webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 260-Saling bercerita

"Mas kok jalannya pelan sih, kamu masih lelah dengan permainan tadi," tanya Sabrina saat ia merasa kalau mobil Azka melaju dengan pelan.

"Lelah dari mananya, badanku malah kebih fresh dan fit kok," jawab Azka dengan yakinnya.

"Terus kenapa pelan gini sih nyetir mobilnya. Udah tahu kita terlambat begini," cicit Sabrina.

"Sengaja sayang. Kamu kan sedang hamil. Jadi tidak boleh kencang-kencang. Lagi pula kamu pasti lemas karena permainan tadi kan," goda Azka pada Sabrina tersenyum-senyum.

"Apaan. Kamu kali yang lemas." Sabrima mengejek.

"Eh jangan salah, bisa dibuktikan nanti malam lanjur ronde ke dua," tantang Azka.

"Ah jangan dong! Aku kan cape," tolak Sabrina merengek manja.

"Nah kan ketahuan siapa yang lemas," ejek Azka sambil menepuk-nepuk paha Sabrina dengan tangan kirinya.

Sabrina hanya tersenyum tipis tersipu malu. Ia memang merasa tak kuat jika harus bermain untuk yang kedua kalinya malam nanti.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com