"Dua-duanya cantik dengan kelebihan masing-masing. Bu Halwa cantiknya seperti istri seorang pejabat. Aku berdoa agar Bu Halwa mempunyai suami seorang pejabat." ucap Yana sambil melirik Hafiz dan Amalia.
Halwa melihat tidak ada reaksi dari wajah Hafiz, bahkan sebaliknya wajah Amalia seperti terbakar mendengar ucapan Yana.
"Mas Hafiz, ayo kita ke kantor. Sudah waktunya jam bekerja." ucap Amalia seraya menggandeng lengan Hafiz.
Kedua tangan Halwa terkepal, namun kemudian Halwa bisa menguasai rasa kesal yang ada dalam hatinya.
"Aku tidak boleh di kuasai perasaan cengeng atau amarah. Aku harus bisa tenang, sampai waktu itu tiba. Sampai Fazrani melahirkan dan Mas Hafiz kembali padaku." ucap Halwa dalam hati sambil menyandarkan punggungnya pada kursi.
"Bu Halwa, ayo kita ke kelas." ajak Fazrani sangat tahu apa yang di rasakan Halwa saat ini.
Halwa menganggukkan kepalanya mengikuti Fazrani keluar dari kantor dan berjalan ke arah kelasnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com