webnovel

Yang Sabar yaa, Kak..

Saat diperjalanan.

Smartphone Raihan bergetar.

Drrt.... Drrrtt... Drr..tt

Yang menandakan ada telefon masuk.

Raihan pun memakirkan motornya dipinggir jalan mematikan motornya dan merogoh saku celananya untuk mencari handphonenya.

Terlihat tertera nama Denada.

Raihan pun menyentuh unjung kiri warna hijau untuk mengangkatnya.

"Halo kak" ucap Rai mengangkat telefon dari Denada.

"Iya dek, ini mama masuk UGD dek, habis kepleset dari toilet. Masih ditangani oleh dokter. Kamu cepat kesini ya di rumah sakit Pelita Kasih." jawab Denada.

Fyi, jadi raihan itu punya kakak dua. Mereka kembar. Cowok-cewek.

Yang cowok namanya Aldeno Mahadika Karel.

Yang cewek namanya Denada Shadika Karel.

Dan ibunya bernama Rafa Shabiqa

Ayahnya udah pada tau dong? Fatoni Budiman Karel.

Raihan pun menancapkan kunci dan langsung pergi kerumah sakit yang disebut kakanya tadi.

Sampai dirumah sakit, tanpa ia sadari bahwa tadi dia telah mengendarai motornya tidak hanya sendiri. Namun bersama seorang gadis, iya Alyssa

Dia pun bergegas masuk tanpa menghiraukan Alyssa.

Alyssa pun mengejarnya dan mencekal tangannya pada saat berada di tangga masuk rumah sakit.

"Kak Raihan ini kenapa jadi kita kerumah sakit?" ucap Alyssa bingung

"Oh iya gue lupa tadi bawa lo, mama gue kecelakaan. Gue jengukin dia dulu ya sampai tau kabarnya baru gue anterin pulang. Gue gak minta persetujuan lo. Gue butuh pengertian lo" ucap Rai bergegas langsung meninggalkan Alyssa.

Astaga mama kak Rai kecelakaan apa? Ih kalau gue nanti diantar pulang ngrepotin dia dong batin Alyssa.

ALYSSA POV

Gue pun mengikuti kak Rai dari belakang. Tanpa mensejajarkan langkahku dengannya. Dia pun berpelukan dengan kedua saudaranya. Dilihat dari wajahnya itu kakak kak Rai. Iya keduanya sangat mirip sekali mungkin mereka kembar.

"Gimana nyokap, Den" ucap kak Rai bertanya kepada kakaknya

"Masih ditangani dokter Rai" ucap kakak dari kak Rai menjawab

Kak Rai pun mondar mandir panik kini dia sudah dipenuhi keringat.

Jam menunjukkan pukul 20:00 aku harus pulang, lagian aku pulang sekolah langsung pergi. Takut mama papa khawatir apalahi handphone ku juga mati.

Ku lihat kak Rai masih khawatir. Dia duduk di kursi tunggu dekat UGD.

Aku pun mendekatinya. Dan meliriknya

"Kak Rai yang sabar ya, aku yakin mama kak Rai pasti gapapa kok. Wanita kan kuat kaya aku" ucap ku menghibur kak Rai.

Tapi sia-sia wajah kak Rai masih dengan wajah khawatir.

"Oh iya, gue harus antar lo, yuk gue antar pulang. Maaf gegara gue lo gak nonton sama mereka" ucap kak Rai kepadaku

"Gausah kak aku pulang sendiri aja" ucapku.

"Tap-" ucap kak Rai langsung gue potong.

"Kak Rai mama kak Rai paling penting. Lagian Lisa lihat mimik wajah kak Rai lagi khawatir ntar dijalan kakak ngelamun kan bahaya juga. Lagian surga ditelapak kaki mama kak Rai bukan telapak kaki, Lisa" ucap ku berdiri.

"Trus lo pulang dijemput siapa?" ucap kak Rai

"HP aku kan mati kak, aku naik taksi aja" ucap ku menenangkannya

"Ta-" ucap kak Rai lagi ku potong

"Gausah tapi-tapian. Tapi tetep anterin aku cari taksi please. Anterin keluar rumah sakit" ucap ku

"Oke" ucap kak Rai singkat.

Aku pun berpamitan dengan kedua kakak kak Rai. Seraya berkenalan kepada kakak kak Rai. Namanya kak Deno dan kak Dena.

Aku dan kak Rai keluar rumah sakit.

"Kak Rai masuk gih makasih udah dianterin sampai keluar rumah sakit" ucapku berterima kasih.

"Gue tunggu sampai dapet taksi ya" ucap kak Rai

"Ta-" ucap gue terpotong

"Gakada penolakan" ucap dia singkat.

Tiba tiba taksi yang kucari lewat. Aku pun langsung menumpanginya dan berpamitan ke kak Rai dari jendela kaca.

Aku pun sudah sampai dirumah.

Pulang dengan selamat.

Masuk kerumah, diruang tamu ternyata hanya ada kak Avrian.

"Kemana aja lo" ucap kak Avrian menatap televisi tanpa melihat ku sekalipun

"Em-em ke rumah Stella kan kak" ucap kak Avrian.

"Gue tadi telfon Stella. Dia lagi makan dimall. Abis nonton. Kalau niatnya kerumah Stella cuma mau nonton aja bilang aja langsung gausah alesan belajar kelompok" ucap kak Avrian serius.

Ih aku paling tidak suka melihat kak Avrian maupun papa ngomong serius. Aku tidak suka! Pasti itu langsung aku nangis. Tuh kan bener. Kini air mataku sudah menetes.

"Gausah nangis. Biar apa ??" lanjut kak Avrian

"G- gini kak hiks. Ica tadi ngiranya juga mau belajar kelompok. Ta-tapi ternyata Ica hanya menyalinnya saja karena Stella sudah mengerjakan. Hiks. Trus Ica masih dirumah Stella ditinggalin sama mereka tapi ada kak Rai. Kak Rai juga mau nyusul mereka. Eh tapi setengah perjalanan kak Rai ditelpon kakaknya. Trus aku dibawa kerumah sakit. Saking paniknya kak Rai lupa kalau kak Rai boncengin aku. Kata kak Rai aku dianterin pulang setelah tau kondisi ibunya kak Rai. Ternyata ibu kak Rai kecelakaan. Kepleset ditoilet. Papa kak Rai masih diluar negeri. Aku kasihan sama kak Rai jadi aku gak minta dianter pulang aku naik taksi" ucap ku menjelaskan panjang lebar

(NB : panggilan daivan buat fanny, ica ya. Kependekan dari Alyssa)

"Yaudah yaudah ntar gue tanyain ke Rai" ucap kak Avrian merangkulku menenangkanku.

"Yaudah lo tidur sana, gue juga mau tidur ini. Tadi cuma nungguin lo aja" ucap kak Avrian lanjut.

Dan hanya ku jawab anggukan.

KEESOKAN HARINYA

Raihan pun bangun dari tidurnya.

Fyi, kemarin setelah tau kondisi ibunya. Raihan disuruh pulang oleh ibunya untuk sekolah. Karena menurut ibu Rai, jika dia sakit dia tidak bisa dijadikan alasan untuk berhenti menuntut ilmu. Karena ibu Rai sangat disiplin sekali.

Raihan akhirnya bergegas kekamar mandi.

Sekitar 25 menit Raihan sudah selesai dari mandinya. Menggunakan handuk sepinggang dengan rambut agak sedikit basah dibagian jambulnya. Menambah kesan coolnya.

Dia pun berganti pakaian. Dan langsung keruang tamu. Sepi, sangat sepi. Berhubung papa Rai ke luar negri. Ke dua kakak Rai jaga dirumah sakit untuk menjaga mama mereka.

Dia pun ke dapur untuk membuat sarapan. Setelah mengoles selai roti dia pun mengambil roti itu langsung bergegas keruang tamu.

Sambil menyalakan TV dari remot ditangan kirinya. Dan tangan kanan untuk memakan rotinya.

Dia pun melihat layar tv. Setelah rotinya habis dimakan. Dia pun mengambil HP disaku celananya.

Melihat grup line "AFTER EFFECT & GIRLS"

LINE

GRUP AFTER EFFECT & GIRLS.

@AvrianAnggaa: kapan jenguk nyokap rai kalian?

@halorohan : nyokap rai kenapa?

@ArystaSRouth : nyokap rai kenapa? (2)

@faruqmhmd : nyokap rai kenapa? (3)

@AndrioFransisco : nyokap rai kenapa? (4)

@AvrianAnggaa: kecelakaan, jatuh dari toilet.

@ArystaSRouth : kok bisa?

@AndrioFransisco : tak adil lo rai, cuma Avrian yang lo kabari.

@AvrianAnggaa : @stella : namanya juga musibah stell-_- @andrio : gue juga dikasi tau Alyssa

Saat melihat Avrian menyebutkan nama Alyssa, Raihan pun jadi malas menscroll down chat mereka.

Cemburu? Mungkin yang Raihan rasakan saat ini. Namun dia masih bimbang apakah hatinya masih buat Syena atau buat Alyssa.

Ngomong - ngomong soal Syena, Raihan jadi teringat oleh bayangan-bayangan masa lalu. Dimana Rai sedang bercanda tawa dengan Syena. Dimana dia mengukir nama syena di pantai dengan ukiran "Alrita Syena Putri ❤"

"Arghhhh" ucap Rai frustasi

"Kenapa keinget lagi sih" batin Rai.

Akhirnya rai pun bergegas keluar rumah dan memasuki mobil sportnya. Iya, kini moodnya sedang ingin menaiki mobilnya itu.

Setelah masuk kekelas seperti biasa berjalan dikoridor langsung disapa oleh murid murid cewek penggemar Rai.

"Kak rai" ucap siswi sebelah kanan Rai yang sedang duduk dan mendongak senyum kearah Rai

Hanya dibalas senyuman.

"Cogan" ucap siswi lagi

"Ganteng" ucap siswi lagi dan lagi

Akhirnya rai pun masuk kekelasnya. Menaruh tasnya diatas meja kesal.

Ya hari ini sungguh tak ada mood dia. Setelah mamanya kecelakaan kini dia teringat lagi oleh kenangannya bersama Syena. Wanita yang sudah meninggalkan Rai demi om muda. Padahal waktu itu, Rai memetingkan egonya tidak mempedulikan perasaan Avrian. Padahal Rai tau Avrian menyimpan rasa dengan kekasihnya itu dulu.