webnovel

Cintaku mantan kakak ipar ku

Dia yang ku cinta memilih kakak ku sebagai pendamping hidup-nya. Aku hanya bisa pasrah dan menerima-nya. Namun melihat-nya tersakiti secara fisik dan batin oleh kakak ku membuat ku terlibat lagi dengan-nya. "Jaga wanita mu, atau akan ku rebut dia kembali" kata ku pada kakak ku itu.

IChy_dStya · Fantasia
Classificações insuficientes
14 Chs

Bertemu dengan mu lagi

Setelah ku berjalan cukup jauh untuk mencapai tempat sekolah ku yang lama, aku melihat sesosok pria tua yang telah lama ku kenal.

Dia adalah pak salim, seorang satpam di SMA lama ku. Beliau tengah menjadi satpam kami hingga sekarang.

Seorang pria yang telah ku anggap sebagai ayah ke dua bagi ku, setelah kedua orang tua ku bercerai.

Banyak nasehat yang ku dapat dari-nya, beliau lah yang selalu menegur ku, jika aku salah. Dengan-nya pun ku curah kan semua isi hati ku.

Di tempat pos ini pun, banyak ku habiskan waktu ku untuk sekedar menyalurkan hobi ku menggambar serta bolos pelajaran.

Meskipun, pak salim akan selalu mengusirku bila aku melakukan-nya.

Namun, bukan-lah aku jika tidak bisa mengelak dan mengulur waktu, untuk bisa berlama-lama tinggal di sana.

Kini, ku lihat ia sudah bertambah tua. Ku coba menyapa-nya namun seperti-nya beliau tidak mengenaliku dengan fisik ku yang tumbuh begitu tinggi.

Aku peluk beliau hingga mulailah berlinang air mata ini. Beliau yang masih bingung mengapa aku menangis, hanya dapat memeluk ku erat sambil menenangkan aku.

Setelah cukup puas buat ku menangis, akhir-nya ku usap air mata ini dan perlahan pak salim mengajak ku duduk di pos-nya itu.

Perlahan beliau mulai berbicara pada ku, sambil menyodorkan segelas air putih pada ku.

Pak salim: ini...minumlah nak, atur dulu nafas mu, baru kau bisa minum ini air. (seru-nya dengan memberikan segelas air putih)

Yosi: trimakasih pak. (menerima gelas berisi air tersebut dan meminum-nya)

Pak salim: pelan-pelan saja nak, nanti kamu bisa tersedak. (tutur-nya pelan sembari duduk di sebelah ku)

Yosi: em..(sambil mengangguk tanda mengerti)

Setelah ku habiskan air yang di berikan pak salim pada ku, seketika ku letak-kan di meja samping tempat ku duduk.

Aku pun sudah merasa lega setelah bercucuran air mata. Kini aku mulai berbicara pada pak salim.

Yosi: bapak beneran lupa pada ku?? (ucap ku sambil mengatur napas ku yang masih tersenggal-senggal akibat menangis)

Pak salim: bapak sudah tua nak, jadi maklum lah kalau bapak mungkin lupa pada mu. (tutur-nya lirih)

Yosi: saya yosi pak, anak angkatan 7 tahun yang lalu. Anak yang selalu bolos di pos bapak, anak yang suka corat-coret dinding bapak ini dengan gambar-gambar ini pak!! (sambil ku tunjuk beberapa gambar yang masih terlihat jelas di pojokan pos ini)

Dinding pos ini pun juga tidak mengalami perubahan, karena pos ini juga sebagai tempat pak salim untuk beristirahat maka yang di cat ulang hanyalah bagian luar-nya saja dan pak salim pula lah yang meminta untuk tetap mempertahankan seketsa-seketsa ku tergambar di dalam sini.

Beliau bilang, gambar ini bagus dan bisa di jadikan-nya sebagai pencuci mata saat sedang beristirahat di pos ini.

Pak salim pun mulai mengingat siapa saja anak-anak yang pernah singgah di pos-nya ini tiap tahun-nya. Ya...hampir setiap tahun ada saja anak muda yang suka nongkrong di pos ini, namun hanya ada satu anak yang suka menggambar bila di pos ini. Yaitu yosi si anak cowok dengan tubuh kurus tinggi berkulit putih bersih dengan rambut ikal-nya.

Anak cowok yang sering saja terlibat perkelahian dan bolos mata pelajaran namun punya bakat dalam menggambar, setiap di pos ini, pak salim pun membiarkan dinding-dinding nya sebagai media untuk-nya menggambar.

Mula-nya yosi hanya iseng mencoret dinding pos itu dan menggambar sebuah desain rumah, melihat indah-nya desain itu, pak salim pun menyuruh yosi untuk melanjutkan gambar tersebut serta membiarkan-nya tetap ada di dinding tersebut.

Pak salim: oh...anak nakal itu!! (memukul lengan yosi pelan dengan kepalan tangan-nya). Kamu sudah tumbuh dewasa nak?? bapak sampai lupa, kamu sudah tumbuh tinggi. Gimana kabar kamu??

Yosi: baik pak. Kabar bapak sendiri gimana?? (balik ku bertanya tentang kabar-nya)

Pak salim: alhmdulillh nak, bapak juga sehat. Ya beginilah kalau sudah tua gampang sekali terkena batuk pilek.

Yosi: yang penting jaga kesehatan-nya pak, jangan memaksakan diri.

Pak salim: iya nak, oh iya. Kamu kesini ada perlu apa??

Yosi: ini, saya di tugaskan untuk menangani proyek di sekolah ini pak.

Pak salim: proyek renovasi kantin kah??

Yosi: iya pak.

Pak salim: wah...hebat kamu nak, sekarang kamu sudah jadi orang sukses. (menepuk pundak yosi pelan)

Yosi: Alhmdulillh pak, ini juga berkat dukungan dari bapak juga, sehingga aku bisa meraih cita-cita ku dan bisa bekerja di bidang yang aku suka juga pak.

Pak salim: kamu itu nak!! bapak cuma melihat bakat mu dan mengarahkan-nya demi masa depan kamu juga.

Yosi: dan alhmdulillh-nya sekarang sudah bisa menjadi sumber penghasilan bagi aku dan ibu pak.

Pak salim: oh iya, kabar ibu mu baik juga kan nak??

Yosi: Alhmdulillh pak, beliau sehat. Sekarang beliau sudah tidak lagi bekerja dan hanya sibuk di rumah. Kami juga sudah kembali ke rumah kami yang lama. Aku harap bapak bisa mampir ke rumah kami bila ada waktu. (pinta ku pada-nya)

Pak salim: iya nak, nanti kalau bapak sempat, bapak akan mampir ke rumah mu.

Yosi: beneran lo pak!! aku akan menunggu hari itu.

Pak salim: em.. (menganggukkan kepala-nya ke atas dan ke bawah).

Yosi: bagus!! (mengacungkan satu jempol ke arah atas pada pak salim)

Aku pun melirik jam tangan di lengan ku dan ternyata sudah menunjukkan pukul 08:00, teringat aku ada janji dengan kepala sekolah pada jam itu).

Yosi: Astaga sudah jam 08:00!! (menepuk jidat ku sendiri)

Pak salim: Ada apa nak??

Yosi: Aku ada janji dengan kepala sekolah pak. Ngomong-ngomong ruang sekolah masih di tempat yang sama kan?

Pak salim: iya nak, kamu tinggal masuk aja, kantor-nya masih sama di ujung selatan yang banyak di pajang piyala pada almari di samping-nya.

Yosi: makasih ya pak, yosi permisi dulu. (ku salami-nya dan ku kecup punggung tangan-nya). Bay pak!! (ku lambaikan tangan-ku dan berlalu masuk ke dalam sekolah)

Pak salim pun membalas lambaian tangan-ku. Aku pun mulai melangkah-kan kaki ku melewati lapangan yang biasa kami lalui untuk melakukan upacara. Ya.. tempat ini masih sama dan terawat dengan baik.

Lanjut dengan melewati lorong-lorong kelas, kelas depan di isi dengan kelas X, yang terdiri dari 7 kelas, mulai dari kelas X1 hingga X7. Kelas itu berjejer rapi. Sedangkan kelas XI dan XII ada di bagian dalam sekolah.

Aku pun terus berlalu, hingga sampai di ujung arah selatan, persis seperti yang di tunjukkan oleh pak salim padaku.

Di samping depan-nya terdapat satu lemari penuh piyala di dalam-nya, berarti ini sudah benar. Ku ketuk pelan pintu yang atas-nya tertulis ruang kepala sekolah.

" tok...tok..." (bunyi ketokan pintu ku)

Yosi: assalamualaikum

Pak kepsek: waalaikumsalam, masuk saja!! (perintah-nya dari dalam)

" ngikkkk..." (bunyi pintu yang ku buka)

Pak kepsek: mari...masuk nak!! (berdiri dari kursi kerja-nya dan menyambut ku serta menyodorkan tangan-nya untuk bersalaman). Dengan nak yosi kan??

Yosi: iya pak, dengan saya sendiri. (menjabat uluran tangan-nya)

Pak kepsek: silahkan duduk. (menyuruh ku duduk di sofa yang terdapat di depan meja kerja-nya)

Yosi: iya pak, trimakasih. (segera duduk di sofa yang telah ia tunjuk)

Pak kepsek: mau minum apa nak??

Yosi: tidak perlu repot-repot pak.

Pak kepsek: tunggu sebentar. (beranjak dan mengambil minuman dingin yang ada di kulkas kecil yang ada di sana kemudian menyodorkan-nya pada ku)

Yosi: terimakasih pak.

Pak kepsek: sama-sama, oh iya. Nak yosi ini yang di rekomendasikan untuk merenovasi kantin kami kan??

Yosi: betul sekali pak, kami sudah mempersiapkan segala-nya, mulai dari desain terus perincian bahan-bahan nya serta perkiraan total pengeluaran dan biaya-nya pak.

Pak kepsek: bisa aku lihat dulu desai-nya seperti apa nak??

Yosi: bisa pak, kami sudah menyiapkan beberapa desain yang cocok untuk kantin bapak. (mengeluarkan beberapa lembar kertas berisikan gambar desain kantin serta sebuah proposal)

Pak kepsek: waw...bagus-bagus desain-nya. (mulai memilih-milih desain dan membaca propasal yang ku keluarkan juga). Yang ini saja nak. Kami juga setuju dengan proposal-nya.Berhubung kantin-nya lumayan luas, kami harap kamu bisa mengatur-nya ya. Ku serahkan semua-nya padamu.

Yosi: beres pak, semua bisa di atur. Aku hanya perlu meninjau lokasi dan bagaimana kondisi kantin-nya saat ini pak.

Pak kepsek: oh begitu, masalah properti dan tukang-nya ku serahkan padamu ya nak yosi??

Yosi: siap pak!!

Pak kepsek: saya hanya perlu tanda tangan di mana nih?? (membuka-buka proposal yang ada di tangan-nya)

Yosi: sebelah sini pak. (tunjuk-ku pada halaman belakang proposal tersebut)

Pak kepsek: semua sudah kelir ya?? (membubuhkan tanda tangan-nya di atas proposal dengan pena-nya)

Yosi: sudah pak.

Pak kepsek: kalau begitu mari saya antar ke kantin yang perlu di renovasi nak. (berdiri dan mengarahkan ku untuk menuju kantin yang di maksut)

Yosi: sebentar, saya beresin dulu berkas-nya pak. ( memasukkan semua-nya, menyelipkan desain yang di pilih oleh pak kepsep ke dalam proposal-nya). Saya boleh bawa minuman ini pak?? (seru ku sambil memegam minuman dingin yang ada di depan ku tadi)

Aku pun beranjak dari tempat ku duduk dan mengekor pada punggung pak kepsek. Melintasi lorong pajang dan beberapa kelas XI, akhir-nya kami tiba di kantin yang berada di antar kelas XI IPA dan IPS.

Kantin itu lumayan luas dan belum ada pembatas antar kedai satu dengan yang lain, penataan tempat duduk pun masih perlu pembenahan. Masih sama sih dengan keadaan 7 tahun yang lalu.

Kami pun mulai melihat-lihat dan pak kepsek pun menyuruh ku untuk meninjau-nya sendiri karena tiba-tiba beliau mendapat panggilan telfon yang kata-nya mendesak.

Pak kepsek: maaf ya nak, tiba- tiba saya ada urusan. Nak yosi tidak keberatan kan meninjau-nya sendiri?? (tutur-nya)

Yosi: iya pak, saya bisa sendiri kog.

Pak kepsek: besok kita bicarakan lagi kalau ada tambahan lagi ya.

Yosi: baik pak.

Pak kepsek pun pergi, meninggalkan ku sendiri. Ku putuskan melihat-lihat keadaan kantin, dan ku ingat ada tempat yang perlu ku pastikan.

Sebuah tempat duduk yang pernah ku pakai sebagai tempat favorit-ku saat sekolah di sini.

Aku pun mulai berjalan menuju tempat itu, bangku yang berasal di depan kantin di bawah pohon beringin tua.

Ku cari-cari tulisan yang ku ukir di sana, tulisan nama ku dan rosa di bawah bangku tersebut.

Yosi: ternyata masih ada. (membungkuk melihat tulisan yang ada di bawah bangku tersebut dan duduk di sana.

Tiba-tiba bak ada petir di siang bolong, mata ku terbelalak melihat apa yang ada di hadapan ku saat ini.

Seorang wanita yang ku kenal, kini berada tidak jauh dari pandangan ku. Gadis yang pernah ada dalam hati ini.

Yosi: benarkah itu dia?? (pikir-ku sambil ku ucek-ucek mata ini berkali-kali untuk memastikan kebenaran yang ku lihat ini)

*****