webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 67-Mulai terjerat

Rasa rindu yang tak terbendung meluap begitu saja. Sepasang manik terlihat basah oleh bulir bening yang sedari awal telah menganak sungai di kelopak mata. Kali ini air mata Sabrina yang luruh di pipi bukan karena luka sayatan di hati akan tetapi, rasa haru dan bahagia melepas rasa rindu yang tengah membara di hati.

"Kamu kemana saja, Nak?" ucap Bramantio lirih. Diusapnya pipi Sabrina yang nampak basah oleh air mata yang tumpah. "Ayah sangat rindu sama kamu! Berbagai upaya telah Ayah lakukan agar dapat menemukanmu, namun selalu saja nihil," imbuhnya mengutarakan isi hati.

"Maafkan Ayah!" ungkap Bramantio penuh rasa bersalah. Ia mungkin telah menorehkan rasa luka di hati anaknya itu. Bagai sampah, Sabrina seolah dibuang begitu saja tanpa pernah ia tengok bahkan untuk sekedar mengetahui keadaannya di pernjara dahulu. Rasa bersalah itu kian bertambah parah tatkala tak pulang ke rumah selepas hukumannya selesai.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com