webnovel

Cinta Tak Bertuan

Seorang pemuda yang hatinya baru saja sembuh dari sakitnya kembali merasakan yang namanya jatuh cinta pada seorang gadis, namun ia tak tahu gadis itu tertarik padanya, atau tidak, namun ia akan terus berjuang dalam diam demi mendapatkan hati sang pujaan. Apakah akan berakhir bahagia atau sebaliknya? Akankah cintanya terus mengembara tanpa seorang pun yang memilikinya? Dan menjadi cinta yang tak bertuan?

Rey_Art10 · Fantasia
Classificações insuficientes
8 Chs

Sebuah Jawaban

"Ok semua latihan hari ini cukup di jam ini aja, sekarang kita istirahat dulu" ujar pak Surya,

"Bu Intan gimana hari ini, jadi kita berkumpul di aula, sama anak-anak?", tanya pak Surya pada pembina Osis,

"Jadi pak, tapi biarin anak-anak istirahat dulu", jawab bu Intan,

"Ok bu, yaudah bu saya permisi dulu, mau gabung sama anak anak", pamit pak Surya yang langsung berlalu.

Dikantin siswa yang telah selesai latihan sedang beristirahat maramaikan kantin yang sepi di saat jam kbm berlangsung.

Terlihat seorang lelaki memandang seorang gadis yang keluar bersama salah satu siswa keluar kantin, entah kenapa perasaannya tidak tenang, entah kenapa ia bergerak mengikuti mereka.

🍃

"Kaniaa, kotoor, ish kaan kamu nii jahat",

"Hahaha, kamu nii jail banget lho, hahah aduh segininya ngakak",

"Hahaha biarin, salah sapa maen tinggal-tinggal aja",

"Ya kamu kok, ni gantian"

Risha tertawa melihat dua orang di depannya saling menjahili,

"Ehm, maaf", sebuah suara di belakang Risha membuatnya terkejut, suara yang oernah menyakiti hatinya, suara yang dihindarinya kini terdengar kembali tepat di belakangnya, Rama,

"Iya ada apa ya?", sahut Inna masih sedikit menahan tawanya,

"Mau ngobrol sama Risha, tapi berdua aja, boleh?", ujar suara itu,

"Yaudah, gak usah jauh-jauh", sahut Kania, pasalnya ia tau siapa orang itu,

"Risha",

"Ok, kalian tungguin achu ya", ujar Risha pura-pura tak terjadi apa pun sebelumnya.

"Ada apa?", tanya Risha langsung pada intinya,

"Hmm, maaf soal waktu itu", ujar Rama,

"Itu aja? Ada lagi?", tanya Risha lagi,

"Aku mau, kita balik kaya dulu lagi", ujarnya,

"Maaf, ada hati yang harus aku jaga, dan juga harus aku perjuangkan", jawab Risha masih pada nada yang sama,

"Tapi aku masih sayang kamu Risha, ple,,",

"Saya tidak suka di paksa, saya tidak suka kebohongan, dan saya, tidak suka kepada seorang pengkhianat", Risa menekan kata pengkhianat di akhir kalimat, sontak tatapan orang itu berubah tajam seolah mengancam.

Risha tau itu, namun ia berusaha tetap tenang,

"Aku mau kamu Risha", ujarnya sembari mendekat,

Seolah tau apa yang akan terjadi Risha beringsut mundur,

"Masih ada yag lain", jawab Risha,

"Aku suka kamu", ujarnya lagi,

"Tidak denganku", jawab Risha masih berusaha tenang,

"Aku masih mencintaimu", ujarnya semakin mendekat,

"Maka lepaskan aku dan relakan aku dengan yang lain", jawab Risha, perlahan ia masuk kedalam gudang,

'Sial tubuhku gemetar', batinnya,

"Aku akan mendapatkan apa yang kumau, dan itu adalah kamu", tambahnya semakin memaksa masuk,

"Jangan mendekat", peringat Risha,

"Teriaklah, sekedar info, ruangan ini kedap suara", ujarnya dengan seringai bagaikan singa yang lapar,

"Jangan Mendekat", ujar Risha semakin ketakutan,

"Sini sayang jangan takut", panggilnya sedikit memaksa,

"Rama Pergi!, REEY!!!", teriak Risha yang ketakutan,

"Teriaklah sampe pita suaramu putus, ruangan ini kedap suara", ujar Rama semakin dekat,

"Dan kayaknya lo lupa kalo telinga gua lebih peka dibanding telinga lo", sebuah suara dingin terdengar di mulut pintu gudang, Reyhan, jika ia tak mengikuti pasti akan terjadi hal yang lebih dari yang dibayangkan

"Dan lagi, mau apa lo sama gadis gua?", tanya Reyhan,

Perlahan ia mendekat menjemput Risha yang ketakutan,

"Ayok yang, kita pergi", ujar Reyhan sambil menggandeng Risha, sekilas matanya menatap Rama yang menunduk, ia tau tangan Rama mengepal keras, namun ia tak peduli, yang ada di pikirannya hanya membawa Risha keluar dari gudang lalu menuju kantin.

Sampai di kantin ia tak meninggalkan Risha dengan temn-temannya, tapi dibawa ke tempat duduknya tadi,

"Kamu kenal Rama?", tanya Risha,

"Harusnya aku yang tanya, kamu apanya Rama?", tanya Reyhan sedikit condong ke arah Risha,

"Iya aku kenal, dia itu masalalu aku, yang pernah aku ceritain kalo dulu aku punya pacar, tapi tiba-tiba dia hilang tanpa kabar, lama, banget, trus tiba-tiba juga dia muncul dan tanpa alesan bilang putus, padahal gak ada masalah sebelumnya, waktu aku tanya, dia bilang bosen, tapi aku yakin, bukan karena itu, eh sekarang di dateng lagi, parahnya kami sekelas, gitu", kata Risha menceritakan dengan detail, hampir,

"Kenapa gak ngomong?", tanya Reyhan,

"Karena aku pikir kamu gak kenal, daripada kalian ribut mending aku diem a,,,"

"Ok aku ngerti", potong Reyhan,

"Dan mulai sekarang, kalo ada yang macem-macem sama kamu, bilang sama aku", ujar Reyhan,

"Aku bukan anak manja", jawab Risha kecut,

"Tapi kamu Mutiaraku yang harus kujaga", jawab Reyhan,

"Tap,,",

"Gak ada tapi-tapi, harus IYA, ngerti?", potong Reyhan,

"Iyaa aku ngerti", jawab Risha,

"Apa?",

"Iyaa aku ngerti", jawabnya lagi,

"Gak denger, kurang keras, apa?", tanya Reyhan lagi,

"Iyaa sayaang aku ngerti", jawab Risha mengeraskan suaranya karena kesal,

"Echieeeeeee Risha"

"Hiii abang meleleh deeek"

"Haaa dedek mah bisaan"

"Aemmm jadi pengen nyubit ginjalnya"

Haduuh Risha udah gede, bisa ngegombal sekarang, babang mau dong deek",

Sontak Risha melotot kearah Reyhan, yang ditatap hanya menikmati gorengannya, seolah tak mendengar suara-suara unik itu, hanya melihat sekilas pada wajahnya yang memerah, lalu tersenyum jahil,

'Pengen nabok tapi kok sayang'.

"Halo anak-anak bapak yang terburiq, gimana udah puas istirahatnya?",

"Eh pak Andi, mayan pak masih ngos-ngosan", jawab seorang siswa,

"O aza ya kan, saya gak tanya abis ngapain, sekitar 15 menit lagi kita kumpul di Aula, bapak kita mau ngomongin sesuatu ke kita, Reyhan sama Indra bapak titip ya, jangan lupa 15 menit lagi ke aula", ujar pak Andi kemudian berlalu lagi,

"Hhh ada aja di suruhnya, Rey kamu aja ya yang nyuruh", ujar Indra,

"Suara kamu kan keras kaya toa, kamu aja yang ngomong", jawab Reyhan tak beralih,

"Sst kan suara kamu keras, ngpa gak kamu aja?", tanya Risha, Reyhan hanya sedikit memiringkan kepalanya,

"Responnya kok gitu si baang"

"Iih abang mah gitu",

"Abaang",

"Please bisa diem gak? Ni gua lagi ngegame nih",

"Ok Sem,,",

"Kamu ngomong",

"Kamu aja",

"Ok semuanya sekarang kita berangkat ke aula, enak kita nunggu daripada nunggu", ujar Indra,

"Yok lah paketu udah ngomong kita nurut aja",

"Yok Rey, jalan", ajak Risha,

"Hm",

"Babang mah gitu mulu jawabnya ", bisik Risha,

"Maunya?" balas Reyhan,

"Ya apa geh gitu, biar gak hm mulu",

"Iya Sayaang ayok kita jalan ke aula", jawab Reyhan sambil menunduk kearah Risha,

"Haaa babaang adek meleleeh",

"Aaa baang dedek maluu",

'Shit bisa aja ni orang", batin Risha,

'Shit muka panas',

Benar, wajahnya memerah, Reyhan tau itu, namun ia bersikap seolah tak tau

"Aduh baang dedek malu, muka dedek panaas".

Tepat beberapa menit mereka duduk di aula, Kepala Sekolah datang,

"Selamat siang anak-anak", sapa Kepala Sekolah,

"Siang juga pak", sahut semua siswa,

"Ok hari ini bapak mau sampaikan ...".

Banyak kalimat yang di ucapkan,

Di sudut lain Rama melihat kedekatan Risha dan Reyhan dengan tatapan yang sulit dipahami,

"Nyatanya gak berhasil", ujar suara di sebelahnya,

"Belum", jawab Rama,

"Kalo masih cinta, kalo masih sayang, turutin apa mau dia, lepasin, kalo kamu masih maksa dektin dia, itu bukan cinta dan sayang, tapi nafsu", tambahnya denfan tatapan seolah memperhatikan Kepala Sekolah,

"Harus ku ulang, jangan ikut campur dalam masalah ini", tegas Rama,

"Ok fine, ak uh gak akan ikut campur dan gak akan halangin, tapi sekali pun jangan larang aku buat ngasih pembuktian, kalo mereka gak akan terpisah, karena aku yakin, mereka memang harus bersama", jawab orang itu masih dengan ekspresi seolah mendengarkan, bahkan ia merespon setiap kata dan kalimat yang sekiranya perlu di jawab.

🐎💨

"Hay sayang, pulang bareng aku yok kan kita searah", ajak Icha (Ada yang masih inget dia muncul di chapter mana? Baca lagi kalo gak inget),

"Sorry, gua bukan sapa-sapa lo, dan gua pulang langsung makan bareng Risha", jawab Reyhan acuh,

"Kalo gitu aku mau ikut", ujar Icha dengan nada genit,

"Boleh aja tapi jalan sendiri, gua boncengan sama Risha", jawab Reyhan masih sibuk dengan hpnya,

'Napa si sama anak itu cantik juga gua', batin Icha,

"Gimana?", tanya Reyhan,

"Hmm yaudah deh, makan dimana?", tanya Icha,

"Restoran Padang Mulya",

"Ha?", Icha terkejut, makanan di restoran itu terkenal paling mewah dan mahal, dan Reyhan mau ajak Risha makan disitu,

'Gila udah ganteng, tajir, mau ajak makan aja tempat yang semewah itu, dan gua boleh ikut, mimpi apa gua semalem, ni gak boleh di sia-siain, gua harus ikut daan, gua harus duduk dan ambil Reyhan dari cewek itu, harus',

"Lu bilang mau ikut kan?", tanya Reyhan sedikit menaikkan satu alisnya,

"I-iya, mau ikut", jawab Icha,

"Berangkat duluan aja, pilih tempat yang mana aja terserah", ujar Reyhan,

"Ok, aku berangkat duluan ya sayang",

"...".

"Yok jalan, ada yang mau ku omongin, sekalian ku anter sampe rumah ", ajak Rama

"A,,", belum sempat Risha menjawab Reyhan sudah datang,

"Ekhem, maaf ya lama, yok pulang",

"Gak papa, kok, dah yok jalan", jawab Risha langsung memeluk lengan kiri Reyhan,

"Yok", jawab Reyhan sambil berlalu meninggalkan Rama yang menatap mereka penuh arti,

'Apa gua harus bilang ke Reyhan ya kalo Risha sama gua dulu ada hubungan, dan bahkan sampe sekarang gua masih berharap Risha bakal jadi milik gua', batin Rama, tak ingin berlama ia pun segera pulang.

"Kemana kita?", tanya Risha menyadari kalau mereka tidak berbelok ke arah rumahnya tapi lurus,

"Suatu tempat", jawab Reyhan,

"Iyaa tapi kemana?", tanya Risha penasaran,

"Nanti juga tau, ikut aja", jawab Reyhan.

'Di taman dipinggir danau ketika senja,

Seorang gadis berdiri memegang sekuntum bunga mawar,

Rambut panjangnya tergerai,

Melambai indah tertiup semilir angin,

Entah apa yang ia pikirkan,

Namun raut wajah manisnya

menampakkan senyum kebahagiaan,

Satu kata yang terucap,

Indah'.

Reyhan. A. W,

24 Mei 2019,

Keindahan Yang Dikala Senja.

Reyhan menaruh bukunya, lalu berjalan kearah Risha yang berdiri menghadap danau menatap indahnya langit sore,

"Suka?",

"Banget, kamu?", tanya Risha,

"Suka", jawab Reyhan masih menatap senja yang menampakkan wajahnya,

"Sama kamu", lanjut Reyhan, kali ini ia menatap Risha, tatapannya terasa begitu lembut, Risha tau itu, ia langsung mengalihkan pandangannya, wajahnya memanas mendengar kalimat itu,

"Rey", panggil Risha,

"Ya?",

"Nulis apa tadi?", tanya Risha,

"Puisi", jawab Reyhan,

"Puisi?",

"Iya",

"Buat?",

"Buat seorang gadis yang kini menemaniku menikmati senja", jawab Reyhan,

Blussh,

Wajahnya semakin memanas,

"Rey" panggil Risha, walau ia menunduk ia tau Reyhan sedang melihatnya,

"Ya?",

"Aku mau jawab pertanyaan kamu seminggu yang lalu", kata Risha, perlahan ia memutar tubuhnya menghadap kearah Reyhan disampingnya yang kini telah menghadap kearahnya,

"Rey, maaf", ujar Risha sambil menunduk,

DEG,

"Maaf?", tanya Reyhan,

"Iya, maaf", jawab Risha,

"Maaf kenapa", tanya Reyhan penasaran, kenapa Risha minta maaf,

"Maaf, udah bikin kamu nunggu lama, jujur aku juga sama kamu, dan aku mau,  jadi pacar kamu", jawab Risha masih menunduk,

'Please jantung jangan gini, please muka jangan gini, please napas biasa napas biasa, please",

Greb

"Aku tau itu", 3 kata yang Risha dengar, selebihnya, pelukan hangat, begitu hangat,

Tes,

Air mata mengalir membasahi seragam olahraga Reyhan, Reyhan tau itu namun ia hanya diam, ia tau kalau itu bukan air mata kesedihan, mereka saling melempar senyum, menatal senja yang perlahan meredup berganti malam.

"Liat, senja udah selesai, turun yok, trus makan", ajak Reyhan yang dibalas anggukan Risha.

"Makasih ya", kata Risha setelah di rumah,

"Aku yang makasih", jawab Reyhan,

"Mau masuk?", tanya Risha, Reyhan menggeleng,

"Nggak, udah malem, aku langsung pulang aja, salam ya buat orang tua", jawab Reyhan,

"Hmm iya, hati-hati dijalan",

"Iya, dah aku pulang", jawab Reyhan dibalas anggukan Risha,

Tak lama Reyhan menghilang di ujung jalan.

🥔

Di restoran Padang Mulya ada seorang gadis masih berseragam olahraga sekolah yang menunggu dengan jenuh, banyak orang yang menawarkan diri untuk duduk menemani namun selalu ia tolak dengan alasan sedang menunggu seseorang, bahkan ini sudah kedua kalinya ia menghabiskan jus jeruknya dengan steak kentang yang masih belum disentuh sama sekali, para pelayan pun sampai heran dengan gadis itu yang terlihat bingung,  sedari sore masih belum pulang, entah siapa yang ditunggu.

"Katanya mau kesini, tapi gak dateng-dateng, padahal tempat ini spesial buat dia, Babang Reyhaan kamu dimanaa?",

Deg

"Apaan nih?"

Sejurus kemudian ia lemas ketika melihat status wa temannya,

'Akhirnya si cantik Risha pacaran sama balok es, hhh adem liatnya',

Tulisan itu yang membuatnya lemas, ditambah foto Reyhan dan Risha yang berpelukan berlatar senja diantara deretan bunga taman ditepi danau, menambah nyeri tenggorokannya.

"REYHAAAAAAAAAN!!!".

Bwahaaahahaha

Kasian Icha di PHP in,

Lagian sii tau gak suka masih di pepet,

Nyungsep gak tuh hahahaha

Gimana ceritanya?

Kaya ada gak jelasnya gitu ya hahaha,

Maaf ni mentemen beberapa waktu ini banyak hal yang harus di selesaikan,

Jadi nulisnya ketunda mulu,

Nulis ketunda updatenya juga ketunda,

Soalnya author nulis chapter trus publish, gak pake di tahan-tahan,

Keburu nguap idenya,

Segini aja dari author, 

Jangan lupa Vote sama Komentarnya ya,

Sampai jumpa minggu depan,

See You Next Time.