webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 241-Meminta maaf

Saat ini, Nazwa sudah mengemudikan kendaraan roda empat milik Samudra. Mereka dalam perjalanan menuju kantor.

Nazwa mulai tenang, ia tak terlihat resah seperti sebelumnya. Sepertinya Nazwa memang sudah pasrah dengan apa saja yang akan terjadi nanti.

Sesampainya di kantor, Samudra langsung berjalan menuju ruangan kantornya yang langkahnya diikuti Nazwa di belakangnya.

"Tunggu, Pak Samudra!" Nazwa menggagalkan langkah Samudra.

"Ya!" sahut Samudra saat langkahnya terhenti.

"Pak Samudra harus menemui Pak Azka di ruangannya." Nazwa memberi kabar meyakinkan majikannya.

"Untuk apa?" tanya Samudra biasa saja.

"Saya tidak tahu, Pak Azka sudah menunggu di ruangannya," imbuh Nazwa.

"Oke!" Samudra berbelok arah. Ia mengalihkan tujuannya menuju ke ruangan Azka. Ia berjalan dengan santainya.

Azka yang saat ini memang sudah berada di dalam ruangannya, tampak sudah duduk dan memulai aktivitaanya.

Suara pintu itu diketuk dari luar.

"Masuk!"

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com