Bola mata Cantika terbelalak saat satpam rumah Assegaf berniat meminta izin pada majikannya.
"Hei tutup sambungan teleponnya!" sergah Cantika seraya meluruskan telunjuknya ada satpam Adam.
"Maaf, Mba. Saya hanya menjalankan tugas saja." Adam tampak menurunkan benda pipih miliknya dari telinga.
"Saya bukan orang asing ya! Saya adiknya, Sabrina! Saya ingin bertemu kakak saya masa harus izin Azka?" Cantika tampak sinis.
"Tapi, Mba-,"
"Buka pagarnya! Atau saya telelon Sabrina sekarang juga!" potong Cantika penuh penekanan.
Adam tampaknya kebingungan, satu sisi memang benar jika wanita yang ada di luar pagar itu memang saudara majikannya. Akan tetapi di sisi lain, Adam juga diperintahkan untuk melapor disetiap ada orang asing yang hendak bertamu.
'Benar juga kata wanita ini, dia memang bukan orang asing sih,' resah Adam dalam hatinya.
"Heh Satpam! Cepat buka pagarnya!" pinta Cantika memaksa. Ia sudah geram melihat satpam rumah Azka.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com