webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbano
Classificações insuficientes
292 Chs

Bab 231-Gagal bertemu

Samudra tampak terkejut saat mendengar. "Penyelidikan apa?" tanya Samudra sambil mengernyitkan dahi. Ia tampak penasaran dengan penuturan Azka kali ini.

"Penyelidikan atas kecelakaan mobil, Papah. Katanya mereka akan segera melaporkan hasilnya. Aku sudah menunggu laporan mereka cukup lama. Semoga akan ada hasil yang menjelaskan pelakunya," lanjut Azka dengan cerita yang sama. Ia merasa semringah semoga laporan orang kepercayaannya kali ini membawa kabar yang cukup menjelaskan hasilnya.

'Apa! Gawat kalau misalkan orang-orang Azka mengetahui hasil sebanarnya,' resah Samudra dalam hatinya. Tentu ia merasa gelisah dengan kabar yang membuat dirinya bisa terancam.

"Oh iya, Bang Azka. Aku baru saja ingat kalau hari ini harus pergi, sementara masih ada urusan kantor yang belum selesai." Samudra berusaha membuat Azka sedikit melambat.

"Urusan apa?" Azka tampak mengernyitkan dahi. Ia merasa jika urusan kantor sudah selesai dan ia sudah bisa pulang.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com