"Apa!' Azka terbelalak. Lagi-lagi bayangan Sabrina selalu membuatnya telat masuk kantor. Beruntungnya dia bekerja di perusahaan papahnya jadi tak akan yang berani menegur selain Pak Yuzril.
Dengan tergesa-gesa Azka berlari ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Beruntung, sakit di pinggangnya telah pergi entah kemana sehingga ia tak dapat merasakan kesakitannya lagi.
Sementara Nazwa yang masih mematung di depan pintu kamar Azka, menggeleng-gelengkan kepala melihat kekonyolan tuan mudanya kali ini. "Tidak disangka, Tuan Azka. Segokil itu," desisnya seraya tertawa geli.
Ia kemudian membalikkan badan dan kembali ke lantai satu dimana Sabrina tengah memasak sendirian di dapur.
"Azka sudah bangun, Naz?" tanya Bu Yeni saat melihat Nazwa menuruni anak tangga.
"Sudah, Bu," jawab Nazwa sopan.
"Mana, Sabrina!" ketus Bu Yeni sekali lagi.
"Di dapur, Bu Bos. Lagi masak."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com