Nuh... berdo'alah selalu untuk kebaikan".
lirih khadijah di kala sedang menemani nuh bermain dengan mainanya yang kurang lebih satu kardus tv bila di kumpulkan, dan yang paling banyak adalah miniatur karakter superhiro.
siap bu'... ujar nuh yang masih bermain dengan mainanya, sedang ia terfikirkan kata-kata ibunya
"berdo'alah selalu untuk kebaikan".
"bu... do'akan memang harus selalu baik??"
ujar nuh yang menyodorkan mainan ke ibunya agar ia menemani bermain.
"ya... memang begitu dan harus selalu begitu ya nak... jadi pada siapapun saat kamu dalam keadaan senang sedih sekalipun... berdo'alah yang baik ok..."
ujar khadijah seraya mencium nuh kecil yang menggemaskan.
"ya bu.. nuh kan kuat!!!' masa do'a yang baik aja gak bisa.."
"nuh... nuh... hey... ujar salsa yang menggoyangkan tubuh nuh sesa'at sebelum menyebrang ke tanjung pinang".
karna usainya karantina yang di akhiri dengan test kesehatan di akhir hari karantina kini semua orang telah di perbolehkan pulang, meski dengan begitu keadaan di beberapa daerah masih tinggi orang-orang yang terpapar virus dari cina tersebut.
"eh hehe maaf. aku ngelamun"
ujar nuh yang bersandar di pelabuhan, menunggu giliran sampan yang akan membawanya ke tanjung pinang.
"ah kamu mah seperti orang yang paling punya masalah besar saja'... "ketus salsa seraya menendang sepatu nuh.
kini mereka adalah dua insan yang begitu dekat bak dua sejoli yang sedang berlibur.
"a..!! ia, mumpung di sini sih yah, gimana kalo kita ambil foto bareng nuh . di masjid bersejrah itu....??"
"kan sayang kalo sempat kesini tapi hanya berlalu saja??"
lirih salsa dengan nada seperti memohon.
"aih kamu bercanda ya...?"kita ini masih di kawal setidaknya sampai di bandara".
ujar nuh ketus dan menatap salsa.
"ayo lah nuh... boleh-boleh pasti boleh..."
ujar salsa seraya menarik tangan nuh.
dan berniat menghampiri seorang tentara dan meminta izin untuk beberapa menit mengambil gambar di masjid bersejarah itu, nuh yang terus terngiang kata-katanya sendiri yang akan selalu membantu seorang gadis yang selalu melibatkanya dalam masalah meski belum kenal
kini ia hanya terlemas mengikutinya.
dengan semangat salsa menarik nuh seperti seorang anak kecil yang ingin di belikan mainan oleh orang tuanya.
sedang asisten dan bodyguard salsa yang melihat klienya berbalik arah di tengah tengah antrean tak mampu menerobos dan menghalau salsa dan nuh.
"eh sal... antreanya padat!!...'ntar kita bakal antri paling akhir loh... !!??"
ujar nuh yang hanya khawatir akan antrean namun tidak dengan barang bawaan.
karna selain semua barang bawaan orang orang yang di karantina telah di antar terlebih dahulu. ia hanya membawa sedikit sekali barang hanya tas ransel yang sedang ia bawa dan satu koper pakaian yang telah di kirim di awal.
ia tidak membayangkan kalau saja sebelum pulang ke indonesia semua barang bawaanya tidak di paketkan terlebih dahulu ketkka di korea mungkin akan lebih parah dari ini.
ketika ia tersadar bahwa salsa begitu ingin melihat masjid bersejarah yang di bangun dengan putih telur tersebut, ia merasa tak tega melihat orang yang begitu bersemangat ingin mendalami agama yang baru ia kenal,dan dengan tiba-tiba nuh menahan salsa di tengah tengah kerumunan.
"kamu memangnya belum pernah kesana??" ujar nuh yang menunduk mendekati salsa.
"kalo aku sudah pernah gak bakal aku penasaran beruang...!!"ujar salsa yang mendorong hidung mancung nuh.
nuh yang di perlakukan seperti itu langsung menarik tangan salsa.
"tetap di belakang... !!"
ujarnya seraya berbalik melindungi salsa di depan dari riyuh orang yang berdesakan menunggu antrean, nuh pun tak percaya ia begitu memperlakukan salsa lebih istimewa dari siapapun yang pernah ia miliki, yang bahkan pacarnya sekalipun tak pernah bersentuhan kulit denganya.
"nuh... pelan-pelan!!" ujar salsa yang tak kuat berdesalan dalam antrean.
nuh yang menyadari salsa kelelahan pun langsung
jongkok dan menarik tangan salsa.
"cepet... kamu gak mau kehabisan nafas kan.!!??".
"nnn nuh... kamu serius?? aku naik di mana??"
ujar salsa ragu ragu di buat nuh
"nuh... kam...(u berdiri aja) lirih kata kata salsa jadi tak terdengar karana nuh di luar dugaan menggendongnya.
"dasar cewe aneh bawel...!!"ujar nuh
yang entah bagaimana nuh dengan cepat meraih kaki salsa yang memakai celana training, membuat salsa terduduk di pundaknya .
kini salsa merasa begitu tinggi dengan posisinya yang terduduk di pundak nuh yang sibuk membuka jalan hingga ujung akhir dari antrean,
dan tidak sampai situ saja, kini mereka di hadapkan dengan kelompok tentara yang menatap mereka heran, bak kelompok kesenian ondel-ondel yang sedang mengadakan pertunjukan.
dengan tidak menurunkan salsa dari pundaknya nuh mendekati salah seorang tentara yang ter tera di dadanya Lucky dunya akhirat
nuh yang sedikit mengerti bahasa arab sedikit seperti berharap orang yang tinggi besarnya sama dengan dirinya lengkap dengan baret ungu adalah keberuntungan baginya dan salsa lalu mengizinkanya menuju masjid Raya Sultan RIAU yang tak lebih dari sepuluh meter jaraknya.
"assalamualaikum pak"
ujar nuh yang sedikit merendahkan suaranya.
"waalaikumussalam"
"ada yang bisa dibantu mas?"
ujar pak luky dengan garangnya.
"kami datang dari jauh pak saya dari cilacap dan teman saya dari jakarta',
"kami jarang jarang kemari pak, jadi kami ingin mengunjungi masjid ini pak...."
"kalian pasangan pemandu senam kan??"
tiba-tiba wanita yang dulu mengantar para awak media sekaligus yang sempat memberi nuh minum, datang dan menghampiri mereka seraya menyentuh pundak tentara yang bernama luky tersebut, luky pun pergi setelah di bisiki wanita tersebut.
"mari... akan saya dampingi, setidaknya sebagai perpisahan terakhir".
mereka yang mendengar kata-kata tentara wanita tersebut menghela nafas lega. pasalnya selain wajahnya yang menawan ternyata baik setara dengan parasnya.
"eee permisi... "
ujar nuh seraya menurunkan salsa dari pundaknya. nuh kini begitu antusias melebih dari salsa.
"maaf bu... sebelumnya saya mengucapkan terima kasih banyak".
"ia?? "aaa!!! 'sama-sama kami pun berterima kasih kalian mau berkecimpung menghibur para warga negara yang lain di camp pemusatan karantina".
ujar wanita tegap tersebut berbalik arah dan kini berhadapan dengan dua orang yang saling berlawanan ekspresi. satu sisi nuh sangat bahagia dan kini salsa terlihat masam seperti di kesampingkan oleh nuh.
"saya sudah punya tambatan hati, jadi tak perlu khawatir". 'meskipun ia bawahan saya saya sangat bersyukur karna dia sudah menunjukan keseriusanya melamar saya".
"jadi mba jangan khawatir"
ujar zahra.
salsa yang mendengar kata-kata itu pun menjadi merasa bersalah karna khawatir akan orang yang tidak seharusnya ia khawatirkan.
sedang nuh yang mendengar hal itu pun sama merasa bersalah karena sempat kegirangan menyombongkan diri pada salsa bahwa dirinya di beri sebotol air mineral dan di semangati oleh zahra.
"o ia, nama saya zahra dari kesatuan medis.
"nama anda siapa?" ujar zahra melirik nuh seraya menaiki tangga masjid yang di dominasi oleh warna kuning.
"namanya ibnu nusaibah" ujar salsa memotong kata-kata nuh yang belum sempat terucap.
"wah ternyata idola saya jauh enerjik dari yang saya perkirakan hhhh".
ujar zahra dengan logat tawa yang khas tentara yang penuh wibawa.
"id id idola?? sontak nuh yang mendengar kata-kata itu langsung kaget bukan main.
wah bu zahra bercanda nih... masa sekelas letnan keren seperti ibu mengidolakan cewe se aneh dia??
"namanya Xia He lahir di jawa barat 1997 berkarier dari kecil lewat lagu lagu anak. dan kini sering membintangi film dan iklan". ujar zahra menerangkan idolanya tersebut pada nuh.
mendengar kata kata itu salsa semakin tersipu malu, di sisi lain nuh semakin merasa sesak di dada, mengingat apa yang pernah ia katakan pada salsa,
"nuh maaf bukan maksudku membuat seolah kamu mengidolakan ku.
memangnya kamu siapa seolah semua orang mengidolakanmu.
orang-orang hanya menduga aku menulis nama pacarku, tapi aku maupun engkau kan lebih tau kebenaranya...
"astaghfirullah... ternyata bahkan orang lain lah yang tau akan kebenenaranya. bahkan aku yang di dekatnya pun tak tau".lirih nuh hampir tak terdengar.
"harus ku apakan wajahku ini agar tak kurasakan malu yang begitu melonjak..." gumam nuh yang seakan menyesali kenapa menyadarinya tidak sedari awal.
"Dah lambat nak marah sama diri sendiri poon...!!!"
ujar salsa yang meniru logat minang mendorong pundak nuh yang kepalanya hampir ingin pecah.
"em kalo boleh saya ingin berfoto bersama mba?" ujar zahra menyodorkan telfon genggamnya yang ber wallpaper foto dirinya dan tunanganya tersebut.
"wah boleh, boleh banget.."
ujar salsa yang begitu antusias
eng.. ini bukanya...?!
ujar salsa yang tersadar akan satu hal setelah ia melihat layar handphone zahra.
ia benar itu adalah lucky.
salsa yang mendengar kata-kata itu di buat kaget bukan kepalang.
ternyata pria berparas garang setinggi nuh dan berpostur binaraga adalah tunangan zahra.
dari situ mereka saling banyak berbincang meninggalkan nuh yang terhenti di pintu masuk masjid.
"em... melihat kecemburuan mba tadi... mungkin nu
nu siapa tadi... ??"
"nuh.. nuh aja". ujar salsa simple.
"aaa nuh.. nuh itu pacar mba?? ya, wah semoga cepat ke pelaminan ya!!!". "cocok kok"
ujar zahra tersenyum menyemangati salsa.
salsa hanya tertegun, "hemmm bilakah itu mungkin terjadi aku sangat mengharapkanya".
selain itu salsa banyak bertanya akan sejarah masjid tersebut, hingga tak terasa akhirnya waktu sudah hampir tengah hari antreanpun belum kunjung selesai.
Bukan tidak mungkin sebenarnya untuk mereka di angkut secara masal dengan kapal penumpang maupun dengan kapal tni,
tapi berhubung jarak yang dekat dan memberikan peluang untuk penduduk lokal, bukan tanpa sebab karna penghasilan di masa yang sulit semacam sekarang ini menjadi sangat minim dan itu adlah pilihan yang tidak begitu buruk,. meski pada akhirnya mereka yang menjajakan diri secara suka rela untuk mengantar orang orang menyebrang harus mengarantina diri secara mandiri di rumah.
dan akhirnya waktu dzuhur masuk dan secara tiba tiba nuh yang setahu salsa dan zahra ada di tangga depan masjid kini telah mengumandangkan adzan nan merdu.
yang sontak menggetarkan sisi lain dari hati salsa.
salsa yang menyadari hal itu hanya terpaku memandangi nuh dari luar masjid.
adakah kesempatan itu? aku mengucapkan kata kata yang lebih bermakna dari sekedar kata?
adakah saat itu?? aku bisa mengikutimu satu langkah di belakangmu? atau bersanding sejajar dan aku menjadi se shalihah am
ngan-anganku dan membuatmu menginginkanku??
tolong... aku berharap bilakah ada saat-saat itu
aku ingin engkau menjadi imamku.
dalam selubung hati yang harus terjaga dengan rasa malu seorang muslimah shalihah
ia bahkan hampir mendahului mengutarakan isihatinya.
dengan langkah-langkah terakhir yang mungkin mengakhiri kebersamaan mereka yang begitu singkat salsa hampir menitihkan air mata haru.
ia hanya tak bisa berlaku lebih melebihi seorang laki-laki dalam mengutarakan isihatinya, karna ia tau sejatinya muslimah ialah di pinang bukan meminang.