sebuah kesamaan antara dirinya dan salsa kembali di potong oleh salsa.

"kenapa mau bilang aku aneh?? ia gak pp kamu boleh kok bilang aku aneh".

ujar salsa yang kini kembali berkaca-kaca.

"aku memang seaneh itu kok nuh. kamu boleh bilang aku kaya gitu,' tak apa" lirih salsa.

"dah ah, capek duduk aja di sini lagian lari lari buat apa??, capek".

ujar nuh mengalihkan perbincangan seraya menyentuh pundak salsa mengajaknya duduk.

untuk beberapa saat mereka duduk tanpa kata, karna nuh ingin memberikan salsa waktu agar ia bisa menenangkan dirinya sendiri.

sedang salsa kembali teringat masa lalunya saat sebelum memutuskan untuk menjadi muslim.

"Nuh..., kamu masih ingat janjimu kan!?"

tiba-tiba salsa menanyai nuh setelah beberapa sa'at ia terdiam karna teringat masa lalunya.

"emmm ingat donk buat bantuin kamu, kenapa??"

"bukan-bukan itu... mau nganter aku?". ujar salsa yang melepas maskernya dan menatap nuh yang ada di dekatnya.

"eh.. itu.. aaaa ok.. bisa-bisa.." ujar nuh yang sebenarnya hanya bercanda saat ia ingin mengantar nya ke rumah sakit jiwa.

"aku cuma bercanda lo sal... nganter kamu ke rsj ituh..."

"nggak, kita bukan ke rsj , tapi ke monumen gonggong". singkat salsa.

"eng?? kok ke sana?? ngapain??"tanya nuh yang begitu terkejut mendengar kata-kata tersebut.

"eh, kok ekspresimu seperti sudah pernah kesana saja??" ujar salsa yang malah berbalik bertanya.

"enggak, nanti aku akan cerita banyak... tentang aku di sana. kamu bisa kan??" 'temani aku setidaknya untuk saat terakhir sebelum berpisah, nanti??"

ujar salsa seraya tersenyum dan menyentuh lengan nuh.

"aaa itu ternyata, emmm ok bisa', 'sekalian aku juga mau mengunjungi seseorang".

singkat nuh.

yang dalam benaknya berkata (perpisahan ya)

"mmmm sekalian aja klo gitu... aku ikut".

ujar salsa asal ceplos.

"aku juga masih punya beberapa hari libur setelah karantina. kenapa nggak sekalian aja?"

"tapi setelah itu pokoknya kita harus ngunjungin monumen gonggong dan sekalian mencicipi gonggong panggang"

ujar salsa yang begitu tertarik.

ok. deal. ujar nuh seraya tersenyum.

sore itu hampir seperti sore sore sebelumnya dan akan terus terulang, baik nuh maupun salsa seolah menemukan seseorang yang begitu cocok mendampingi satu sama lain, meski di sisi lain banyak pula permasalahan yang di timbulkan kala mereka bersama. bahkan nuh yang telah menutup hatinya rapat-rapat kembali terbuka oleh salsa

namun di sisi lain ia pun tau kemungkinanya sangat kecil.

nuh... kadang hidup itu rumit yah... ujar salsa.

bukan rumit sal... tapi unik.

rumit nuh, kenapa yang dekat terasa jauh dan yang jauh terasa dekat ??

"em?? maksudnya?? namanya hidup tuh di syukuri sal... ada kalanya apa yang kita usahakan memang gak jadi milik kita karna allah punya yang lain yang lebih baik".

"eh eh eh, kok?? bukan itu maksudkuh... nuh.

maksudnya kadang kita lebih dekat dengan orang lain tapi dengan orang rumah merasa jauh".

"aaa ituh... nuh yang mendengar kata kata itu menjadi malu bukan kepalang',

"di sisi lain ia pun tau salsa mempunyai masalah yang begitu berat baginya yang belum pernah ia alami".

"sal.... tau nggak di kala seorang muslim telah mencapai titik tak ada lagi harapan harus melakukan apa??"

tanya nuh yang ingin menyemangati salsa

"memangnya apa yang harusnya di lakukan nuh??

tanya salsa seraya menatap nuh penasaran.

"jadi ketika seorang muslim yang menginginkan sesuatu setelah usaha atau niatnya yang menemui kebuntuan, seolah-olah tak mungkin terjadi.

kita di tuntut buat nggak putus asa sal...."

"sebagai gantinya kita kembali sama allah yang punya segala kuasa , apa yang ia inginkan hanya dengan mengatakan jadi maka jadilah sesuatu tersebut".

"emmm gitu ya nuh". ujar salsa yang masih termenung.

"yups..

do'a anak shalehah kan mustajab.

minta ma allah... kelar-kelar.."

ujar nuh yang seraya memeragakan tangan kanan yang menyapu tangan kirinya.

tapi aku bel..

ya udah tunggu apa lagi? start donk!!! semangat ...

ujar nuh memotong kata-kata salsa.

salsa hanya tersenyum melihat nuh yang begitu antusias menyemangatinya, bahkan selama itu, meski ia melibatkan nuh dalam berbagai masalah.