webnovel

Jika Kamu Terlalu Banyak Minum Obat ini, Otakmu akan Rusak

Editor: Wave Literature

Jiang Mianmian sedang mengernyitkan dahi, hanya sekilas saja, namun ekspresi itu sudah benar-benar kentara. Apa… Apa itu akan sangat menyakitkan? Tidak… tidak terlalu menyakitkan! Pikirnya. Perasaan mengganjal dan tidak sabar telah membuat kakinya terus bergerak-gerak.

Meski begitu, baik mata dan tangan Zhan Muqian bergerak dengan sangat cepat dan segera memegang pantat Jiang Mianmian menggunakan telapak tangannya yang besar agar gadis itu tidak langsung duduk di pahanya. Tanpa disadari, dia dapat merasakan suhu tubuhnya membuat sesuatu yang bergemuruh muncul pada dirinya, lalu dengan kedua matanya yang tampak terkejut dia bertanya, "Berapa banyak obat yang kamu minum?"

"Tidak banyak, hanya tiga!" Jiang Mianmian perlahan mengangkat jari-jari mungilnya. Kemudian, sambil menyipitkan matanya seperti kucing, dia menyadari bahwa dirinya sedang memperlihatkan angka empat.

Melihat itu, maka Zhan Muqian tidak bisa menahan diri dan langsung tertawa, sembari membantu Jiang Mianmian mengenakan kembali celana dalamnya yang sudah setengah terbuka. Di waktu yang bersamaan, satu tangannya yang lain sedang mengelus pipinya yang mulai memerah, "Terang saja jika seperti itu. Tapi, obat ini dapat merusak otakmu."

Namun, Jiang Mianmian tidak sempat mendengar kata-kata ironisnya, karena sudah lebih dulu jatuh pingsan. Zhan Muqian pun langsung menggendongnya dan membawanya pergi menuju kabin. Ketika dia meletakkannya di atas ranjang, seketika itu pula si gadis kecil langsung bergumam dalam keadaan setengah sadar, "Paman, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya. Semua akan baik-baik saja, aku akan bersikap lembut kepadamu. Tapi, apa kamu yakin bahwa kamu akan terus menolak seperti ini?"

Zhan Muqian bangkit berdiri dan mulai mencari obat di kotak obat, lalu menuangkan segelas air dan membalikkan badan, lalu bertanya, "Rumor apa yang pernah kamu dengar tentangku?"

Jiang Mianmian mulai menggigit jari putih mungilnya dan berkata, "Baiklah, ada lebih dari sepuluh juta pasukan yang berada di bawah kepemimpinan Panglima Zhan. Bahkan, ayahku yang menyebalkan itu pasti akan terkagum-kagum dengan pencapaianmu. Pria yang hampir berusia 30 tahun, tapi dia masih belum menikah dan sama sekali tidak pernah berdekatan dengan wanita mana pun. Kalau bukan seorang gay, mungkin kamu punya 'masalah' lain yang harus disembunyikan." Seketika itu juga, dia menyipitkan matanya ke arah Zhan Muqian. Dia berpikir kalau pria di hadapannya itu adalah sosok yang sangat tampan, bahkan mampu membuat ribuan wanita mimisan dan merasa menyesal bila mereka gagal memilikinya. 

Sebaliknya, Zhan Muqian mulai menyipitkan matanya tajam, lalu mencubit pipi Jiang Mianmian dengan jari-jarinya yang panjang, hingga akhirnya mulai memberinya obat dan air hangat. Sambil tersenyum, dia berkata, "Kalau saja Nona Jiang sudah matang, mungkin aku dengan senang hati akan mencobanya." Kemudian dia bangkit berdiri dan membusungkan dada dengan tidak puas, sembari berkata serius, "Kamu hanya seorang gadis kecil. 'Mereka berdua' itu cuma 36-D!" Setelah itu, dia tidak sanggup lagi menahan diri dan langsung tertawa terbahak-bahak.

Pada saat itu, Jiang Mianmian pun merasa terhina, lalu dia mulai mengulurkan tangannya, meraih tangan besar Zhan Muqian dan menekan dadanya. Sementara pria itu lalu memindahkan tangannya dengan dingin, lalu berkata, "Aku sedang bicara tentang usia. Kenapa ada banyak kecurigaan di dalam benakmu? Bukankah kamu sudah dewasa?"

Mata Jiang Mianmian pun melebar dan wajahnya terus berusaha menepis pernyataan tersebut.

"Kalau kamu masih mengingatnya dengan baik, maka dalam tiga bulan mendatang, kamu akan berusia 18 tahun."

Jiang Mianmian tiba-tiba naik ke atas tempat tidur, lalu memindahkan tangan dan kakinya, serta memalingkan wajahnya dari Zhan Muqian. "Jadi, apa kamu tidak tertarik dengan tubuh montokku? Tapi, aku membutuhkanmu malam ini!" Katanya.

***

Keesokan paginya.

Jiang Mianmian yang seakan kepalanya baru saja pecah, tiba-tiba terbangun dengan jeritan melengking yang mengiris telinga. Bagaimana tidak, ada bekas tinju berwarna merah muda di matanya sehingga membuatnya kesulitan untuk membuka mata. Selain itu, rasa sakit di sekujur tubuhnya telah membuatnya kesulitan untuk bernapas.

Jiang Li sedang berada di sana dengan seorang detektif profesional yang membawa kamera dan terus memotret Jiang Mianmian di hadapan mereka. Kondisinya saat itu terlihat agak kacau. Semalam, dia bersikeras untuk meniduri sang panglima perang, Zhan Muqian, bahkan sampai mengancamnya demi membatalkan perintah presiden, namun panglima yang seperti gunung es itu tidak mengindahkan permintaannya. Tapi… kenapa di pagi hari ini, baik tangan dan kakinya sama-sama berwarna biru dan ungu? Bahkan, ada rasa sakit yang tajam pada bagian pahaku? Batinnya.

Jiang Li sedang menatap Zhan Muqian yang sudah mengenakan pakaian rapi lalu kembali menoleh ke arah Jiang Mianmian, hingga membuatnya berkata tajam, "Kakak, bagaimana mungkin kamu melakukan semua ini dan menghancurkan martabat keluarga? Kamu benar-benar sudah menjebak sang panglima perang. Kalau begitu, aku akan mengatakan yang sejujurnya kepada Ayah!"

Jiang Mianmian pun menatap Jiang Ling yang sedang kesulitan untuk menyembunyikan ekspresi sedih dan cemburunya sembari bangkit perlahan dari ranjang dan meremas pinggangnya yang sakit, "Jiang Li, kamu salah paham denganku. Semalam, apa yang kulakukan bersama Paman Zhan hanya bercinta."