webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 267-Yang beku telah mencair

Di kantor Assegaf Group di ruangan Samudra, tampak dua insan yang tengah dimabuk asmara itu berkerja dengan tidak fokus. Nazwa dan Samudra yang berada satu ruangan terlihat kaku dan tak sebebas sebelumnya. Keduanya saling malu-malu dengan saling melemparkan tatapan satu sama lain. Tersenyum dengan raut wajah merona berseri tanpa saling bicara.

Hingga akhirnya saat jam istirahat tiba, Samudra tampak beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan mendekat ke arah Nazwa yang masuh duduk di kursinya.

"Makan siang yu," ajak Samudra tanpa lagi malu-malu.

"Kemana?" tanya Nazwa pelan. Dimana mulut bawelnya? Entahnya tiba-tiba wanita ini terlihat jaga image dan tak bertingkah berantakan lagi.

"Kemana aja, yang penting makan," jawab Samudra. Tatapan tajamnya kali ini sama sekali tak terlihat menakutkan. Nazwa meraka tatapan tajamnya mampu menembus ke dalam hati dan mendebarkan jantungnya.

"Oke!"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com