webnovel

Najma Yang Malang

"Begitulah Umi ceritanya, Alif benar-benar yakin kalau bayi itu adalah Najma." Azka tersenyum, dia semakin yakin kalau putranya memang berjodoh dengan Najma.

"Alif, semua sudah berlalu, Sayang. Sekarang apa rencanamu setelah tahu kalau Najma masih hidup dan kamu juga sudah bertemu dengannya?" Umi Azka menepuk bahu putranya yang duduk di sebelahnya.

"Karena Najma masih hidup, tentu Alif akan mengkhitbahya Umi. Alif akan memintanya langsung kepada om Kaif dan Tante Ashila nanti setelah mereka datang." Umi Azka tersenyum. Putranya ini memang tidak mudah berpaling.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter keluar dari ruang UGD. Wajahnya terlihat sedang mencari keluarga pasien di dalam, dokter kemudian menghampiri Umi Azka dan Alif.

"Apakah kalian keluarga pasien di dalam?" Alif dan umi Azka menganggukkan kepalanya.

"Bisa ikut saya?" Alif dan Umi Azka kemudian mengikuti dokter ke ruangannya.

"Silahkan duduk Ibu, Mas..." Dokter mempersilahkan Alif dan Umi Azka duduk di dalam ruangannya.

"Bagaimana keadaan putri saya, Dokter?" tanya Umi Azka panik, Alif juga sama, keduanya sangat mencemaskan orang yang mereka sayangi.

"Pasien terjatuh dari tempat yang tinggi, pelipisnya mengalami sobek karena mungkin terbentur sesuatu saat terjatuh, kakinya kirinya mengalami keretakan begitu juga dengan pergelangan tangan kirinya(fraktur Colles) karena posisi jatuhnya ke kiri. Jadi, untuk sementara waktu, dia tidak boleh beraktifitas sama sekali sampai keadaannya membaik." Alif dan Umi Azka mengangguk.

Dokter juga mengatakan kalau posisi tangan dan Kakinya masih sangat bagus dan kalau Najma mengikuti saran dari dokter untuk beristirahat total, Najma akan bisa beraktifitas kembali setelah satu bulan.

"Luka pasien juga tidak terlalu serius, kami sudah melakukan pemeriksaan secara keseluruhan jadi kalian bisa membawa pulang pasien. Tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan perawatan di rumah." Dokter kemudian menjelaskan kepada Alif dan Umi Azka apa yang harus mereka lakukan saat merawat Najma di rumah.

"Untuk meringankan rasa sakit dan bengkak akibat keretakan atau fraktur Colles, kalian dapat menyuruh pasien mengangkat pergelangan tangannya di atas bantal atau bagian belakang kursi di atas level jantung pasien setiap hari. Kompres dengan es pada pergelangan tangan yang retak juga bisa membantu mengurangi pembengkakan.

"Lakukanlah kompres selama lima belas sampai dua puluh menit setiap dua hingga tiga jam selama dua hingga tiga hari. Pasien dapat minum obat penghilang rasa sakit yang sudah saya tuliskan di dalam resep." Alif dan Umi Azka mengangguk.

"Jangan mencoba merenggangkan pergelangan tangan yang retak, dan menggerakkannya tanpa berkonsultasi dengan dokter. Hal ini untuk menghindari kemungkinan bertambah buruknya kondisi pergelangan tangan pasien.

"Karena keretakan yang di derita pasien tidak terlalu serius, saya tidak memberikan gips tetapi hanya memberi belat ringan pada pergelangan tangan pasien dan membiarkannya sembuh. Dan waktu yang di butuhkan paling sedikitnya tiga minggu sampai satu bulan baru belat di kaki dan pergelangan tangannya akan kami lepas." Alif dan Umi Najma mengangguk.

Setelah mendengar penjelasan dokter dan menebus resep obat milik Najma, Alif dan Umi Azka membawa Njama pulang ke pesantren. Saat tiba di pesantren, hari sudah sangat larut, mereka tiba pukul satu dini hari.

Kyai Ahfaz, Kyai Kaif dan Umi Ashila sudah menunggu di ndalem, kedua orangtua Najma baru sampai karena saat diberitahu kalau Najma mengalami kecelakaan, keduanya sedang menghadiri sebuah undangan di Kediri. Mereka harus menyelesaikan dulu tanggungjawab mereka sebagai pengisi acara yang di undang secara khusus oleh pemilik acara.

Alif menggendong Najma dan membawanya menuju ke dalam kamarnya. Kyai Ahfaz, Kyai Kaif dan Umi Ashila menatapnya dengan mulut menganga, putranya itu benar-benar tidak menganggap keberadaan mereka yang berada di ruang tamu yang menunggu dengan cemas kedatangan mereka. Sementara Umi Azka berjalan di belakang Alif sambil memandang ketiga orang di ruang tamu dengan pandangan rumit.

Akhirnya, mereka semua mengikuti Alif ke dalam kamarnya. Najma sudah tertidur karena memang sudah mengantuk sejak berada di rumah sakit tadi. Setelah sadar dan di beri obat, Najma kembali tertidur sampai Alif dan Umi Azka membawanya kembali.

"Alif, kamar Najma di belakang. Dia tinggal satu kamar bersama dengan Aghnia. Kenapa kamu malah membawanya ke sini? Umi Azka menegur putranya. Kyai Ahfaz, Kyai Kaif dan Umi Ashila menganggukkan kepalanya. Mereka sebenarnya masih agak takut menghadapi Alif karena mereka telah menyembunyikan kebenaran tentang Najma kepadanya.

"Mulai malam ini, Najma akan tinggal di kamar ini sampai dia sembuh. Aku sendiri yang akan merawatnya dan aku tidak akan membiarkan orang lain melakukannya. Aku yang akan menjaganya mulai saat ini. Aku tidak mau kehilangan dia lagi." Semua orang bingung dengan sikap Alif, setelah belasan tahun, sikapnya tentang Najma sama sekali tidak berubah.

"Tetapi kalian..." Kyai Ahfaz dan Umi Azka memperingatkan Alif tentang keduanya yang mulai beranjak dewasa.

Alif menatap semua orang dan menghela napas sebentar lalu mengatakan sesuatu yang membuat kedua orang tuanya dan orangtua Najma membelalakkan matanya karena tidak percaya dengan apa yang Alif katakan.

Memangnya apa yang Alif katakan ya?

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Sholikhatin_Nikmahcreators' thoughts