Azka dan Sabrina saling melempar tatapan penuh rasa penasaran. Azka kembali mengalihkan perhatiannya pada Samudra.
"Siapa wanita yang menuduhmu itu?" Azka kembali bertanya.
"Sudah lah tak usah dibahas lagi, kita mulai saja makan siangnya. Yang paling penting masalah kalian berdua terselesaikan," jawab Samudra.
Azka memang telah memesan makanan untuk Samudra dan juga Nazwa sehingga di meja makan itu sudah tersaji beberapa makanan kesukaan masing-masing.
"Oke, mari kita makan dulu ya," balas Azka yang turut serta dengan keinginan Samudra.
Semua yang berada di tempat makan itu tampak mulai mengambil makanannya masing-masing. Makan siang yang penuh dengan kebahagiaan itu tercipta begitu indah diantara semua yang duduk di sana.
Namun, senyuman Nazwa kali ini terlihat memaksa. Ia masih saja dengan perasaan tidak enak saat melihat raut wajah Samudra yang sesekali meliriknya sinis.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com