Tanpa mengatakan sesuatu terlebih dahulu, sebuah tamparan keras mendarat di pipi Sabrina saat ia telah berdiri di dekat ibu tirinya.
Sabrina tampak memegang pipinya yang sebelah kiri. Tamparan keras itu membuat wajahnya terpanting ke arah kanan.
"Apa-apaan ini, Bu?" tanya Sabrina merasa aneh. Sebelah tangannya masih saja memegang pipinya yang terasa sakit. Bahkan sakit hatinya mungkin lebih parah dibanding pipinya.
Sabrina menatap wajah Mesya dengan aneh. Bulir beningnya pun turut serta tumpah bersamaan dengan sakitnya tamparan pada pipinya. Baru saja Sabrina merasakan jika Mesya sudah mulai membaik padanya, namun tamparan ini begitu saja mematahkan itu semua.
"Kamu masih bertanya sama, Ibu? Apa kamu memang sengaja pura-pura tidak mengerti dengan kedatangan ibu kesini?" Mesya berbicara dengan hardiknya.
"Aku sungguh tidak mengerti, Bu. Mengapa tiba-tiba Ibu semurka ini terhadap aku? Apa salahku?" tanya Sabrina tampak sedu. Isi dadanya melemah saat menerima kemurkaan ibu tirinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com