susana kantin yang begitu ramai di kunjungi santriwati- santriwati yang ingin berbelanja. membuat alya harus bersabar menunggu pesanan. ibu saniah kewalahan menangani pesanan anak-anak. sering kali minuman yang ia bikin terjatuh tidak sengaja. krena nya alya menawarkan diri untuk membantu bu saniah dalam melayani anak-anak yang ingin membeli.
"mak, sini saya bantu" alya meraih minuman yang dipegang bu saniah
"oalah nak, suwun nggeh, tapi mending pean anter pesanan ustad kasep iku, "
"ustad kasep?sinten mak "tnya alya heran
" ustad anyar iku loh ndok"jlas bu saniah. alya langsung mengerti siapa yang dimaksud bu saniah, dia adalah ustad hanif karena hanya dia ustad baru yang masuk tahun ini.
"nggeh bu" alya mengambil bakso dan es jeruk yang diserahkan bu saniah kepada nya. kemudian alya berlalu dari kantin menuju kantor tempat para ustad beristirahat.
alya sangat deg-degan, karena sebentar lagi ia akan bertemu seseorang yang ia kagumi dalam jarak yang dekat. dia berjalan dengan sangat tenang tapi hati nya bergejolak. seumur hidup alya ia belum pernah suka sama seseorang. makanya ia sangat deg-degan.
alya yang memiliki paras cantik banyak menjadi sorotan dan disukai para ustad muda dan santriwan. tetapi karena sifat dingin dan cuek yang ia miliki membuat orang-orang mengurung niat nya.
"asalamualaikum, " ucap alya setiba nya didepan kantor.
"Walaikumsalam" yah, ada apa alya? " tanya ustad arif
"ini tad mau nganter pesanan ustad hanif" ucap alya yang masih berdiri diambang pjntu.
"oh, ya. tafadhol(silahkan) masuk,. meja nya dipojok belakang ya" tunjuk ust arif dan dibalas anggukan oleh alya.
alya berjalan ke arah kursi belakang yang diarahkan ustad arif kepada nya. disana ustad hanif dengan khusyu nya membaca kitab yang tebal.
"asalamualaikum.ustad, ini pesanan nya" ucap alya menunduk dengan mata melirik kearah ustad hanif.
"waalaikumsalam, iya. letakan disini" ucap ustad hanif tanpa melihat kearah alya. "makasih ya" ucap ustad hanif lagi dengan pandangan masih menunduk.
"iya tad" melihat reaksi ustad hanif alya langsung pergi meninggalkan ruangan.
bukan nya ia merasa sakit karena orang yang ia kagumi cuek, bahkan rasa suka nya bertambah, karena ustad hanif menjaga pandangan nya.
suasana kantin yang tadi nya ramai kini hanya tinggal beberapa anak saja. ia kembali menemui bu saniah dan memesan makanan untuk nya dan maryam.
alya membawa cilok dan es teh ke tempat maryam menunggu. ia sangat yakin sesampainya ia disana ia pasti mendapat amukan sahabat nya itu. dan benar saja, sekali melihat batang hidung alya maryam langsung mengomel.
"kau beli makanan nya dimana? diturky sana. " oceh maryam setiba nya alya. "lama sekali kau". alya cengar cengir melihat reaksi maryam. kemudian menyodorkan cilok pesanan maryam.
" tadi disuruh bu saniah nganter pesanan ustad hanif" ucap alya mengambil posisi duduk disamping maryam. dan hal itu seketika membuat maryam teriak.
"astaghfirullahalazim" ucap alya
"yang bener kau? "tanya maryam antusias. dijawab alya dengan anggukan.
" kenapa kau tidak suruh aku saja"
"gimana mau nyuruh, orang buru-buru kok"
"ah, kau ini. aku itu ingin mengenal calon ku lebih jauh lagi" ucap maryam senyum
"dih, udah lah.. makan tu cilok ntar keburu dingin. protes lagi lu. "
alya mengetahui bahwa sahabat nya ini juga menyukai orang yang ia sukai. tetapi alya tidak merasa sakit hati. karena ia tau rasa suka itu adalah anugrah dari allah yang diberikan kepada setiap orang. jadi dia tidak bisa menghalangi atau mencegah rasa suka tersebut. karena itu manusiawi. dan jika pun sahabat nya ini kelak yang mendapatkan ustad hanif. ia tidak merasa sedih. karena dia sudah menerima resiko itu sebelum ia meneruskan perasaan suka nya ini.
🌼🌼🌼
matahari takut kehilangan sinar nya
bintang takut kehilangan cantik nya
laut takut kehilangan ombak nya
begitupun aku yang takut kehilangan mu
"haiyaiayaiya... slebew,buk!buk!buk".maryam yang sedari tadi mengarang puisi merasa baper sendiri diranjang nya dan menendang ranjang alya yang diatas nya.
alya yang merasa terganggu akibat tendangan maryam dari bawah, menjulurkan kepala nya kebawah.
" ketelen cicak lu mar? " tanya alya.
"yailah,aku lagi mengarang puisi ini, untuk calon ku" ucap maryam dengan Senyum-senyum.
"iya kali, tapi gak usah main tendang-tendang juga, jantungan gua"
"baper loh aku, makanya tendang-tendang"
"baper lu kok aneh ya, kayak kesurupan gitu"
kemudian alya kembali ke posisi tidur nya, dan tidak menghiraukan maryam lagi. kini suara maryam terdengar sayup-sayup, alya mulai memejamkan mata nya.
tiit,,, tiiitt,, tiitt. !! alya meraba-raba kasur nya mencari sumber suara dan menekan tombol off. ia membuka mata nya malas melihat benda yang berbunyi tersebut. jam menujukan jam 2 dini hari. alya pun memaksakan dirinya untuk bangkit dari tempat tidur nya dan menuruni tangga ranjang dengan hati-hati.
ia berjalan ke kamar mandi dengan rasa kantuk. setangkup sampai tiga tangkup ia basahi wajah nya sampai bagian terakhir, setelah ia mengambil wudhu kemudian membentangkan sajadah nya,
4 jam yang lalu asrama yang tadi nya ramai dengan suara anak-anak kini sudah sepi. maryam yang tadi nya asik mengoceh kini tertidur dengan pulas nya, membuat alya tidak tega membangun kan nya.
bacaan alfatihah yang keluar dari mulut alya terdengar pelan,ia melakukan solat sunah dengan khusyu'. setelah salam terakhir solat tahajud nya. alya mengadahkan tangan berdoa meminta ampunan kepada sang kholik.
"ya allah, bangunnya hamba disepertiga malam ini untuk meminta ampun kepada mu, atas dosa-dosa yang telah ku perbuat. ya allah. jujur hamba tidak pernah meminta rasa ini hadir. tapi hamba sangat menghargainya dan menjaganya agar tidak menjadi kemaksiatan. ya allah,,, ku utarakan segala isi hati ku bahwa aku memang mencintainya. " setelah alya menutupi doa sepertiga malam nya, alya kembali ke tempat tidur nya, membaca Al-Quran sampai ia tertidur.