webnovel

Beraninya Kau!

Editor: Wave Literature

Meski keadaan sungguh terasa aneh, namun Huo Weiwu berhasil menghilangkan jejak. Sebaliknya, Yu Yi yang tertangkap dengan pasrah oleh Gu Gaoting dan timnya.

"Ini tidak baik. Bukannya Komandan Gu setiap hari selalu mengurusi masalah? Kalau menemaniku wawancara, waktumu terbuang sia-sia." Yu Yi mencoba berkilah dengan Gu Gaoting.

Gu Gaoting duduk di ranjang, menatap dingin Yu Yi, "Tidak masalah, aku bisa merekam video saat dirimu wawancara, lalu mengirimkannya ke ayahmu."

"Gu Gaoting, kau jangan berlebihan. Ayahku tak peduli denganku, kau pikir kau siapa?!" Yu Yi kesal dan marah.

"Nanti aku akan tahu siapa aku!" Gu Gaoting berdiri, dipenuhi dengan ketegangan. Matanya melihat ke arah Letnan Shang, "Bawa dia ke pulau tak berpenghuni. Selama satu bulan, jangan izinkan dia keluar dari pulau itu."

"Beraninya kau! Ini namanya kau berencana memenjarakanku!" Pekik Yu Yi sambil membelalakan mata.

Gu Gaoting melirik Yu Yi, "Biarku koreksi. Aku mengontrolmu, bukan memenjarakanmu."

Gu Gaoting berjalan melewati depan Yu Yi. Saat keluar, ia melihat Yan Zi berlari ke arahnya. Gadis itu tersipu, lalu berdiri di sebelah Gu Gaoting.

Gu Gaoting berjalan melewatinya, lalu berhenti. Ia memandang dalam-dalam Yan Zi. "Kau kemari sendirian?" Tanyanya dengan suara yang berat.

Mengetahui Gu Gaoting sedang berbicara dengannya, jantung Yan Zi berdebar lebih cepat dari biasanya "Saya kemari bersama teman." jawabnya dengan sopan.

"Teman?" Gu Gaoting mengerutkan alisnya.

"Mm." Yan Zi mengiyakan. Tapi ia tidak mau menyebutkan nama seorang perempuan supaya tidak membuat Gu Gaoting tertarik.

Suara Gu Gaoting bagaikan suara alam. Rasanya Yan Zi seperti mau pingsan karena senang.

Gu Gaoting kembali berjalan dengan wajah tanpa ekspresi namun tetap terlihat tampan dan terhormat, membuat orang hanya bisa memandangnya. 

Yan Zi menempelkan jemarinya di permukaan bibir, ia tergila-gila memandang Gu Gaoting "Gantengnya! Lebih ganteng, lebih stylish dari di TV." Yan Zi langsung histeris.

Letnan Shang menekan tombol turun di lift.

Mata Gu Gaoting menangkap kamera CCTV yang ada di dinding. "Letnan Shang, pergilah ke ruang monitor. Coba lihat siapa teman yang datang bersama gadis itu tadi." Pinta Gu Gaoting dengan kaku.

"Baik komandan." Sahut Letnan Shang.

Pintu lift terbuka, Gu Gaoting masuk ke dalam lift.

*****

Yan Zi masuk ke ruang kamarnya. Ia tidak mendapati Huo Weiwu di situ. Ia penasaran. Tak lama, ponselnya berdering, ada panggilan dari Huo Weiwu.

"Kak Huo, kenapa kau tak ada di kamar? Kau tahu aku tadi bertemu dengan siapa? Gu Gaoting! Pria yang paling ingin dinikahi oleh para wanita seantero negeri. Dia benar-benar tampan. Bagaimana bisa ada orang yang setampan itu." Yan Zi berguling-guling.

"Yan Zi, aku tidak ada waktu untuk menjelaskan. Aku harus segera pergi dari sini. Lemparkan kunci mobilmu ke luar jendela. Besok aku akan menyuruh orang untuk menjemputmu." kata Huo Weiwu sambil tergesa-gesa.

Yan Zi bingung, lalu berjalan menuju jendela. Ia melihat Huo Weiwu ada di bawah dengan tubuh yang basah kuyup.

"Kak Huo, kenapa kau ada di situ?" Tanya Yan Zi tidak paham dengan situasinya.

"Bungkus kunci itu dengan handuk, lalu lemparkan padaku." Huo Weiwu mengatakannya dengan yakin.

"Oke. Kak, ku beri tahu, tidak tahu kenapa tiba-tiba wawancara dihentikan. Kami semua disuruh kembali dulu, menunggu pengumuman." Yan Zi bercerita sambil membungkus kunci dengan handuk.

Huo Weiwu tidak tertarik dengan wawancara mereka. Yang ia inginkan hanyalah segera pergi dari vila. "Cepat!!!"

"Oke, tapi, Gu Gaoting tiba-tiba saja berbicara denganku, dan tidak ragu melakukannya." Yan Zi menceritakannya dengan penuh semangat. Lalu menjatuhkah bungkusan handuk berisi kunci itu ke bawah.

Huo Weiwu mengangkat alisnya berat.

Ia sebelumnya pernah menggunakan KTP Yan Zi. Tapi ia juga tidak tahu Gu Gaoting mengenali Yan Zi atau tidak.

Tapi, kalau dipikir-pikir, Gu Gaoting tidak akan mengenali Yan Zi. Biasanya wajah orang berbeda dengan di KTP.

Huo Weiwu mengambil kunci, lalu berlari menuju parkiran.

Baru saja ia membuka pintu, ia melihat Gu Gaoting sedang menunggu di gerbang.

Matanya suram dan dalam, sedalam danau. Ketenangannya seperti keheningan sebelum badai terjadi.

Hari ini panas, tapi Huo Weiwu malah merasakan sebaliknya. Seolah hawa dingin menusuk tubuhnya.