webnovel

Perhatian itu datang saat cinta pergi

Tak pernah aku membayangkannya

Bila insan sedang patah hati

Kali ini ku rasakan sesungguhnya…

Siang hari ku bagaikan malam

Pelangi pu berwarna kan gelap

Inikah yang dinamakan patah hati…

Tak ingin ku jalani

Cinta yang begini

Yang ku tahu cinta itu indah

Tak ingin ku rasakan

Jiwa yang tak tenang

Afgan feat Nagita Slavina – Yang Ku Tahu Cinta Itu Indah. Menemani malam ku yang sangat hampa dan sunyi. Udah tiga hari ini Brian tidak ada kabar, di telepon dan di sms pun tidak pernah Ia respon bahkan di sekolah pun tidak pernah bertemu dengannya dan teman sekelasnya juga tidak tahu keberadaan Brian. Rasa khawatir ini selalu muncul setiap kali Ia menghilang, meski aku tidak tahu di luar sana apa Ia juga mengkhawatirkan serta memikirkan aku? entahlah hanya Ia dan Allah yang tahu. Aku hanya bisa berdo'a dan berpikir positif, mungkin Ia sedang sibuk ada urusan keluarga yang mungkin tidak bisa Ia tinggalkan sehingga Ia tidak mengabari ku. Hanya fotonya yang bisa ku lihat saat ini.

Amel side : Liz lagi dimana???

Sebuah SMS masuk dari ponsel ku. Aku selalu berharap setiap kali ada telepon atau sms masuk itu dari Brian. Aku pun langsung membaca pesan itu.

Me side : Aq lg di rumah, emangnya kenapah???

Ternyata sms dari sahabat ku Amel, aku langsung membalas smsnya.

Amel side : Amel sama Lia mau kerumah, jangan kemana-mana ya.

Me side : Oke.

Ku letakkan kembali ponsel ku di samping ku, dan kembali memandangi foto yang membuat aku rindu akan dirinya, khawatir akan keadaannya.

"Hey"

Kehadiran Amel dan Liana mengagetkan ku dan membangunkanku dari lamunan.

"Ehmmm…" aku bangun dan langsung mengambil posisi duduk.

"Udah datang kalian" lanjutku.

"Kenapa Liztya sayang? ko wajahnya sedih gitu? Ada masalah lagi sama itu cowok?" tanya Amel.

Aku terdiam sejenak menundukkan kepala.

"Gak ko Mel"

"Bohong, udah jujur aja ketahuan kali dari raut wajah kamu yang menunjukan kalau kamu memang sedang bersedih"

"Ehmmm…. Brian gak ada kabar lagi selama tiga hari ini" aku jujur pada kedua sahabat terbaik ku.

"Ko bisa, Tya udah coba telepon atau sms dia belum?"

"Udah ko tapi gak pernah di respon sama sekali padahal nomornya aktif, tapi kemarin pernah Tya telepon lagi dan di angkat tapi bukan dia yang ngangkat melainkan suara cewek"

"Cewek?"

"Iya, tapi saat Tya tanya Brian ada apa gak, langsung di matiin dan pada saat di telepon lagi gak di angkat-angkat. Entahlah itu cewek siapa"

"Udah ah gak usah dipikirin, masa Liztya Amel cengeng sih cuma gara-gara cowok macam Brian, Ingat disini masih ada Amel dan Lia yang selalu ada untuk Tya" Amel dan Lia langsung memeluk ku dengan penuh kasih sayang.

"Iya Tya gak sedih lagi ko, makasih ya kesayangan Tya"

Malam yang tadinya sunyi dan hampa kini berubah menjadi malam yang penuh canda tawa bersama kedua sahabat yang selalu ada untuk ku saat suka maupun duka. Kebersamaan dengan seorang sahabat adalah hal yang terindah dan tidak pernah ternilai di banding dengan kekasih. Meski kami udah punya pasangan tapi kebersamaan kami tidak pernah hilang.

"Ohya kalian nginep kan?" tanya ku.

"Ehmmm nginep gak yah?" Liana mikir-mikir.

"Iya kita nginep ko lagi pula besok kan hari minggu" lanjut Liana.

"Asiiik akhirnya ada yang nemenin juga, hehehe" bahagiaku.

"Itulah gunanya sahabat, yaudah makanya jangan cengeng lagi ya ciipit" Liana cubit pipiku.

"Aiiishhh, Lia jahat ah sakit tau" ucapku sambil memegang kedua pipiku.

Sementara Amel dan Indah menertawakanku.

"Mel…Lia emang kalian gak malam mingguan sama pacar kalian?"

"Gak akh lagi malas lebih baik kumpul sama kalian" jawab Liana.

"Ehmmm kesayangan Tya yang satu ini puitis hehehe" balik cubit pipi Liana.

"Ikhhz ngeledek akh"

"Biarin hehehe"

Aku bersama kedua sahabatku sangat menikmati malam minggu itu penuh dengan cerita, canda dan tawa. Tidak ada lagi kesedihan, kehampaan dan kesunyian yang ada hanya kebahagian.

Pukul 04:10 WIB

"Mel…Lia bangun udah adzan subuh, sholat subuh dulu yu jangan tidur terus" ucapku membangunkan kedua sahabatku.

Beberapa kali membangunkan mereka, akhirnya mereka bangun juga. Kami pun bergegas mengambil wudhu dan sholat subuh bersama.

10 menit berlalu kami selesai menjalankan ibadah sholat subuh. Saat balik kekamar terdengar suara ponsel berbunyi, ternyata ada panggilan dari nomor yang tidak aku kenal, aku langsung mengangkatnya.

"Assalam'ualaikum" ucapku.

"Waalaikum salam" jawab suara dibalik telepon itu.

"Liz ini aku Brian"

Sungguh aku tidak percaya Brian menelepon ku.

"Sumpah demi apa ini Brian?"

"Demi apa aja deh, ya udah kalau gak percaya mah"

"Iyah, ada apa?" tanyaku pada Brian.

"Gak ada apa-apa ko hanya ingin meneleponmu saja, emangnya gak boleh?"

Ya Allah kenapa rasanya sakit banget Brian bilang seperti itu seperti tidak ada rasa bersalahnya. Ucapku dalam hati.

"Oh gitu, kemarin-kemarin kemana aja gak ada kabar, di telepon disms gak kamu respon dan saat aku telepon kamu lagi tapi cewek yang jawab"

"Lagi malas pegang ponsel, mungkin teman aku" dengan entengnya Brian bicara seperti itu tanpa menanyakan kabar dari ku.

Ya Allah kemana Brian yang dulu aku kenal, yang selalu kasih kabar, yang selalu perhatian, yang selalu khawatir dengan keadaanku dan gak pernah menghilang. Batinku dalam hati.

"Ohya aku mau ngomong sama kamu" lanjut Brian.

"Ya ngomong aja" jawabku ketus.

"Tapi gak sekarang"

"Lalu?"

"Nanti pagi aja jam 10 aku jemput kamu"

"Gak usah kamu kasih tahu aja tempatnya dimana nanti aku datang sama sahabatku"

"Oh gitu yaudah, kita ketemu di tanjung pasir aja jam 10"

"Oh yaudah"

"Oke aku tunggu"

"Iya"

Tanpa mengucapkan salam Brian langsung memutuskan teleponnya.

"Waalaikum salam" jawabku dalam hati.

"Kenapa say?" tanya kedua sahabatku bersamaan.

"Gak apa-apa ko, nanti jam 10 anterin aku ya ketemuan sama Brian di tanjung pasir"

"Oke sayang" jawab kedua sahabatku dengan senang hati.

☺☺☺☺☺

Brian side : qm dimana???

Pesan dari Brian menderet di layar ponselku.

Me side : aq masih di jlan, bntar lg jg sampai ko.

Brian side : oke deh aq tunggu di depan pintu masuk.

Me side : Yah…!!!

Tak lama aku sampai dan dari jauh sudah terlihat Brian sedang duduk diatas motornya. Aku, Amel dan Liana langsung menghampiri Brian.

"Lama ya nunggunya?" kataku membuka pembicaraan.

"Yah lumayan" jawab Brian dingin.

"Udah yuk kita masuk disini panas" pinta Brian.

Aku hanya mengangguk mengikuti Brian. Saat selesai membayar dan mencari tempat parkir, kami langsung mencari tempat duduk yang masih kosong. Gak lama kami menemukannya dan kebetulan dekat dengan bebatuan pinggir laut. Setibanya di sebuah warung yang juga menyiapkan tempat untuk duduk dan sebagainya, Brian memesankan minuman serta makanan untuk Aku dan kedua sahabatku.

"Ohya emang mau ngomong apa?" tanya ku tanpa basa basi.

"Ehmmm jangan disini ya ngomongnya, engga enak didenger sahabat kamu"

"Udah jah sih mereka sahabat aku bukan orang asing"

"Kita bicaranya di sana aja yuk" sambil menunjuk bebatuan pinggir laut.

"Amel, Lia gue pinjam Liztya dulu ya" Ijin Brian pada kedua sahabat ku.

Amel dan Liana hanya mengiyakannya.

Aku dan Brian langsung bangun dan berjalan menuju bebatuan yang tak jauh dari tempat duduk kami.

"Mau ngomong apa sih?" tanyaku penasaran.

"Tapi kamu jangan marah"

"Iyah" jawab ku dingin.

"Kita udahan ya?"

"Maksudnya?"

"Iya kita udahan dulu, kita masing-masing dulu untuk sementara"

"Putus maksudmu?"

"Iya, tapi tenang ini untuk sementara ko"

"Sementara?"

"Iyah untuk sementara, nanti kita balikan lagi"

" Brian ingat gak sih kamu ini bukan pertama kali kamu mutusin aku, tapi sering, sering kita putus nyambung seperti ini. Emang kamu pikir aku cewek apaan? Aku juga punya hati gak bisa kamu permainkan begitu aja, aku bukan mainan yang selalu menarik perhatian orang, yang saat baru keluar di sukai tapi saat udah lama saat bosan di tinggal begitu aja tanpa perasaan"

"Ko kamu ngomong gitu sih, kalau kamu emang udah gak sayang sama aku atau bosan dengan sikap aku bilang"

"Bukan masalah sayang atau gak dan bukan masalah bosan atau gak, tapi ini masalah hati dan perasaan Brian, kalau emang aku udah gak sayang sama kamu, kalau emang aku udah bosan sama kamu, dari dulu aku udah meninggalkan kamu dan cari pengganti kamu. Tapi apa nyatanya aku masih bertahan aku masih nunggu kamu, meski kamu sering cari alasan untuk mengakhiri hubungan ini, pergi dan datang sesuka hatimu. Ingatkah kamu, saat kamu sering menyakiti aku, melukai aku, membuat aku kecewa bahkan sering kamu menduakan aku dengan wanita lain dan yang lebih parah kamu putusin aku demi wanita yang kamu suka, tapi aku gak marah, aku ngerti aku terima semua itu, aku tahan rasa sakit dan kecewa itu, AKU TAHAN BRIAN…!! DEMI KAMU…!! Dan sekarang kamu minta putus lagi dan bilang ini untuk sementara? DIMANA HATI KAMU??? Kalau emang mau putus yaudah KITA PUTUS UNTUK SELAMANYA…!! Aku lelah, aku cape dengan semua perlakuan kamu, aku udah engga sanggup pertahanin hubungan ini karena semua ini percuma. Udah sekarang kita putus aku turuti kemauan kamu"

"Oh gitu kamu ingin kita benar-benar putus?"

"Itu kan kemauan kamu, lagi pula aku udah cape, jadi lebih baik kita gak usah balikan lagi, kalau sekarang putus ya udah kita putus, tapi tenang kita masih bisa berteman"

"Oke fine aku salah, yaudah kalau itu kemauan kamu. Tapi aku mau tanya satu hal sama kamu"

"Apa?"

"Apa kamu mau melupakan semua kenangan terindah kita?"

"Kenangan terindah? Setau aku kita gak pernah punya kenangan terindah yang ada hanya air mata, kekecewaan dan sakit hati. Oke mungkin kamu pernah baik, perhatian dan khawatir sama aku, tapi aku sadar semua itu hanya ucapan semata gak tulus"

"Oke aku salah, terus kamu maunya bagaimana?"

"Kita putus seperti yang kamu ucapkan, tapi ini untuk selamanya engga usah balikan lagi, mungkin ini yang terbaik"

"Oke kalau itu yang kamu mau, aku janji gak akan ganggu hidup kamu lagi"

"Iya emang baiknya seperti itu, mungkin dibalik semua ini ada hikmahnya untuk aku"

Brian tidak bicara apapun lagi dan aku pun terdiam sejenak.

"Udah gak ada yang di bicarakan lagi kan?" tanya ku.

"Emang kenapa?" tanya Brian.

"Aku mau balik"

"Yasudah" jawab Brian singkat.

Aku dan Brian bergegas kembali ketempat duduk semula.

"Amel, Lia balik yuk" ajak ku pada kedua sahabatku.

"Emang udah ngobrolnya?" tanya Amel.

"Udah ko"

Amel Liana hanya mengangguk.

"Ohya nih uangnya nanti tolong bayarin yah" kataku sambil memberikan uang 50 ribu pada Brian untuk membayar minuman dan makanan yang sudah di pesan tadi.

Tanpa bicara apapun Brian mengambil uang dari ku, dan aku pun langsung melangkahkan kaki untuk meninggalkan Brian. Selama jalan menuju parkiran aku hanya terdiam tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirku.

"Tya kenapa?" tanya Liana.

"Wae?"

"Ehmmm… melamun ya? mikirin apa?"

"Gwaenchanaeyo" kataku sambil senyum terpaksa.

"Really?" ucap Liana.

"Yeah"

"Memangnya tadi Brian bicara apa?"

Aigo…. Aku terpaku saat Liana tanya seperti itu, aku tidak sanggup bilang pada mereka yang sebenarnya terjadi padaku tadi

"Liztya…" panggil Liana.

"Ne,waeyo?"

"Kamu kenapa? Cerita dong jujur saja sama kita jangan disembunyikan"

"Yudah nanti kalau udah sampai rumah aku ceritakan oke"

"Janji?" ucap kedua sahabatku bersamaan.

"Yeah promise" jawabku.

☺☺☺☺☺

"Katanya mau cerita?" ucap Liana.

"Baiklah aku akan cerita semuanya pada kalian"

"Ceritalah kami siap mendengarkannya" jawab Amel.

Aku pun menceritakannya semua pada sahabat ku, apa yang telah terjadi dari dulu hingga saat ini pada diriku dan juga hubunganku dengan Brian. Sahabatku memeluk ku.

"Jadi…" ucap kedua sahabatku dengan suara rendah.

"Iya jadi selama ini Tya mencoba menyembunyikan semuanya dari Amel dan Lia, Tya gak mau buat kalian sedih, makanya Tya berusaha menyembunyikan kesakitan dan kesedihan itu, berpura-pura ceria, bahagia didepan kalian, setiap kalian tanya tentang buhungan Tya dengan Brian sebenarnya Tya sakit, malas bahas itu, tapi Tya tahan. Maafkan Tya ya kalau selama ini Tya udah bohong dan menyembunyikan semua masalah itu"

"Tya gak salah, Tya wanita yang hebat, tegar bisa menyembunyikan rasa sakit serta kecewa itu didepan Lia dan juga Amel sampai kita berdua benar-benar tidak tahu"

"Percayalah suatu saat akan ada seseorang yang jauh lebih baik dari Brian" lanjut Amel.

"Iya benar apa kata Amel, jadi Tya harus tetap semangat oke gak boleh sedih atau cengeng, Brian gak pantas mendapatkan Tya" ucap Liana.

"Ehmm iya gak ko, Tya gak nangis Tya bahagia karena udah terlepas dari Brian"

"Ohya lalu bagaimana dengan rasa sayang Tya terhadap Brian?" tanya Amel.

"Entahlah tapi Tya yakin suatu saat pasti bisa hilang"

"Amin, gitu dong udah jangan sedih lagi ya?" hiburkedua sahabatku.

"Iya gak ko"

"Gitu dong, ohya denger-denger katanya lagi dekat dengan someone?" tanya Liana membuat aku bingung.

"Hah someone? Siapa? Perasaan gak ada deh" garuk kepalaku.

"Itu anak kelas 11 IPS1, yang sering smsan"

"Ka Bisma maksudnya?"

"Iya mungkin"

"Aiish gak ko dia hanya kakak angkat gak lebih"

"Yakin? Tapi sepertinya dia ada rasa sama Tya, coba deh Tya perhatikan dari cara dia selama ini memperlakukan Tya" ledek Liana.

"Udah ah jangan di bahas, itu udah wajar seorang kakak kasih perhatian pada adiknya meski bukan adik kandung" jelas ku.

"Tapi Tya sayang kan sama dia?" tanya Amel, mengekangku.

"Iya sayang tapi hanya sebatas kakak adik gak lebih begitu juga dengan Ka Bisma"

"Yakin?" ledek kedua sahabatku.

"Iya YAKIN…!!!" ucapku tegas.

"Udah ganti topic gak usah bahas cowok terus" lanjut ku.

"Hahaha iya iya ciitip" jawab Liana.

Kami pun mengganti topic pembicaraan, sambil mendengarkan lagu-lagu K-POP kesukaan aku yaitu SUPER JUNIOR. Lee Donghae – Strong Heart. Lagu yang sangat pas untuk ku dengarkan saat ini. Suara dari Donghae Oppa membuatku tersenyum dan nyaman.

Aku sangat suka sekali dengan genre K-POP dan salah satu K-POP favorit aku yaitu Super Junior, mereka tidak hanya mempunyai wajah yang tampan, lucu dan memiliki suara yang bagus, tapi mereka juga mampu mencetak gelar dan prestasi yang begitu banyaknya. Dan yang membuat aku sangat suka dengan Super Junior karena mereka sangat baik dan dermawan sekali. ♥☺

Ka Bisma side : siang deksay… (((

Saat asik membicarakan Super Junior ponsel ku bergetar, tertara nama Ka Bisma di layar ponsel ku. Aku langsung membalas SMS-nya.

Me side : siang jg kaksay… (((

"SMS dari siapa Tya?" tanya kedua sahabatku kepo.

"Ka Bisa" jawab ku terus terang.

"Ciie, dia bilang apa?"

"Gak bilang apa-apa Cuma ngucapin siang doing"

Tak lama ponsel ku bergetar lagi.

Ka Bisma side : lgi aph deksaya? Balasan dari Ka Bisma

Me side : lgii ngobrol aja sm sahabat de.

Ka Bisma side : Ehmm de jalan yuk, kk kangen sm kmu pngen ketemu.

Aku terdiam sejenak.

"Kenapa Tya?" tanya Amel.

"Ah.. gak apa-apa ko"

"Bohong, Ka Bisma SMS apa emang?" kepo Amel.

"Gak SMS apa-apa dia Cuma bilang kangen dan ngajakin ketemuan"

"Ciie, yaudah ketemuan aja" bujuk kedua sahabatku.

"Gak ah" jawabku cemberut.

"Kenapa?" kata Liana.

"Lagi malas keluar, lagi pula besok kan bisa ketemu disekolahan" jelasku.

'Yaudah deh terserah Tya aja"

Me side : mianhae oppa kaya'a gah biisa.

Aku langsung lanjut membalas SMS dari Ka Bisma.

Ka Bisma side : kenaph deksay?

Me side : de lgii mals keluar rumh, besok jha ketemu d sekolah.

Ka Bisma side : oh giitu yaudah.

Me side : mianhae ne oppa (((

Ka Bisma side : ya gak apa2 ko deksay kk ngertii.

Me side : ( gomawo oppa (

SMS terakhir ku gak di balas lagi dengan Ka Bisma, mungkin Ka Bisma kecewa dengan sikapku yang menolak ajakannya.

"Kayanya Ka Bisma kecewa deh" kataku kepada sahabatku.

"Jangan berpikir negatif gitu, kan katanya Ka Bisma ngerti, berarti dia gak kecewa atau marah sama Tya" ucap Liana menenangiku.

"Amin moga aja Ka Bisma gak marah" jawabku.

☺☺☺☺☺

"Liztya" suara itu memberhentikan langkahku.

Ku langsung mencari dimana sumber suara itu berada, tapi tak juga ku temukan.

Mungkin orang iseng. Ucapku dalam hati.

"Daaaarrrr"

"Astagfirullah kakak" ucap ku dengan nada tinggi.

Aku benar-benar kaget saat Ka Bisma mengagetkanku dari belakang. Pagi ini aku benar-benar BT sama ka Bisma, aku paling tidak suka dikageti. Tanpa memperdulikan Ka Bisma aku langsung meninggalkannya dan bergegas menuju ruang Bahasa Inggris.

"De tunggu" ucap Ka Bisma sambil mengejarku.

"Jangan marah dong, kakak minta maaf" lanjut ka Bisma.

Aku tetap tidak memperdulikan Ka Bisma. Aku terus melangkahkan kaki ku menuju ruang Bahasa Inggris.

Setibanya di ruang Bahasa Inggris Ka Bisma masih mengikuti ku dan duduk disampingku.

"De maafkan kakak please" mohon Ka Bisma.

Aku paling tidak tega melihat wajah Ka Bisma kalau lagi mohon-mohon padaku.

"Ehmmm tapi janji jangan ulangi lagi, ini bukan yang pertama kali loh kakak mengagetkan dede" kata ku dengan rasa BT pada Ka Bisma.

"Iya dede sayang kakak janji gak akan mengulanginya lagi" menjulurkan jari kelingkingnya padaku.

Aku hanya tersenyum dan meraih jari kelingking Ka Bisma.

"Ciie yang lagi berduaan" ledek Amel dan Liana yang baru datang.

Aku hanya tersenyum lebar sementara Ka Bisma kaya salah tingkah gitu dan mengaruk kepalanya.

"Ka bantar lagi bel, kakak gak masuk kekelas?" kataku membuka kembali pembicaraan.

"Nanti aja nunggu bel"

"Gak enak tau ka di liatin sama teman-teman de, nanti ada gossip yang engga-engga lagi"

"Jadi ngusir nih?" ledek Ka Bisma.

"Aiish de bukannya ngusir cuma gak enak aja" jawabku cemberut.

"Hahaha iya adikku sayang, kakak hanya gurau aja"

"Yaudah kakak kekelas ya, de belajar yang bener jangan mikirin kakak terus" canda Ka Bisma.

"Aiiish aigo oppa"

Ka Bisma tertawa kecil dan langsung beranjak dari tempat duduknya melangkahkan kaki meninggalkanku. Aku tersenyum memandangi langkahnya hingga tak terlihat lagi dirinya dari tatapan mataku.

"Jangan diliatin aja orangnya udah engga kelihatan" ledek kedua sahabatku.

"Apaan sih" jawabku salah tingkah.

Sahabatku hanya menertawakanku.

Tidak lama lagi Mrs. Ari datang, pelajaran jam pertama pun dimulai. Aku begitu antusias memperhatikan apa yang Mrs. Ari jelaskan. Tapi setelah beberapa menit semua keseriusan itu buyar saat aku melihat sosok yang membuat aku kecewa dan sakit hati sedang berjalan melewati kelasku. Aku tidak begitu memperhatikannya aku langsung buang muka bahkan saat Brian senyum padaku, aku hanya bisa menganggukkan kepala tanpa membalas senyumannya.

☺☺☺☺☺

Pukul 10:00

Dua mata pelajaran selesai waktunya istirahat. Tapi Aku memilih untuk langsung keruang Biologi sementara kedua sahabatku memilih kekantin untuk membeli minuman serta makanan ringan. Kebetulan di sekolah ku SMAN 5 KAB.Tangerang memakai Moveing Class. Aku berjalan di koridor sekolah menuju ruang Biologi. Saat didepan ruang Fisika Ka Bisma memanggil ku dan langsung menghampiriku. Aku menghentikan langkah kaki ku.

"De mau kemana?"

"Keruang Bio, kakak pelajaran apa?"

"Matematika de, kakak antar yuk?" ajak Ka Bisma.

"Gak usah ah ka lagi pula dekat dan gak enak sama yang lain apa lagi sama teman-teman kakak, pada memperhatikan kita"

"Udah santai aja oke, kakak antar ya?"

"Nanti cewek kakak marah loh" alasanku.

"Gak marah ko, santai aja kan de adik kakak pasti pacar kakak ngertiin ko"

"Yaudah deh kalau kakak maksa"

"Gitu dong" jawab Ka Bisma singkat.

Aku dan Ka Bisma bergegas menuju ruang Biologi.

"De ada Brian tuh" ka Bisma tiba-tiba sebut nama itu lagi.

"Mau diapain?" jawab ku cuek sambil terus berjalan disamping Ka Bisma tanpa melihat Brian.

"Ko gitu, bukankah Brian pacar dede?"

"Iya sih tapi dulu"

"Sekarang emang udah gak?" Ka Bisma kepo.

"Udah putus ka, kemarin?" jelasku.

"Loh kenapa?"

"Panjang ceritanya, jangan bahas ya ka bikin malas tau ka"

"Iya deh maaf ya adik kakak yang paling kakak sayang"

Aku hanya tersenyum mendengarkan kata sayang yang keluar dari bibi Ka Bisma. Akhirnya sampai juga di ruang Biologi.

"Terimakasih ya ka udah anterin dede" ucapku sambil tersenyum.

"Iya sama-sama adik ku yang manja" balas Ka Bisma mengelus kepalaku.

"Yaudah kakak langsung kekelas ya, de belajar yang benar jangan bercanda atau main ponsel" lanjut Ka Bisma menasehatiku.

"Oke kakak juga ya"

Aku pun langsung membuka sepatuku menaruhnya dirak sepatu yang sudah ada disamping jendela dan segera memasuki ruang Biologi. Begitu juga dengan Ka Bisma mulai melangkahkan kakinya menuruni anak tangga kembali kekelasnya.

Ternyata di ruang Biologi masih sepi hanya baru ada lima orang murid sementara Pak Sulis sudah berada di kelas dari jam pertma, Amel dan Liana pun belum Nampak di kelas.

Mungkin mereka masih di kantin. Ucapku dalam hati.

Liana side : ciipit lagi di mna?

Sebuah SMS masuk dari ponselku, aku langsung melihat ponsel ku. Membaca SMS dari Liana.

Me side : di ruang biio, kalian dii mna?? Balasku.

Liana side : masih di kantin, mau nitip makanan or minuman gakk??

Me side : gh usah Tya msiih kenyang, cepat ruang biio ya?

Liana side : oke.

Sambil menunggu kedua sahabat ku, aku langsung beranjak dari tempat duduk dan langsung melangkahkan kaki untuk keluar sekedar untuk mencari angin. Hari ini cukup panas hingga membuatku mengeluarkan keringat.

Aku berdiri disamping tiang menyenderkan kepala sambil menikmati setiap hembusan angin yang merasuki seluruh tubuhku. Tak lama kedua sahabatku datang, mulai menaiki anak tangga dan langsung menghampiri ku.

"Ngapain berdiri disini aja?" tanya Amel saat menghampiriku.

"Nunggu kalian, habis di dalam BT"

"Nunggu kita apa lagi memperhatikan ruang matematika?"

"Aiish apaan sih kalian, emang di ruang matematika ada apa?" tanyaku pura-pura tidak tahu.

"Ah dia pura-pura polos lagi" kata Amel menyenggolku.

"Siapa lagi kalau bukan ka Bisma kesayangan" lanjut Liana meledek ku.

"Aiiishh sok tahu kalian" jawabku.

"Kita bukan sok tahu tapi memang tahu, karena tadi kita berdu melihat ka Bisma di dalam ruang matematika"

Aku hanya bisa terdiam tidak bisa ngomong apa-apa lagi.

"Udah yuk masuk bentar lagi bel" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah yuk" jawab Liana.

Aku selamat dari godaan kedua sahabatku yang hampir membuat ku salah tingkah.

Jam sudah menunjukan pukul 10:15 WIB. Bel masuk berbunyi, seluruh siswa mulai bergegas memasuki kelasnya masing-masing, meskipun masih ada yang diluar kelas karena belum ada gurunya atau memang gurunya tidak masuk.

Pelajaran Biologi di mulai. Aku bersama teman-teman dikelas menyimak dan mendengarkan materi yang di sampaikan oleh Pak Sulis.

☺☺☺☺☺

"Liztya"

Saat sedang berjalan bersama sahabatku menuju parkiran motor depan, ada seseorang yang memanggilku. Aku hentikan langkahku dan menoleh ke belakang dimana suara itu berasal. Tanpa aku duga, yang memanggilku adalah Brian. Brian langsung berlari menghampiri ku.

"Kamu mau pulang?" tanya Brian padaku.

"Iya" jawabku singkat.

"Aku antar ya?"

Brian ingin mengantar ku pulang, aku bingung mau terima ajakan Brian atau tidak. Hati memang tidak bisa di bohongi setiap bertemu Brian, ngobrol dengan Brian rasa itu kembali hadir dan menghapus rasa kecewa, aku bingung apa yang harus aku lakukan? Aku seperti tidak berkutik di depan Brian.

"Enak aja maen antar sahabat gue pulang, Tya udah janji mau pulang bareng cowok barunya" ucap Amel.

Perkataan Amel membuat aku terkejut tapi membantu ku untuk menghindari Brian.

"Kamu udah punya cowok baru?" tanya Brian kaget.

"Ah.. ehmm gak ko gak punya, Amel cuma bercanda" jawab k uterus terang.

"Tapi akan mau jadian" balas Amel nyolot.

"Eh Tya itu ka Bisma" lanjut Amel saat melihat ka Bisma berjalan menghampiriku.

"Ka Bisma nih Tya tadi kan udah janji mau pulang bareng sama Tya" lanjut Amel seolah-olah ingin memanasi Brian dan membantu ku menjauh dari Brian.

Ka Bisma yang baru datang kebingungan, karena memang Aku dan Ka Bisma tidak membuat janji untuk pulang bareng. Tapi sepertinya Ka Bisma mengerti apa yang sedang terjadi hingga Ka Bisma pun harus berpura-pura mengiyahkan kata-kata Amel dan langsung menarik tanganku mengantar ku pulang. Kedua sahabat ku mengikuti langkah ku bersama Ka Bisma dan meninggalkan Brian.

"Ka thanks ya atas bantuannya tadi" ucapku

"Oh iya sama-sama de" jawab Ka Bisma.

"Ohya kakak gak beneran kan nganterin aku pulang?" tanyaku pada ka Bisma.

"Jadi ko, emang niatnya hari ini kakak ingin pulang bareng kamu"

"Ciiie sosweet" ledek kedua sahabatku.

Aku hanya tersenyum dan langsung menaiki motor Ka Bisma.

Selama perjalanan Ka Bisma buat aku BT karena selalu menanyakan soal Brian hingga membuatku malas untuk menjawab pertanyaan Ka Bisma.

"De" panggil ka Bisma menyenggol lengan ku.

"Apa ka?" ucap ku cuek.

"Kenapa siih ko diam aja? Pertanyaan kakak juga gak di jawab"

"Habis kakak bahasnya Brian terus bosan tau bikin BT"

"Iya maaf kakak hanya ingin tahu saja"

"Udah jangan di bahas kakak, gak penting"

"Iya sayang gak ko"

Aku masih terdiam tidak ada kata-kata keluar dari bibirku, mungkin karena rasa BT itu masih ada.

Hingga tak terasa sampai rumah ku.

"Kakak mau mampir dulu gak?" tanyaku.

"Gak deh de soalnya kakak udah ada janji sama cewek kakak, kapan-kapan ya kalau kakak ada waktu lagi pasti kakak main lagi kerumah de"

"Iya ka gak apa-apa, makasih ya ka"

"Sama-sama de, janagn lupa makan, minum obat dan istirahat agar gak sakit lagi"

"Oke, hati-hati di jalan ka"

Ka Bisma hanya mengangguk dan memberikan senyuman manisnya padaku. Ka Bisma pun segera berputar arah dan pergi menemui kekasihnya. Saat Ka Bisma mulai hilang dari pandanganku, aku pun memasuki rumah, sementara sahabatku tadi langsung memilih untuk langsung balik kerumah. Di rumah saat ini sangat sepi seperti biasa hanya ada adik kecil ku Asri, Nenek dan Kakek sementara Adik kedua ku masih sekolah belum pulang dan kalau kedua orang tuaku masih bekerja, beliau biasa pulang jam 10 malam.

Saat ini tidak ada pekerjaan rumah yang harus aku kerjakan karena semuanya sudah di kerjakan oleh pembantu ku. Memang sangat membosankan saat-saat seperti ini, mau istirahat pun tidak bisa. Hanya berbaring dan mendengarkan musik yang aku lakukan.

Menatap indahnya senyuman di wajahmu

Membuatk ku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah

Saat kau peluk mesra tubuh ku…

Banyak kata

Yang tak mampu ku ungkapkan

Kepada dirimu…

Aku ingin engkau s'lalu

Hadir dan temani aku

Disetiap langkah yang meyakiniku

Kau tercipta untuk ku…

Meski waktu akan mampu

Memanggil sluruh ragaku

Ku ingin kau tahu

Ku s'lalu milik mu

Yang mencintaimu sepanjang hidupku…

Ungu – Tercipta Untukku. Lagu yang sering Ka Bisma nyanyikan untukku. Masih teringat di pikiranku saat aku dengannya nyanyi bareng di iringi dengan petikan gitar yang Ka Bisma mainkan, betapa indahnya lagu itu.

Terkadang aku sempat berpikir soal perasaan ku terhadap Ka Bisma, terkadang aku juga sempat memiliki rasa ingin memilikinya lebih dari seorang adik kakak. Tapi rasa ingin itu terhalang oleh status serta janji kami beberapa bulan lalu pertama kali kami resmi menjadi seorang adik kakak angkat dan keinginan itu juga terhalang bahkan terlarang karena kini Ka Bisma sudah bersama orang lain yang mungkin Ka Bisma lebih menyayanginya di banding sama aku yang hanya sebagai adik angkatnya tidak lebih dan kekasihnya itu lebih sempurna dari ku.

Apa mungkin aku menyayanginya lebih dari seorang kakak bahkan mencintainya? Aku tidak ingin merusak hubungan mereka aku juga tidak ingin status Adik Kakak ini hancur karena perasaan ku yang bodoh. Menjadi adiknya itu sudah lebih dari cukup untuk aku karena aku beruntung bisa punya kakak seperti Ka Bisma, dan teman-teman bilang aku juga beruntung bisa dekat banget dengan Ka Bisma, karena di luar sana masih banyak yang menginginkan Ka Bisma, yang menyukai Ka Bisma, seperti anak kelas 11 IPA1 yang sangat menggilai Ka Bisma.

Saat ini aku hanya bisa berharap apapun pilihan Ka Bisma itu bisa membuatnya bahagia meski bukan bersama aku. karena bagiku apa yang selama ini Ka Bisma berikan untuk ku, itu benar-benar lebih dari cukup dan membuatku sangat bahagia.

Ya Allah… terimakasih karena Engkau telah member ku seorang kakak yang baik sekali denganku, memperlakukan ku sangat istimewa, aku berharap kebersamaan ini tidak akan pernah putus dan berakhir oleh apapun. Ucapku dalam hati.

☺☺☺☺☺

Ka Bisma side : mallam deksay (((

Sebuah pesan dari Ka Bisma tertara di ponsel ku.

Me side : malam jg kaksay (((

Jariku sangat lincah membalas pesan Ka Bisma.

Ka Bisma side : deksay belum tidur??

Me side : bellum niih ka ( ka de takut (

Ucapku dengan rasa sedih sekaligus takut akan kejadian tadi sore setelah pulang nganter Tante ku pulang.

Ka Bisma side : de takut kenapa? Udah gak usah takut kan masih ada kk.

Me side : tadii sore de nganter tante de pulang, terus dii jalan tadii ada yang ngiikutiin de sampai sekarang bahkan tadii de keluar rumah orang itu masiih ada di jalanan depan rumah de, de takut ka. ( ( (

Cerita ku pada Ka Bisma.

Ka Bisma side : ko bsa sih de? De udah bilang blum sama keluarga de?

Me side : de juga ga tw dari selapajang orang itu mengikuti de ka ( de blum biilang kan keluarga de terutama orang tua de masih kerja, di sini cuma ada Nenek dan Kakek doang ka ( (

Ka Bisma side : yadh de biilang sama Nenek atau Kakek de.

Me side : iya ka udah ko.

Ka Bisma side : yaudh lain kali hati-hati ya? klau mau pergi jngn sndri tp ajak sahabat atau keluarga, kk gak mau de kenapa2, kk sayang sama de meski hanya sekedar adik kk.

Me side : ehmm iya ka makasih ya ka untuk kebaikan kk selama ini.

Ka Bisma side : iya sama2 de, kan udah kewajiban seorang kakak untuk baik serta melindungi adiknya dan menyayanginya meski hanya adik angkat.

Me side : iya ka makasiih de juga sangat menyayangi kk.

SMS terakhir ku tidak di respon sama Ka Bisma, mungkin Ka Bisma lagi sibuk sehingga tidak sempat membalas pesanku.

Malam ini aku benar-benar sangat takut, aku tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi padaku? Kenapa orang itu mengikutiku, apa yang mereka inginkan dariku? Apa ini ada sangkut pautnya dengan seseorang yang memang sengaja menyuruh orang itu untuk mengikutiku sampai rumah, tapi siapa yang tega melakukan semua ini? Dan apa maksudnya? Sungguh perbuatannya sangat kampungan dan memalukan. Kalau sampai aku tahu siapa orang di balik kejadian hari ini aku tidak akan pernah memaafkannya.

Tok…Tok…Tok

Saat tenggelam dalam lamunan ada seseorang yang mengetuk pintu ku.

"Siapa?" tanya ku.

"Umi" jawab ibuku.

"Masuk aja Mi gak di kunci"

Pintu ku perlahan terbuka, Ibu ku langsung mendekati ku.

"Umi kapan sampai rumah?" tanya ku saat Ibuku duduk disampingku.

"Belum lama ko teh"

"Ohya memangnya siapa yang mengikuti teteh?" lanjut Ibuku khawatir.

"Teteh juga gak tahu Mi tadi pas pulang nganter tante dari selapajang orang itu udah ngikutin teteh" jelasku pada Ibu ku.

"Makanya lain kali kalau mau kemana-mana terus pulang atau pergi sendiri lebih baik minta antar sama sahabat teteh, agar gak terjadi apa-apa lagi" nasehat Ibuku.

"Iya Mi" jawabku datar.

"Yasudah teteh istirahat sudah malam besok sekolah bangun kesiangan lagi"

"Iya Mi, ini mau bobo ko"

"Yasudah good night ya teteh jangan lupa baca doanya" ucap Ibuku sambil mengecup keningku.

"Iya Mi, Good Night too"

Ibu ku langsung keluar menutup rapat kembali pintu kamarku. Aku pun langsung membaca doa tidur dan langsung memejamkan mataku.