aku terduduk malas dibangku kelas.seperti biasa,hari ini begitu menjemukan.Lagi-lagi pelajaran tidak penting,Tata Busana.Seharusnya pelajaran ini dihapuskan dari muka bumi.kalau semua anak sekolah sepertiku bisa membuat taplak atau baju dengan cara menjahit sendiri,lalu bagaimana dengan nasib penjahit dan pengrajin?lagi pula,memang masih ada ya,orang-orang yang memakai pakaian hasil jahitanya sendiri?kurasa semuanya hanyalah omong kosong.
Jika saatnya mengumpulkan tugas,biasanya kuserahkan pakaian jadi yang kubeli ditoko baju,atau bahkan taplak yang kubeli ditoko kelontong untuk memenuhi tugas demi mendapat nilai yang sempurna.Bagiku,hidup jangan dibuat susah.
"lea,mana tugasmu?"Bu Atis,guru tata busana menghampiriku.
"nggak bawa,lupa"aku menjawabnya sambil memberikan tatapan angkuh.
tak ada respon apa pun darinya selain berlalu,karena dia tahu,percuma saja berdebat denganku.Toh,itu takkan pernah mengubah kebiasaanku menjadi lebih baik.
kupandangi barisan sebelah kiri,tampak murid laki- laki dikelas sedang asik menyolder timah diatas plat besi.kepalaku mulai menggerutu,bagaimana bisa orang-orang dinegara ini berpikiran terbuka jika sejak duduk di bangku sekolah saja antara perempuan dengan laki-laki sudah diarahkan menjadi berbeda,tentu saja dengan alasan"sudah kodratnya".
jika anak-anak perempuan wajib mengikuti kelas tata busana,maka laki-laki wajib mengikuti kelas Elektro.Sungguh aku tak bisa mengikuti jalan pikiran guru-guru disekolah ini.
Dikelas ini,bahkan disekolah ini,aku tak memiliki seorang teman.Bukan aku yang menutup diri,tapi mereka semua yang tidak mau berteman denganku karna menganggapku aneh dan gila.
aku ingat,dulu saat masa orientasi siswa,hanya aku satu-satunya siswa yang menolak untuk mengikuti kegiatan tersebut.Beberapa kakak kelas menganggapku sombong dan beberapa diantaranya menyerangku dengan kata-kata yang kasar dan disertai ejekan.aku tidak peduli,aku hanya membalas perkataan mereka dengan cacian yang lebih pedas dari mulutku.
pernah suatu kali ada seseorang anak kelas 3 mendatangiku,tanpa hujan tanpa angin tiba-tiba saja dia menjambak rambutku sambil meneriakiku dengan kata-kata kasar.Dia bilang,aku adalah perempuan jalang yang tidak tahu malu dan tidak ponya sopan santun.anak itu belum mengenalku.dia tak pernah tahu bahwa aku adalah perempuan galak bertempramen tinggi,bahkan keluargaku sendiri tidak ada yang berani mengusikku,yang kulakukan saat itu adalah,membalas menjambak rambutnya,lalu menonjok hidungnya hingga darah bercucuran.Setelah itu tak ada satupun murid yang berani mengusikku lagi,juga tak ada yang berani berkenalan denganku.menurutku itu adalah sesuatu yang baik.karena bagiku memiliki teman hanya melatih kita pintar basa-basi,dan kurasa itu sungguh tak perlu.
orang bilang aku adalah perempuan aneh,bahkan ayah dan ibukku mengakui itu.Aku lebih suka berdiam diri dan melukis sesuatu didalam kamar,dibandingkan harus berinteraksi dengan orang tua,dan adikku.aku lebih suka menyimpan uang-uang pemberian ayah didalam kotak bekas biskuit yang kemudian kukubur dihalaman belakang rumah dibandingkan harus menyimpan dibank seperti keluargaku.
aku lebih suka memakan nasi kerak,nasi basi yang dijemur dan dikeringkan setiap harinya ketimbang harus makan makanan yang enak yang biasa dimakan orang lain.aku juga hanya mengerjakan pekerjaan yang menurutku penting,perkerjaan yang tidak penting akan aku abaikan,termasuk pekerjaan sekolah.
jika sedang asik berimajinasi didalam kepala maka akan aku tuangkan kedalam lukisan,seringkali aku memutuskan untuk tidak berangkat sekolah.Aku memilih untuk berdiam diri dikamar berhari-hari.
Begitulah aku.menurutku,bersekolah bukanlah hal yang harus diutamakan.aku tidak peduli saat surat-surat teguran dari sekolah berdatangan kerumah,dan membuat orang tuaku kahawatir,karena tak ingin aku di droup out dari sekolah.
ibukku bilang"minimal lulusan SMA saja lea,habis itu kalau kamu mau melukis atau mengambil kuliah yang kamu suka silahkan.jangan sok idealis lea,kamu masih seumur jagung.Dan ingat kamu ini perempuan.Harus punya bekal untuk mendapatkan suami yang pantas untukmu nanti."pemikiran ibu yang konvensial ini akhirnya menjauhkan hubungan kami.
Berkali-kali aku terlibat perang mulut denganya.umurku kini menginjak angka 18,seharusnya sudah duduk dikelas 3.namun,dua tahun aku tinggal kelas karena,kuatnya sikap idealismeku.sungguh,aku tak peduli pada siapapun.semua keputusan hidupku,aku yang tentukan.Toh,didalam kuburku jasadku akan terbaring sendirian.
sekarang masih pukul 10 pagi,dan masih tersisa 1 jam lagi untuk tetap diam dikelas tata busana ini.
"hoooooaaaaammm..."kupejamkan kedua mataku dengan membiarkan tubuhku duduk dengan malas dikursi kayu,bangku kelas.hal yang paling kusukai saat sedang bosan adalah membuat cerita dikepala.tentu saja cerita itu nantinya akan kutuangkan kedalam bentuk lukisan.mataku tertutup rapat,sedang kepalaku mulai membuat imajinasi-imajinasi tinggi tentang hal-hal yang aneh yang bisa kubuat disana.
baiklah ,hari ini tema cerita dikepalaku adalah taplak ajaib.mungkin terinspirasi dari pelajaran tata busana.
Bibirku mulai tersenyum membayangkan binatang bulat bermata satu.binatang itu tidak punya tangan dan kaki,hanya bisa menggelinding sambil terus mengeluarkan bunyi aneh.
binatang itu terkejut melihat taplak meja bertengger diranting pohon mangga.taplak itu membuatnya terpana karena memiliki warna keemasan yang menyala-nyala.untuk sesaat dia merasa senang karena,hanya dia yang ada disana,berarti taplak meja itu adalah miliknya dan dia dapat mengambilnya.
sesaat kemudian dia mulai resah ,karena dia tak punya tangan dan kaki untuk memanjat pohon dan mengambil taplak meja itu.dalam keresahanya,tiba-tiba ia mendengar sesuatu dari atas pohon.Astaga!ternyata suara itu berasal dari taplak meja yang memiliki dua mata dan sebuah bibir!
taplak itu berkata,"perhatian-perhatian,semuanya tolong perhatian!tolong semuanya lihat kedepan!lea,bangun!!"suara Bu atis berhasil mengacaukan cerita dalam kepalaku.
"sialan!"mulutku bergumam kecil
kutegakan posisi dudukku kini,mencoba memandang lurus kedepan walau sesungguhnya sangat membosabkan.
"Ya,semuanya tolong perhatikan ibu!perhatian perhatian!Hei kamu,yeski duduk yang benar!"Bu Atis tampak mulai kesal karena kata-katanya tidak digubris oleh salah satu murid laki-laki didalam kelas.
"Hari ini Ibu akan memperkenalkan siswa baru pada kalian,kebetulan dia masuk hari ini jam ketiga.Sini,ayo masuk nak!"Bu Atis terlihat melambaikan tanganya kepada seseorang yang sepertinya sudah menunggu didepan pintu kelas.
assalamuallaikum...mohon pengertianya ya!!kalo emang ceritanya kurang bagus...soalnya ini baru pertama kalinya saya membuat cerita jadi mohon bantuanya...saya kan masih smp...hehehe???